RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXX, Jumat 28 Oktober 2011
St. Simon & Yudas, Rasul
Kem BcE Ef 2:19-22, Mzm 19:2-34-5, Luk 6:12-19
St. Simon & Yudas, Rasul
Kem BcE Ef 2:19-22, Mzm 19:2-34-5, Luk 6:12-19
BACAAN INJIL
Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya.
RENUNGAN:
Hal yang sangat menarik bahwa sebelum Yesus memilih ke 12 rasul, Dia berdoa semalam-malaman. Ini menunjukkan kesungguhan Yesus dalam memilih rasul-rasul-Nya, betapa berharganya para rasul dan juga tentu Yesus punya harapan besar terhadap mereka. Namun kenyataannya bahwa dari antara para murid itu sendiri ada yang akhirnya mengkhianati Yesus dan sempat tidak setia ketika Yesus ditangkap dan diadili. Apakah Yesus salah memilih para murid? Apakah Yesus tertipu oleh Yudas Iskariot yang ternyata punya jiwa penipu dan pengkhianat? Apakah Yesus salah menilai para murid tidak tahu sebelumnya pribadi Yudas Iskariot yang akhirnya mengkhianati Yesus?
Tentu semuanya tidak tepat. Yesus tahu siapa sebenarnya semua murid itu juga bagaimana pribadi Yudas Iskariot. Yesus juga pasti tahu bahwa akhirnya para murid tidak setia dan Yudas akan mengkhianati Yesus. Yesus bukannya gagal memilih dan mendidik para rasul. Yesus tetap memilih ke 12 rasul karena memang Yesus memanggil dan mengundang semua orang kepada keselamatan dan juga mengharapkan semua murid setia mengikuti Dia dan menjadi rasul-Nya. Yesus bukannya gagal mendidik para murid dan Yudas Iskariot, tetapi para murid, terutama Yudas Iskariot lah yang gagal mengubah diri, gagal dalam mengenal dan mengikuti Yesus. Yudas kurang mampu menangkap maksud Yesus memilih dia menjadi rasul, sehingga tidak ada perubahan dalam dirinya. Para rasul yang lain, terutama Yudas Iskariot, tidak menyadari bahwa panggilan Yesus adalah rahmat Cuma-Cuma, bukan karena jasa mereka, juga bahwa Yesus punya maksud agar mereka bukan hanya merasakan kebahagian surga tetapi juga menjadi pewarta kerajaan surga. Dalam hal ini Yesus sebenarnya telah memberi contoh kepada para rasul yakni setelah Yesus memilih mereka, mereka langsung menyaksikan bagaimana Yesus berbuat baik kepada orang banyak dengan mengajar, dan menyembuhkan orang-orang sakit. Ini tentu bukan suatu kebetulan, tetapi pengajaran bagi para murid bahwa seperti itulah kiranya hidup para rasul.
Kita semua juga dipanggil oleh Yesus menjadi murid-murid dan rasul-rasul-Nya. Yesus tahu benar siapa kita, bahwa kita juga seringkali tidak setia kepada-Nya. Namun mari kita sadari bahwa Yesus yang memanggil dan menjadikan kita sebagai pengikut-Nya adalah rahmat Cuma-Cuma dari Yesus karena Dia menghendaki kita semua bahagia dan beroleh keselamatan kekal, jadi jelas bukan karena kemauan dan jasa-jasa kita. Kesadaran akan rahmat Cuma-Cuma ini hendaknya membuat kita berani mengubah diri dengan hidup seperti yang dikehendaki oleh Yesus. Kita seringkali gagal menjadi pengikut Yesus bukan karena Yesus gagal mendapingi kita, tetapi kitalah yang gagal mengikuti Yesus karena kita masih hidup seperti keinginan kita sendiri. Kita seringkali tidak tahu mengapa Tuhan memanggil kita menjadi murid-Nya dan untuk apa Dia menjadikan kita murid-murid-Nya. Jelas bahwa kita Dia panggil dan dijadikan murid-murid-Nya adalah agar kita ikut merasakah kebahagiaan surga dan hidup kekal. Juga agar kita tidak hanya sekedar menikmatinya tetapi ikut membagikannya kepada sesama. Sebab bila kita sadar menjadi murid Yesus adalah anugerah dari Allah, kitapun harus dengan senang hati membagikannya kepada sesama yakni mewartakan kerajaan surga dengan berbuat baik, berbuat kasih kepada sesama. Bila kita ternyata hanya sebagai murid yang pasif, tidak mewartakan kerajaan Allah, berarti kita telah gagal mengikuti Yesus.
