RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXI, SABTU 27 AGUSTUS 2011
(Monika)
1Tes 4:9-11, Mzm 98:1,7-8,9, Luk 7:1-17
(Monika)
1Tes 4:9-11, Mzm 98:1,7-8,9, Luk 7:1-17
BACAAN INJIL:
Setelah Yesus selesai berbicara di depan orang banyak, masuklah Ia ke Kapernaum. Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati. Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya. Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: "Ia layak Engkau tolong, sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami." Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!" Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah, didapatinyalah hamba itu telah sehat kembali. Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!" Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!" Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat umat-Nya." Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya.
RENUNGAN:
Allah sungguh mengasihi manusia dan sungguh peduli dengan hidup manusia. Kiranya keyakinan ini kira rasakan dalam Injil hari ini. Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira. Hamba itu sedang sakit parah dan perwira yang baik itu menyuruh orang untuk datang ke rumahnya dan menyembuhkan hambanya itu. Perwira itu sungguh orang beriman. Imannya terungkap pada kepekaan, kepeduliannya kepada hambanya yang menderita sakit, juga terungkap dalam pengakuannya kepada Yesus bahwa Yesus adalah Tuhan yang kudus sehingga dia merasa tidak layak menerima kehadiran Yesus ke rumahnya. Dia menyadari kehinaannya padahal dia seoran perwira, padahal orang menduduku jabatan seperti itu biasanya akan merasa dirinya orang terhormat, namun perwira itu sungguh dengan rendah hati mengakui kehinaannya sehingga tidak layak menerima Yesus yang adalah kudus masuk ke rumahnya. Selain itu, dia juga mengakui kuasa yang ada pada Yesus, bahwa Yesus mampu menyembuhkan hambanya itu hanya dengan berkata sepatah kata saja, tidak perlu harus datang ke rumahnya dan menjamah hambanya yang sakit parah. Iman periwira itu sungguh luar biasa dan hal ini diakui oleh banyak orang yang mengatakan bahwa perwira itu juga murah hati dalam membantu pembangunan rumah ibada. Dari sebab itulah, Yesus memuji iman perwira itu dan juga memberi kesembuhan kepada hamba perwira itu.
Kuasa, kasih dan kepedulian Yesus juga nyata saat Yesus menghidupkan kembali seorang pemuda dari Nain, anak satu-satunya seorang janda. Janda itu hanya menangis, dia sangat sedih. Ibu janda itu tidak meminta apa-apa dari Yesus, tetapi Yesus melihat kesedihan mendalam dari janda itu. Yesus sungguh berbelaskasih, tidak membiarkan kesedihan janda itu, maka Yesus menghidupkan kembali anak janda itu. Sungguh di sini tampaklah bahwa Yesus tidak akan memberiarkan kesedihan umat-Nya, Dia akan memberikan apa yang kita butuhkan demi kebahagiaan kita walaupun kadang kita tidak memintanya. Tuhan tahu apa yang kita perlukan, Dia akan memberikan apa yang perlu bagi kita untuk kebahagiaan hidup kita. Sungguh nyatalah bahwa Allah itu kuasa dan berbelas kasih.
Dari dua perumpamaan yang indah ini, iman kita sungguh dikuatkan bahwa Yesus adalah mahakuasa, mahakasih dan peduli akan kehidupan kita. Yesus akan mampu berbuat dan memberikan rahmat-Nya untuk kebahagiaan kita. Dari sebab itu, mari kita bina iman kepada-Nya dan selalu setia kepada-Nya dalam suka dan duka.
Lewat Injil hari ini, kita yang sudah mendapatkan kasih Allah, juga hendaknya memiliki hati yang seperti itu juga. Dalam hal ini, mari kita meneladani perwira yang peduli akan hambanya yang sedang sakit. Iman kepada Yesus harus sungguh nyata dalam kepedulian kepada sesama yang menderita, tanpa mengenal status orang tersebut. Janganlah kiranya bangga bila kita memiliki jabatan, pangkat, kekayaan dan aktif dalam kegiatan Gereja tetapi tidak peduli kepada sesama kita. Bila selama ini kita masih demikian, dan iman kita masih mati, mari kita mohon supaya Yesus membangkitkan iman kita sehingga kita hidup kembali bagi Allah. Amin.
