SEMINAR SEHARI KWI, MENCARI MAKNA 50 TAHUN HIRARKI INDONESIA
13 Oktober 2011 08:39
13 Oktober 2011 08:39
(13/10/2011)Uskup bukan wakil Paus, Uskup adalah wakil Yesus Kristus, demikian, tandas Mgr. FX.Hadisumarta .O.Carm pada Seminari Sehari , Rabu 12 Oktober 2011 di Kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)- Jakarta. Seminar dalam rangka memperingati HUT ke-50 Hirarki Gereja Katolik Indonesia ini mengambil tema Menuju Gereja Yang Makin Mengindonesia.
hirarkiTampil sebagai pembicara dalam forum ini antara lain Rm. Ignatius L.Madya Utama, SJ; P.John Manford Prior, SVD, Sri Palupi, Dr,Ery Seda dan Dr.J. Kristiadi. Untuk menjadi klerus yang mandiri tandas John Prior, para klerus harus ‘ balik ke asal' (back to basic) yang adalah Kristus sendiri baik dalam opsi isi pewartaan maupun dalam cara pewartaan. Untuk itu menurut Sri Palupi, Klerus yang mengindonesia adalah mereka yang menjadikan penderitaan dan kecemasan masyarakat Indonesia sebagai duka dan kecemasannya. Para Klerus tidak dapat lagi memfokuskan diri dan pelayanannya hanya pada felt need (kebutuhan yang dirasakan oleh mereka sendiri) tetapi pada real need (kebutuhan yang menyata di tengah umat), tambah Ery Seda. Olehkarena itu, seminar ini menganjurkan agar formasi para calon imam hendaknya diperhatikan untuk mampu mengintegrasikan ilmu, iman dan umat (realitas) dalam selauruh kehidupannya (lives), dalam pelayanan (services) dan dalam tata pelayanan (ministry)
undanganSeminar ini dihadiri oleh para awan katolik, Uskup. imam, Suster. Diharapkan peringatan 50 tahun hirarki Gereja Katolik Indonesia tidak hanya diisi dengan kegiatan-kegiatan seremonial, tetapi terutama mencari dan menemukan makna kehadiran Yesus Kristus di dalam realitas dan wajah bangsa Indonesia dalam diri umat katolik dan para pemimpinnya.
Agus duka,svd
Disadur dari : www.mirifica.net
hirarkiTampil sebagai pembicara dalam forum ini antara lain Rm. Ignatius L.Madya Utama, SJ; P.John Manford Prior, SVD, Sri Palupi, Dr,Ery Seda dan Dr.J. Kristiadi. Untuk menjadi klerus yang mandiri tandas John Prior, para klerus harus ‘ balik ke asal' (back to basic) yang adalah Kristus sendiri baik dalam opsi isi pewartaan maupun dalam cara pewartaan. Untuk itu menurut Sri Palupi, Klerus yang mengindonesia adalah mereka yang menjadikan penderitaan dan kecemasan masyarakat Indonesia sebagai duka dan kecemasannya. Para Klerus tidak dapat lagi memfokuskan diri dan pelayanannya hanya pada felt need (kebutuhan yang dirasakan oleh mereka sendiri) tetapi pada real need (kebutuhan yang menyata di tengah umat), tambah Ery Seda. Olehkarena itu, seminar ini menganjurkan agar formasi para calon imam hendaknya diperhatikan untuk mampu mengintegrasikan ilmu, iman dan umat (realitas) dalam selauruh kehidupannya (lives), dalam pelayanan (services) dan dalam tata pelayanan (ministry)
undanganSeminar ini dihadiri oleh para awan katolik, Uskup. imam, Suster. Diharapkan peringatan 50 tahun hirarki Gereja Katolik Indonesia tidak hanya diisi dengan kegiatan-kegiatan seremonial, tetapi terutama mencari dan menemukan makna kehadiran Yesus Kristus di dalam realitas dan wajah bangsa Indonesia dalam diri umat katolik dan para pemimpinnya.
Agus duka,svd
Disadur dari : www.mirifica.net
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.