RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXVIII, Jumat 14 Oktober 2011
Kalistus I, Gonzalo dr Lagos, Yohanes Ogilvie
Rm 4:1-8, Mzm 32:1-2,5,11, Luk 12:1-7
Kalistus I, Gonzalo dr Lagos, Yohanes Ogilvie
Rm 4:1-8, Mzm 32:1-2,5,11, Luk 12:1-7
BACAAN INJIL
Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi. Tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah. Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia! Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.
RENUNGAN:
“Burung pipit yang kecil, dikasihi Tuhan, terlebih diriku, dikasihi Tuhan.”
Kita mungkin masih ingat syair nyanyian minggu gembira ini. Lagu ini menggambarkan bahwa Tuhan mengasihi burung pipit yang kecil, yang nilainya tidak seberapa, apalgi kita manusia yang sangat berharga di mata Tuhan. Lagu ini mengungkapkan kasih Allah kepada kita sehingga kita boleh bersyukur, boleh bangga atas kasih Tuhan pada kita.
Kiranya nyanyian ini tentu berinspirasi dari Injil yang kita dengarkan hari ini. Yesus mengingatkan dan meneguhkan para murid supaya tidak takut dalam mengikuti Dia dan dalam menghayati iman mereka. Yesus juga memang mengingatkan bahwa dalam hidup beriman, para murid pasti akan menghadapi kemunafikan orang-orang Farisi, yang pasti akan menentang dan bahkan membunuh mereka. Namun walaupun demikian Yesus menegaskan agar para murid waspada atas mereka dan tidak perlu takut kepada mereka. Sebab di mata Tuhan tidak ada yang tersembunyi, Tuhan tahu mana yang baik dan benar dan Tuhan pasti akan berpihak kepada yang hidup dan berlaku benar. Terlebih lagi, Yesus mengatakan bahwa hidup kita sangat berharga di mata Tuhan. Maka baiklah para murid tidak takut kepada kemunafikan orang-orang Farisi tetapi takut pada Tuhan yang berkuasa atas hidup.
Dalam hidup pun banyak ketakutan yang terjadi dan kita alami. Kita bisa saja takut akan keadaan hidup kita, akan masa depan kita atau masa depan anak-anak kita. Kita juga mengalami ketakutan dalam beriman. Ketakutan yang sangat besar akan hidup, akan membuat seseorang frustrasi dan bahkan menganggap bahwa Tuhan dalam hidupnya tidak ada, menganggap hidup itu tidak berharga sehingga mengakhiri hidupnya. Kita juga seringkali takut dalam menghayati iman kita, kita lebih takut pada manusia, orang lain daripada Tuhan. Sehingga dengan mudah kita ikut ambil bagian dalam kejahatan hidup dan tidak menghayati iman kita.
Memang ketakutan itu merupakan bagian hidup kita, dan kita pasti akan mengalami persoalan dalam hidup yang bisa membuat kita ketakutan. Namun hati ini, Yesus meneguhkan kita bahwa kita sangat berharga di mata Tuhan, sehingga dikatakan bahwa rambut di kepala kitapun terhitung oleh Tuhan. Suatu ungkapan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, Tuhan sangat memperhatikan dan mengasihi kita. Maka kita tidak perlu takut menghadapi persoalan hidup, tidak perlu takut dalam menghayati iman kepada kepada Yesus, juga tidak perlu takut kepada kemunafikan orang-orang yang bisa saja membunuh kita. Sebab jelas bahwa yang berkuasa atas hidup ini adalah Tuhan, bukan manusia dan orang lain. Dalam semuanya itu, kita hendaknya selalu takut akan Tuhan.
Takut akan Tuhan, bukan berarti kita menakuti Tuhan karena Dia jahat, kejam atau karena takut dihukum. Takut akan Tuhan yang dimaksudkan adalah kesetiaan iman kepada Tuhan dalam hidup. Kesetiaan itu diungkapkan dalam hormat, penyembahan dan ketaatan melaksanakan sabda atau perintah-perintah-Nya. Kita melakukan semuanya itu, karena Dialah yang mempunyai hidup sekarang dan kehidupan kekal. Sehingga dengan takut akan Tuhan, kita bukan hanya memiliki kehidupan sekarang, tetapi terutama kehidupan kekal. Amin.
Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi. Tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah. Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia! Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.
RENUNGAN:
“Burung pipit yang kecil, dikasihi Tuhan, terlebih diriku, dikasihi Tuhan.”
Kita mungkin masih ingat syair nyanyian minggu gembira ini. Lagu ini menggambarkan bahwa Tuhan mengasihi burung pipit yang kecil, yang nilainya tidak seberapa, apalgi kita manusia yang sangat berharga di mata Tuhan. Lagu ini mengungkapkan kasih Allah kepada kita sehingga kita boleh bersyukur, boleh bangga atas kasih Tuhan pada kita.
Kiranya nyanyian ini tentu berinspirasi dari Injil yang kita dengarkan hari ini. Yesus mengingatkan dan meneguhkan para murid supaya tidak takut dalam mengikuti Dia dan dalam menghayati iman mereka. Yesus juga memang mengingatkan bahwa dalam hidup beriman, para murid pasti akan menghadapi kemunafikan orang-orang Farisi, yang pasti akan menentang dan bahkan membunuh mereka. Namun walaupun demikian Yesus menegaskan agar para murid waspada atas mereka dan tidak perlu takut kepada mereka. Sebab di mata Tuhan tidak ada yang tersembunyi, Tuhan tahu mana yang baik dan benar dan Tuhan pasti akan berpihak kepada yang hidup dan berlaku benar. Terlebih lagi, Yesus mengatakan bahwa hidup kita sangat berharga di mata Tuhan. Maka baiklah para murid tidak takut kepada kemunafikan orang-orang Farisi tetapi takut pada Tuhan yang berkuasa atas hidup.
Dalam hidup pun banyak ketakutan yang terjadi dan kita alami. Kita bisa saja takut akan keadaan hidup kita, akan masa depan kita atau masa depan anak-anak kita. Kita juga mengalami ketakutan dalam beriman. Ketakutan yang sangat besar akan hidup, akan membuat seseorang frustrasi dan bahkan menganggap bahwa Tuhan dalam hidupnya tidak ada, menganggap hidup itu tidak berharga sehingga mengakhiri hidupnya. Kita juga seringkali takut dalam menghayati iman kita, kita lebih takut pada manusia, orang lain daripada Tuhan. Sehingga dengan mudah kita ikut ambil bagian dalam kejahatan hidup dan tidak menghayati iman kita.
Memang ketakutan itu merupakan bagian hidup kita, dan kita pasti akan mengalami persoalan dalam hidup yang bisa membuat kita ketakutan. Namun hati ini, Yesus meneguhkan kita bahwa kita sangat berharga di mata Tuhan, sehingga dikatakan bahwa rambut di kepala kitapun terhitung oleh Tuhan. Suatu ungkapan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, Tuhan sangat memperhatikan dan mengasihi kita. Maka kita tidak perlu takut menghadapi persoalan hidup, tidak perlu takut dalam menghayati iman kepada kepada Yesus, juga tidak perlu takut kepada kemunafikan orang-orang yang bisa saja membunuh kita. Sebab jelas bahwa yang berkuasa atas hidup ini adalah Tuhan, bukan manusia dan orang lain. Dalam semuanya itu, kita hendaknya selalu takut akan Tuhan.
Takut akan Tuhan, bukan berarti kita menakuti Tuhan karena Dia jahat, kejam atau karena takut dihukum. Takut akan Tuhan yang dimaksudkan adalah kesetiaan iman kepada Tuhan dalam hidup. Kesetiaan itu diungkapkan dalam hormat, penyembahan dan ketaatan melaksanakan sabda atau perintah-perintah-Nya. Kita melakukan semuanya itu, karena Dialah yang mempunyai hidup sekarang dan kehidupan kekal. Sehingga dengan takut akan Tuhan, kita bukan hanya memiliki kehidupan sekarang, tetapi terutama kehidupan kekal. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.