Setelah Yesus selesai berbicara di depan orang banyak, masuklah Ia ke Kapernaum. Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati. Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya. Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: "Ia layak Engkau tolong, sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami." Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!" Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah, didapatinyalah hamba itu telah sehat kembali. Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!" Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!" Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya. Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: "Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita," dan "Allah telah melawat umat-Nya." Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya.
RENUNGAN:
Allah sungguh mengasihi manusia dan sungguh peduli dengan hidup manusia. Kiranya keyakinan ini kira rasakan dalam Injil hari ini. Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira. Hamba itu sedang sakit parah dan perwira yang baik itu menyuruh orang untuk datang ke rumahnya dan menyembuhkan hambanya itu. Perwira itu sungguh orang beriman. Imannya terungkap pada kepekaan, kepeduliannya kepada hambanya yang menderita sakit, juga terungkap dalam pengakuannya kepada Yesus bahwa Yesus adalah Tuhan yang kudus sehingga dia merasa tidak layak menerima kehadiran Yesus ke rumahnya. Dia menyadari kehinaannya padahal dia seoran perwira, padahal orang menduduku jabatan seperti itu biasanya akan merasa dirinya orang terhormat, namun perwira itu sungguh dengan rendah hati mengakui kehinaannya sehingga tidak layak menerima Yesus yang adalah kudus masuk ke rumahnya. Selain itu, dia juga mengakui kuasa yang ada pada Yesus, bahwa Yesus mampu menyembuhkan hambanya itu hanya dengan berkata sepatah kata saja, tidak perlu harus datang ke rumahnya dan menjamah hambanya yang sakit parah. Iman periwira itu sungguh luar biasa dan hal ini diakui oleh banyak orang yang mengatakan bahwa perwira itu juga murah hati dalam membantu pembangunan rumah ibada. Dari sebab itulah, Yesus memuji iman perwira itu dan juga memberi kesembuhan kepada hamba perwira itu.
Kuasa, kasih dan kepedulian Yesus juga nyata saat Yesus menghidupkan kembali seorang pemuda dari Nain, anak satu-satunya seorang janda. Janda itu hanya menangis, dia sangat sedih. Ibu janda itu tidak meminta apa-apa dari Yesus, tetapi Yesus melihat kesedihan mendalam dari janda itu. Yesus sungguh berbelaskasih, tidak membiarkan kesedihan janda itu, maka Yesus menghidupkan kembali anak janda itu. Sungguh di sini tampaklah bahwa Yesus tidak akan memberiarkan kesedihan umat-Nya, Dia akan memberikan apa yang kita butuhkan demi kebahagiaan kita walaupun kadang kita tidak memintanya. Tuhan tahu apa yang kita perlukan, Dia akan memberikan apa yang perlu bagi kita untuk kebahagiaan hidup kita. Sungguh nyatalah bahwa Allah itu kuasa dan berbelas kasih.
Dari dua perumpamaan yang indah ini, iman kita sungguh dikuatkan bahwa Yesus adalah mahakuasa, mahakasih dan peduli akan kehidupan kita. Yesus akan mampu berbuat dan memberikan rahmat-Nya untuk kebahagiaan kita. Dari sebab itu, mari kita bina iman kepada-Nya dan selalu setia kepada-Nya dalam suka dan duka.
Lewat Injil hari ini, kita yang sudah mendapatkan kasih Allah, juga hendaknya memiliki hati yang seperti itu juga. Dalam hal ini, mari kita meneladani perwira yang peduli akan hambanya yang sedang sakit. Iman kepada Yesus harus sungguh nyata dalam kepedulian kepada sesama yang menderita, tanpa mengenal status orang tersebut. Janganlah kiranya bangga bila kita memiliki jabatan, pangkat, kekayaan dan aktif dalam kegiatan Gereja tetapi tidak peduli kepada sesama kita. Bila selama ini kita masih demikian, dan iman kita masih mati, mari kita mohon supaya Yesus membangkitkan iman kita sehingga kita hidup kembali bagi Allah. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.