RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXI, SELASA 23 AGUSTUS 2011
(Santa Perawan Maria, Ratu)
1Tes 2:1-8, Mzm 139:1-3,4-6, Mat 23:23-26
(Santa Perawan Maria, Ratu)
1Tes 2:1-8, Mzm 139:1-3,4-6, Mat 23:23-26
BACAAN INJIL:
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih
RENUNGAN:
Akhir-akhir ini kita menyaksikan bahwa para pemimpin negara kita sibuk dengan membuat peraturan-peraturan baru yang katanya demi kemajuan bangsa. Juga kita saksikan para pemimpin sibuk mengurusi para koruptor, misalnya koruptor Nazaruddin mantan bendahara partai Demokrat, partai presiden saat ini. Para pemimpin ini menampilkan diri sebagai orang baik, orang benar, terhormat dan hendak memberantas para koruptor. Namun kenyatannya yang kita lihat adalah mereka membersihkan para koruptor kecil yang ada di luar diri mereka atau lembaga mereka, sedangkan para koruptor besar yang ada dalam kelompok mereka tidak berani mereka bersihkan. Bahkan kadang kala justru mereka yang berpenampilan demikian, justru kadang seorang koruptor besar.
Demikianlah kiranya yang sering terjadi, orang merasa bersih dan dengan mudah mengkritik atau ingin memperbaiki orang lain. Justru sebenarnya orang yang merasa dirinya bersih, akan selalu dengan mudah melihat kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan oleh orang lain dan umumnya mereka yang demikian akan tampil seakan menjadi pejuang kebenaran, kebaikan dan mau menjadi pahlawan dalam kehidupan lebih baik. Justru orang yang tidak bersih, akan menutupi kejahatannya dengan mengkritik kejahatan-kejahatan kecil yang dilakukan oleh orang lain. Orang seringkali ingin memperbaiki hidup dan orang lain, padahal diri sendiri sebenarnya penuh dengan kejahatan. Pada saat ini, seakan dunia mempertontonkan kemunafikan hidup.
Namun sehubungan dengan hal ini, bukan berarti kita tidak boleh mengkritik orang lain dan berjuang untuk hidup yang lebih baik, karena kita tidak luput dari kesalahan. Namun baiklah kiranya, kita tidak hany mengkritik atau melihat kejahatan-kejahatan kecil yang dilakukan oleh orang lain, padahal hidup kita juga penuh dengan kejahatan. Kita sering meneriakkan keadilah, kebenaran dan hidup yang lebih baik, padahal kita sendiri tidak melakukan keadilan kepada sesama kita, tidak berlaku benar dan tidak mengupayakan hidup yang baik dengan sesama kita. Bila ini yang kita lakukan, berarti kita juga adalah orang-orang munafik seperti yang dicela oleh Yesus hari ini dalam Injil hari ini.
Oleh karena itu, hendaknya terlebih dahulu kita memperbaiki diri, membersihkan hidup kita dari kejahatan sebelum kita hendak mengkritik atau memperbaiki orang lain. Apa yang kita katakan dan perjuangkan hendaknya keluar dari hati yang bersih dan terpancar dalam perilaku hidup kita yang baik.
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih
RENUNGAN:
Akhir-akhir ini kita menyaksikan bahwa para pemimpin negara kita sibuk dengan membuat peraturan-peraturan baru yang katanya demi kemajuan bangsa. Juga kita saksikan para pemimpin sibuk mengurusi para koruptor, misalnya koruptor Nazaruddin mantan bendahara partai Demokrat, partai presiden saat ini. Para pemimpin ini menampilkan diri sebagai orang baik, orang benar, terhormat dan hendak memberantas para koruptor. Namun kenyatannya yang kita lihat adalah mereka membersihkan para koruptor kecil yang ada di luar diri mereka atau lembaga mereka, sedangkan para koruptor besar yang ada dalam kelompok mereka tidak berani mereka bersihkan. Bahkan kadang kala justru mereka yang berpenampilan demikian, justru kadang seorang koruptor besar.
Demikianlah kiranya yang sering terjadi, orang merasa bersih dan dengan mudah mengkritik atau ingin memperbaiki orang lain. Justru sebenarnya orang yang merasa dirinya bersih, akan selalu dengan mudah melihat kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan oleh orang lain dan umumnya mereka yang demikian akan tampil seakan menjadi pejuang kebenaran, kebaikan dan mau menjadi pahlawan dalam kehidupan lebih baik. Justru orang yang tidak bersih, akan menutupi kejahatannya dengan mengkritik kejahatan-kejahatan kecil yang dilakukan oleh orang lain. Orang seringkali ingin memperbaiki hidup dan orang lain, padahal diri sendiri sebenarnya penuh dengan kejahatan. Pada saat ini, seakan dunia mempertontonkan kemunafikan hidup.
Namun sehubungan dengan hal ini, bukan berarti kita tidak boleh mengkritik orang lain dan berjuang untuk hidup yang lebih baik, karena kita tidak luput dari kesalahan. Namun baiklah kiranya, kita tidak hany mengkritik atau melihat kejahatan-kejahatan kecil yang dilakukan oleh orang lain, padahal hidup kita juga penuh dengan kejahatan. Kita sering meneriakkan keadilah, kebenaran dan hidup yang lebih baik, padahal kita sendiri tidak melakukan keadilan kepada sesama kita, tidak berlaku benar dan tidak mengupayakan hidup yang baik dengan sesama kita. Bila ini yang kita lakukan, berarti kita juga adalah orang-orang munafik seperti yang dicela oleh Yesus hari ini dalam Injil hari ini.
Oleh karena itu, hendaknya terlebih dahulu kita memperbaiki diri, membersihkan hidup kita dari kejahatan sebelum kita hendak mengkritik atau memperbaiki orang lain. Apa yang kita katakan dan perjuangkan hendaknya keluar dari hati yang bersih dan terpancar dalam perilaku hidup kita yang baik.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.