RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXI, JUMAT 26 AGUSTUS 2011
(Teresia dr Yesus, Dominikus dr. Bunda Allah, Zefyrinus Namuncura)
1Tes 4:1-8, Mzm 97:1,2b,5-6,10,11-12 , Mat 25:1-13
(Teresia dr Yesus, Dominikus dr. Bunda Allah, Zefyrinus Namuncura)
1Tes 4:1-8, Mzm 97:1,2b,5-6,10,11-12 , Mat 25:1-13
BACAAN INJIL:
"Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."
RENUNGAN:
Nasib lima gadis yang kehabisan minyak dan pergi mencari minyak sungguh tragis. Mereka sudah berniat menunggu kedatangan mempelai tetapi mereka kehabisan minyak dan mempelai itu lama mereka tungguh sampai minyak pelita mereka habis. Tragisnya lagi lima wanita lain yang membawa persidiaan minyak tidak mau berbagi dengan mereka, mengusulkan akan mereka pergi membeli minyak. Ternyata saat mereka pergi membeli minyak, pengantin datang dan ketika mereka tiba dengan pelita yang bernyala lagi setelah membeli minyak, kelima wanita itu tidak diijinkan masuk, bahkan pengantin itu menjawab mereak dengan jawaban yang mengejutkan yakni bahwa pengantin itu tidak mengenal mereka. Sungguh tragis nasib kelimat wanita itu, mereka ingin menyongsong kedatangan mempelai, kehabisan minyak lalu pergi membeli minyak, namun setelah mereka kembali, pintu sudah tertutup bagi mereka dan malahan sang mempelai tidak mengenal mereka.
Kisah menarik dan rada tragis ini mau berbicara soal hidup yang selalu menantikan kedatangan Anak Manusia. Dalam penantian itu, kita tidak tahu kapan Dia datang dan hanya orang-orang yang siap menyongsong dan menanti serta menyambut Dia, merekalah yang diperkenankan masuk dalam perjamuan. Walaupun seseorang itu sudah punya niat untuk menyongsong, menanti kedatangan anak manusia dan punya kerinduan untuk masuk dalam perjamuan pesta bersama pengantin serta walaupun menyerukan nama sang mempelai, ternyata itu tidaklah cukup. Niat dan kerinduan haruslah terungkap dalam kesiap siagaan sepanjang hidup.
Lewat perumpamaan ini, Yesus mengatakan kepada kita bahwa hidup kita adalah penantian terus menerus menanti kedatangan Anak Manusia. Kedatangan Anak Manusia dalam hidup kita yang pasti adalah kematian. Kita tidak tahu kapan kematian itu datang menghampiri kita. Bila saat kematian itu datang menghampiri kita dan kita siap menyongsongnya dengan pelita yang bernyala, kita akan masuk dalam perjamuan abadi yang di surga. Namun bila ternyata pelita kita tidak bernyala saat kematian datang, maka walaupun kita sudah dibaptis dalam nama Yesus, kita mempunyai niat atau kerinduan untuk masuk surga dan mengenal nama Yesus, itu tidak cukup, kita akan tetap tidak diperkenankan masuk dalam perjamuan abadi di surga. Pelita yang bernyala adalah iman kita yang senantiasa kita hayati, yang nyata dalam perilaku hidup sesuai dengan kehendak Allah.
Sabda hari ini hendaknya sungguh kita perhatikan, selama kita hidup adalah kesempatan untuk selalu mempersiapkan diri menantikan kedatangan Anak Manusia. Kita menanti dengan iman yang hidup sehingga bila pengantin datang, kita ikut masuk dalam perjamuan abadi di surga. Amin.
"Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."
RENUNGAN:
Nasib lima gadis yang kehabisan minyak dan pergi mencari minyak sungguh tragis. Mereka sudah berniat menunggu kedatangan mempelai tetapi mereka kehabisan minyak dan mempelai itu lama mereka tungguh sampai minyak pelita mereka habis. Tragisnya lagi lima wanita lain yang membawa persidiaan minyak tidak mau berbagi dengan mereka, mengusulkan akan mereka pergi membeli minyak. Ternyata saat mereka pergi membeli minyak, pengantin datang dan ketika mereka tiba dengan pelita yang bernyala lagi setelah membeli minyak, kelima wanita itu tidak diijinkan masuk, bahkan pengantin itu menjawab mereak dengan jawaban yang mengejutkan yakni bahwa pengantin itu tidak mengenal mereka. Sungguh tragis nasib kelimat wanita itu, mereka ingin menyongsong kedatangan mempelai, kehabisan minyak lalu pergi membeli minyak, namun setelah mereka kembali, pintu sudah tertutup bagi mereka dan malahan sang mempelai tidak mengenal mereka.
Kisah menarik dan rada tragis ini mau berbicara soal hidup yang selalu menantikan kedatangan Anak Manusia. Dalam penantian itu, kita tidak tahu kapan Dia datang dan hanya orang-orang yang siap menyongsong dan menanti serta menyambut Dia, merekalah yang diperkenankan masuk dalam perjamuan. Walaupun seseorang itu sudah punya niat untuk menyongsong, menanti kedatangan anak manusia dan punya kerinduan untuk masuk dalam perjamuan pesta bersama pengantin serta walaupun menyerukan nama sang mempelai, ternyata itu tidaklah cukup. Niat dan kerinduan haruslah terungkap dalam kesiap siagaan sepanjang hidup.
Lewat perumpamaan ini, Yesus mengatakan kepada kita bahwa hidup kita adalah penantian terus menerus menanti kedatangan Anak Manusia. Kedatangan Anak Manusia dalam hidup kita yang pasti adalah kematian. Kita tidak tahu kapan kematian itu datang menghampiri kita. Bila saat kematian itu datang menghampiri kita dan kita siap menyongsongnya dengan pelita yang bernyala, kita akan masuk dalam perjamuan abadi yang di surga. Namun bila ternyata pelita kita tidak bernyala saat kematian datang, maka walaupun kita sudah dibaptis dalam nama Yesus, kita mempunyai niat atau kerinduan untuk masuk surga dan mengenal nama Yesus, itu tidak cukup, kita akan tetap tidak diperkenankan masuk dalam perjamuan abadi di surga. Pelita yang bernyala adalah iman kita yang senantiasa kita hayati, yang nyata dalam perilaku hidup sesuai dengan kehendak Allah.
Sabda hari ini hendaknya sungguh kita perhatikan, selama kita hidup adalah kesempatan untuk selalu mempersiapkan diri menantikan kedatangan Anak Manusia. Kita menanti dengan iman yang hidup sehingga bila pengantin datang, kita ikut masuk dalam perjamuan abadi di surga. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.