Tantangan unik bagi para Dubes di Vatikan
Para Duta Besar untuk Takhta Suci yang tinggal di Roma adalah sekelompok kecil wanita maupun pria dengan latar belakang dalam bidang diplomasi dan politik dan bahkan teologi baik Katolik, Ortodoks atau Islam.
Mereka memahami adanya kebingungan publik tentang mengapa sebuah negara yang menganut pemisahan Gereja dan negara – mengirim diplomatnya untuk Takhta Suci atau Vatikan.
Kota Vatikan adalah sebuah negara independen, tapi Takhta Suci – kantor pusat Gereja Katolik – yang memiliki hubungan diplomasi penuh dan resmi dengan 179 negara.
Anne Leahy, Duta Besar Kanada untuk Takhta Suci, adalah seorang diplomat karir yang menjabat sebagai Duta Besar untuk Rusia tahun 1996-1999.
Wanita itu mengatakan ia meminta untuk diangkat sebagai Duta Besar untuk Vatikan, karena “saya ingin memahami lebih jauh tentang Takhta Suci sebagai entitas internasional, entitas berdaulat,” yang juga berfungsi sebagai pemerintah Gereja Katolik di seluruh dunia.
Di bidang hubungan internasional, Takhta Suci memiliki “bobot dan pengaruh,” tetapi seorang duta besar bisa mendapatkan apresiasi penuh kalau “hanya dengan berada di tempat tersebut,” kata Leahy, salah satu dari 20 Dubes wanita untuk Takhta Suci.
Dari 179 negara yang memiliki pertukaran duta besar dan Duta Besar Vatikan, hanya 80 negara memiliki duta besar mereka yang tinggal di Roma.
Sebagian besar yang lain dilayani oleh duta besar yang tinggal di negara seperti Swiss, Perancis, Jerman atau negara lain, dan hanya sesekali pergi ke Vatikan.
Sumber: Diplomats find unique challenges at Holy See
Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com
Mereka memahami adanya kebingungan publik tentang mengapa sebuah negara yang menganut pemisahan Gereja dan negara – mengirim diplomatnya untuk Takhta Suci atau Vatikan.
Kota Vatikan adalah sebuah negara independen, tapi Takhta Suci – kantor pusat Gereja Katolik – yang memiliki hubungan diplomasi penuh dan resmi dengan 179 negara.
Anne Leahy, Duta Besar Kanada untuk Takhta Suci, adalah seorang diplomat karir yang menjabat sebagai Duta Besar untuk Rusia tahun 1996-1999.
Wanita itu mengatakan ia meminta untuk diangkat sebagai Duta Besar untuk Vatikan, karena “saya ingin memahami lebih jauh tentang Takhta Suci sebagai entitas internasional, entitas berdaulat,” yang juga berfungsi sebagai pemerintah Gereja Katolik di seluruh dunia.
Di bidang hubungan internasional, Takhta Suci memiliki “bobot dan pengaruh,” tetapi seorang duta besar bisa mendapatkan apresiasi penuh kalau “hanya dengan berada di tempat tersebut,” kata Leahy, salah satu dari 20 Dubes wanita untuk Takhta Suci.
Dari 179 negara yang memiliki pertukaran duta besar dan Duta Besar Vatikan, hanya 80 negara memiliki duta besar mereka yang tinggal di Roma.
Sebagian besar yang lain dilayani oleh duta besar yang tinggal di negara seperti Swiss, Perancis, Jerman atau negara lain, dan hanya sesekali pergi ke Vatikan.
Sumber: Diplomats find unique challenges at Holy See
Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.