RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXI, SENIN 22 AGUSTUS 2011
(Santa Perawan Maria, Ratu)
1Tes 1:2b-5,8b-10, Mzm 149:1-2,3-4,5-6a,9b, Mat 23:13-22
(Santa Perawan Maria, Ratu)
1Tes 1:2b-5,8b-10, Mzm 149:1-2,3-4,5-6a,9b, Mat 23:13-22
BACAAN INJIL:
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.
(Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.)
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.
Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat. Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ. Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.
RENUNGAN:
Kecaman Yesus atas orang-orang Farisi, ahli-ahli taurat dan para pemimpin yang kita dengarkan hari ini sungguh sangat keras. Yesus mengkritik, mencela mereka karena mereka seharusnya memimpin dan membawa orang kepada Allah dan hidup bahagia, tetapi malah mereka sebenarnya justru mencelakakan orang lain. Mereka itu selalu berpenampilan sebagai pemimpin umat dan bahkan mewartakan sabda Allah, mengajak orang untuk percaya kepada Allah, tetapi sebenarnya mereka sendiri tidak percaya kepada Allah. Mereka tidak hidup seperti penampilan dan apa yang mereka wartakan. Mereka dengan pewartaannya mengajak orang untuk bertobat dan percaya kepada Allah, namun sebenarnya mereka melakukannya untuk kepentingan mereka. Mereka mengajak orang bertobat bukan agar percaya dan menjadi pengikut Tuhan, tetapi menjadi pengikut mereka demi kepentingan mereka dan untuk beroleh harta.
Kejadian seperti ini masih kita temukan hingga sekarang. Bisa kita temukan ada banyak pengkotbah atau pewarta yang dalam penampilan dan dalam tugasnya begitu ahli dalam mewartakan sabda Allah, namun mereka sebenarnya tidak hidup seperti penampilan dan apa yang mereka wartakan. Hidup mereka sebenarnya justru menghalangi orang untuk percaya kepada Allah. Sebab dengan pewartaan mereka, orang diajak bukan untuk percaya kepada Tuhan, tetapi menjadi pengikut mereka dan percaya pada kata-kata mereka. Misalnya saja, orang sudah lebih percaya akan sabda Allah bila pengkotbah tertentu yang mengatakannya, atau orang tidak lagi percaya akan kuasa doa, tetapi percaya bila orang tertentu yang berdoa untuknya. Bahkan tidak jarang kita temukan, orang tidak lagi percaya akan kehadiran Yesus dalam perayaan ekaristi, bila bukan pastor yang dia senangi yang merayakan ekaristi. Juga kita temukan, banyak umat yang tidak lagi merayakan ekaristi tetapi pergi mendengarkan kotbah seseorang dalam kebaktian-kebaktian lain.
Juga suatu kenyataan yang kita temukan, bahwa tidak sedikit pewarta yang berusaha ‘mempertobatkan’ atau mewarta untuk kalangan orang-orang kaya. Seakan mereka mengkhususkan diri hanya untuk orang kaya saja dan sekan pelayanan mereka hanya untuk orang kaya. Tentunya dengan demikian, mereka akan mendapatkan banyak dari orang-orang demikian.
Sikap hidup demikian, sungguh dicela oleh Yesus dan bahkan diingatkan bahwa mereka akan mendapatkan hukuman. Sehingga dengan Sabda Yesus hari ini, kita diingatkan agar dalam hidup beriman, kita tidak hanya mengutamakan penampilan luar saja, yang mana kita menampilkan diri seakan orang beriman, tetapi sebenarnya hidup kita sungguh jauh dari iman. Bisa saja kita sering ke Gereja, rajin berdoa dan aktif dalam kegiatan-kegiatan Gereja tetapi kita tidka menghidupi iman kita. Bahkan perilaku hidup kita yang jauh dari iman, justru menghalangi orang lain untuk percaya kepada Allah. Demikian juga halnya, kadang kita temukan orang begitu pandai dalam mengucapkan sabda Allah, tetapi apa yang dia katakan tidak dia hayati. Oleh karena itu, baiklah hidup iman kita sungguh nyata dalam perilaku setiap hari, sehingga kehadiran diri kita sungguh mengajak orang percaya kepada Allah.