Maka semoga kita berusaha agar kita tidak menjadi murid-murid yang gagal. Amin.
Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya.
RENUNGAN:
Hal yang sangat menarik bahwa sebelum Yesus memilih ke 12 rasul, Dia berdoa semalam-malaman. Ini menunjukkan kesungguhan Yesus dalam memilih rasul-rasul-Nya, betapa berharganya para rasul dan juga tentu Yesus punya harapan besar terhadap mereka. Namun kenyataannya bahwa dari antara para murid itu sendiri ada yang akhirnya mengkhianati Yesus dan sempat tidak setia ketika Yesus ditangkap dan diadili. Apakah Yesus salah memilih para murid? Apakah Yesus tertipu oleh Yudas Iskariot yang ternyata punya jiwa penipu dan pengkhianat? Apakah Yesus salah menilai para murid tidak tahu sebelumnya pribadi Yudas Iskariot yang akhirnya mengkhianati Yesus?
Tentu semuanya tidak tepat. Yesus tahu siapa sebenarnya semua murid itu juga bagaimana pribadi Yudas Iskariot. Yesus juga pasti tahu bahwa akhirnya para murid tidak setia dan Yudas akan mengkhianati Yesus. Yesus bukannya gagal memilih dan mendidik para rasul. Yesus tetap memilih ke 12 rasul karena memang Yesus memanggil dan mengundang semua orang kepada keselamatan dan juga mengharapkan semua murid setia mengikuti Dia dan menjadi rasul-Nya. Yesus bukannya gagal mendidik para murid dan Yudas Iskariot, tetapi para murid, terutama Yudas Iskariot lah yang gagal mengubah diri, gagal dalam mengenal dan mengikuti Yesus. Yudas kurang mampu menangkap maksud Yesus memilih dia menjadi rasul, sehingga tidak ada perubahan dalam dirinya. Para rasul yang lain, terutama Yudas Iskariot, tidak menyadari bahwa panggilan Yesus adalah rahmat Cuma-Cuma, bukan karena jasa mereka, juga bahwa Yesus punya maksud agar mereka bukan hanya merasakan kebahagian surga tetapi juga menjadi pewarta kerajaan surga. Dalam hal ini Yesus sebenarnya telah memberi contoh kepada para rasul yakni setelah Yesus memilih mereka, mereka langsung menyaksikan bagaimana Yesus berbuat baik kepada orang banyak dengan mengajar, dan menyembuhkan orang-orang sakit. Ini tentu bukan suatu kebetulan, tetapi pengajaran bagi para murid bahwa seperti itulah kiranya hidup para rasul.
Kita semua juga dipanggil oleh Yesus menjadi murid-murid dan rasul-rasul-Nya. Yesus tahu benar siapa kita, bahwa kita juga seringkali tidak setia kepada-Nya. Namun mari kita sadari bahwa Yesus yang memanggil dan menjadikan kita sebagai pengikut-Nya adalah rahmat Cuma-Cuma dari Yesus karena Dia menghendaki kita semua bahagia dan beroleh keselamatan kekal, jadi jelas bukan karena kemauan dan jasa-jasa kita. Kesadaran akan rahmat Cuma-Cuma ini hendaknya membuat kita berani mengubah diri dengan hidup seperti yang dikehendaki oleh Yesus. Kita seringkali gagal menjadi pengikut Yesus bukan karena Yesus gagal mendapingi kita, tetapi kitalah yang gagal mengikuti Yesus karena kita masih hidup seperti keinginan kita sendiri. Kita seringkali tidak tahu mengapa Tuhan memanggil kita menjadi murid-Nya dan untuk apa Dia menjadikan kita murid-murid-Nya. Jelas bahwa kita Dia panggil dan dijadikan murid-murid-Nya adalah agar kita ikut merasakah kebahagiaan surga dan hidup kekal. Juga agar kita tidak hanya sekedar menikmatinya tetapi ikut membagikannya kepada sesama. Sebab bila kita sadar menjadi murid Yesus adalah anugerah dari Allah, kitapun harus dengan senang hati membagikannya kepada sesama yakni mewartakan kerajaan surga dengan berbuat baik, berbuat kasih kepada sesama. Bila kita ternyata hanya sebagai murid yang pasif, tidak mewartakan kerajaan Allah, berarti kita telah gagal mengikuti Yesus.
Maka semoga kita berusaha agar kita tidak menjadi murid-murid yang gagal. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.