RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXX, Senin 24Oktober 2011
Antonius Maria Claret, Aloisius Guanella
Rm 8:12-17, Mzm 68:2,6-7ab,20-21, Luk 13:10-17
Antonius Maria Claret, Aloisius Guanella
Rm 8:12-17, Mzm 68:2,6-7ab,20-21, Luk 13:10-17
BACAAN INJIL
Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat. Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh." Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah. Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat." Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman? Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?" Dan waktu Ia berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Nya.
RENUNGAN:
Pada dinding GB GK, GK melampirkan laporan peduli kasih, yakni dana yang digalang oleh FB GK untuk rakyak miskin, pada dinding FB tersebut ada komentar yang mengatakan kekaguman atas usaha FB GK. Pada akhir komentar beliau mengatakan sekaligus bertanya, “Mengapa tidak bergabung dalam kebijakan Vinsensian.” Kita tahu kelompok Vinsencian adalah kelompok yang melakukan karya kasih kepada sesama. Namun tentunya berbuat baik atau berbuat kasih tidak harus masuk dalam kelompok tertentu. Berbuat kasih juga tidak mengenal tempat dan waktu. Perbuatan kasih harus melampaui aturan, tempat dan waktu. Berbuat kasih menjadi suatu keharusan bagi setiap orang yang percaya kepada Yesus.
Yesus ditegur oleh kepala rumah ibadat karena Yesus melakukan perbuatan kasih dengan menyembuhkan seorang perempuan yang sudah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga sia sakit dampai bungkut punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. Yesus melakukan penyembuhan itu di rumah ibadat dan pada hari sabat. Ini yang mereka anggap bahwa tindakan Yesus tidak menaati aturan hari sabad yang mewajibkan orang untuk tidak bekerja pada hari itu. Menanggapi hal itu, Yesus justru menegur mereka sebagai orang-orang munafik. Sebab jelas di tengah-tengah mereka ada seorang perempuan yang sudah lama sakit, tetapi mereka tidak mempedulikannya. Juga seharusnya di tempat yang disucikan dan pada hari yang disucikan itu, sangat cocok untuk berbuat kasih. Namun mereka justru menegur Yesus yang melakukan perbuatan kasih pada hari sabat dan dalam rumah ibadah.
Memang berbicara tentang kasih itu sangat gampang dan mudah, tetapi melakukannya bukanlah hal yang mudah. Juga begitu mudah menemukan orang yang rajin beribadah, rajin berdoa tetapi mereka dengan begitu mudah juga mengabaikan orang yang menderita yang ada disekitarnya. Orang pasti dengan mudah mengatakan ‘kasihan’ kepada orang yang menderita, tetapi sulit untuk mengungkapkan rasa kasihan itu dengan berbuat baik kepada orang yang menderita. Bahkan mungkin banyak orang yang tidak melakukan kasih tetapi malah mengkritik atau berpikir miring kepada orang yang berusaha melakukan perbuatan kasih. Bisa saja orang justru menuduh orang yang berbuat kasih adalah sok jadi pahlawan, sok baik atau cari perhatian. Seharusnya kita yang tidak melakukan perbuatan kasih bukannya mencap jelek atas orang yang berbuat kasih, tetapi seharusnya kita menjadi malu dan mendukung orang yang berusaha berbuat kasih.
Hari ini, renungkanlah sabda dan teladan yang diperbuat Yesus, yakni cinta kasih hendaknya bukan hanya dalam kata-kata, tetapi dalam kepedulian dan perbuatan nyata kepada sesama. Perbautan cinta kasih tidak mengenal tempat, waktu atau kelompok. Semua orang dipanggil untuk hidup dalam kasih serta berbuat kasih kepada sesama. Amin.
Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat. Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh." Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah. Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat." Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman? Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?" Dan waktu Ia berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Nya.
RENUNGAN:
Pada dinding GB GK, GK melampirkan laporan peduli kasih, yakni dana yang digalang oleh FB GK untuk rakyak miskin, pada dinding FB tersebut ada komentar yang mengatakan kekaguman atas usaha FB GK. Pada akhir komentar beliau mengatakan sekaligus bertanya, “Mengapa tidak bergabung dalam kebijakan Vinsensian.” Kita tahu kelompok Vinsencian adalah kelompok yang melakukan karya kasih kepada sesama. Namun tentunya berbuat baik atau berbuat kasih tidak harus masuk dalam kelompok tertentu. Berbuat kasih juga tidak mengenal tempat dan waktu. Perbuatan kasih harus melampaui aturan, tempat dan waktu. Berbuat kasih menjadi suatu keharusan bagi setiap orang yang percaya kepada Yesus.
Yesus ditegur oleh kepala rumah ibadat karena Yesus melakukan perbuatan kasih dengan menyembuhkan seorang perempuan yang sudah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga sia sakit dampai bungkut punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. Yesus melakukan penyembuhan itu di rumah ibadat dan pada hari sabat. Ini yang mereka anggap bahwa tindakan Yesus tidak menaati aturan hari sabad yang mewajibkan orang untuk tidak bekerja pada hari itu. Menanggapi hal itu, Yesus justru menegur mereka sebagai orang-orang munafik. Sebab jelas di tengah-tengah mereka ada seorang perempuan yang sudah lama sakit, tetapi mereka tidak mempedulikannya. Juga seharusnya di tempat yang disucikan dan pada hari yang disucikan itu, sangat cocok untuk berbuat kasih. Namun mereka justru menegur Yesus yang melakukan perbuatan kasih pada hari sabat dan dalam rumah ibadah.
Memang berbicara tentang kasih itu sangat gampang dan mudah, tetapi melakukannya bukanlah hal yang mudah. Juga begitu mudah menemukan orang yang rajin beribadah, rajin berdoa tetapi mereka dengan begitu mudah juga mengabaikan orang yang menderita yang ada disekitarnya. Orang pasti dengan mudah mengatakan ‘kasihan’ kepada orang yang menderita, tetapi sulit untuk mengungkapkan rasa kasihan itu dengan berbuat baik kepada orang yang menderita. Bahkan mungkin banyak orang yang tidak melakukan kasih tetapi malah mengkritik atau berpikir miring kepada orang yang berusaha melakukan perbuatan kasih. Bisa saja orang justru menuduh orang yang berbuat kasih adalah sok jadi pahlawan, sok baik atau cari perhatian. Seharusnya kita yang tidak melakukan perbuatan kasih bukannya mencap jelek atas orang yang berbuat kasih, tetapi seharusnya kita menjadi malu dan mendukung orang yang berusaha berbuat kasih.
Hari ini, renungkanlah sabda dan teladan yang diperbuat Yesus, yakni cinta kasih hendaknya bukan hanya dalam kata-kata, tetapi dalam kepedulian dan perbuatan nyata kepada sesama. Perbautan cinta kasih tidak mengenal tempat, waktu atau kelompok. Semua orang dipanggil untuk hidup dalam kasih serta berbuat kasih kepada sesama. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.