Juga harus kita ingat, baiklah sabda Allah kita wartakan kepada semua orang, bukan hanya kepada orang tertentu, terutama hanya untuk orang kaya. Dalam hal ini, baiklah agar hidup iman kita, kita nyatakan dalam perilaku hidup baik, penuh cinta kasih kepada semua orang, bukan hanya untuk orang tertentu. Janganlah kiranya kita berusaha hidup baik hanya untuk orang kaya, atau mewartakan sabda Allah hanya untuk orang kaya, karena dari mereka kita akan mendapatkan sesuatu sedangkan dari orang miskin, kita bukannya mendapatkan tetapi malah harus berkorban. Sabda Yesus ini juga bermaksud mau mengatakan, agar dalam mewartakan sabda Allah, kita bukan untuk mencari kesenangan atau mengharapkan harta, tetapi semata-mata untuk mewartakan Kerajaan Allah dan mengajak orang untuk percaya kepada Allah.
Maka, semoga teguran Yesus yang sungguh keras hari ini menjadi permenungan yang membuat kita waspada atas hidup iman dan pewartaan kita. Amin.
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.
(Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.)
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.
Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat. Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ. Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.
RENUNGAN:
Kecaman Yesus atas orang-orang Farisi, ahli-ahli taurat dan para pemimpin yang kita dengarkan hari ini sungguh sangat keras. Yesus mengkritik, mencela mereka karena mereka seharusnya memimpin dan membawa orang kepada Allah dan hidup bahagia, tetapi malah mereka sebenarnya justru mencelakakan orang lain. Mereka itu selalu berpenampilan sebagai pemimpin umat dan bahkan mewartakan sabda Allah, mengajak orang untuk percaya kepada Allah, tetapi sebenarnya mereka sendiri tidak percaya kepada Allah. Mereka tidak hidup seperti penampilan dan apa yang mereka wartakan. Mereka dengan pewartaannya mengajak orang untuk bertobat dan percaya kepada Allah, namun sebenarnya mereka melakukannya untuk kepentingan mereka. Mereka mengajak orang bertobat bukan agar percaya dan menjadi pengikut Tuhan, tetapi menjadi pengikut mereka demi kepentingan mereka dan untuk beroleh harta.
Kejadian seperti ini masih kita temukan hingga sekarang. Bisa kita temukan ada banyak pengkotbah atau pewarta yang dalam penampilan dan dalam tugasnya begitu ahli dalam mewartakan sabda Allah, namun mereka sebenarnya tidak hidup seperti penampilan dan apa yang mereka wartakan. Hidup mereka sebenarnya justru menghalangi orang untuk percaya kepada Allah. Sebab dengan pewartaan mereka, orang diajak bukan untuk percaya kepada Tuhan, tetapi menjadi pengikut mereka dan percaya pada kata-kata mereka. Misalnya saja, orang sudah lebih percaya akan sabda Allah bila pengkotbah tertentu yang mengatakannya, atau orang tidak lagi percaya akan kuasa doa, tetapi percaya bila orang tertentu yang berdoa untuknya. Bahkan tidak jarang kita temukan, orang tidak lagi percaya akan kehadiran Yesus dalam perayaan ekaristi, bila bukan pastor yang dia senangi yang merayakan ekaristi. Juga kita temukan, banyak umat yang tidak lagi merayakan ekaristi tetapi pergi mendengarkan kotbah seseorang dalam kebaktian-kebaktian lain.
Juga suatu kenyataan yang kita temukan, bahwa tidak sedikit pewarta yang berusaha ‘mempertobatkan’ atau mewarta untuk kalangan orang-orang kaya. Seakan mereka mengkhususkan diri hanya untuk orang kaya saja dan sekan pelayanan mereka hanya untuk orang kaya. Tentunya dengan demikian, mereka akan mendapatkan banyak dari orang-orang demikian.
Sikap hidup demikian, sungguh dicela oleh Yesus dan bahkan diingatkan bahwa mereka akan mendapatkan hukuman. Sehingga dengan Sabda Yesus hari ini, kita diingatkan agar dalam hidup beriman, kita tidak hanya mengutamakan penampilan luar saja, yang mana kita menampilkan diri seakan orang beriman, tetapi sebenarnya hidup kita sungguh jauh dari iman. Bisa saja kita sering ke Gereja, rajin berdoa dan aktif dalam kegiatan-kegiatan Gereja tetapi kita tidka menghidupi iman kita. Bahkan perilaku hidup kita yang jauh dari iman, justru menghalangi orang lain untuk percaya kepada Allah. Demikian juga halnya, kadang kita temukan orang begitu pandai dalam mengucapkan sabda Allah, tetapi apa yang dia katakan tidak dia hayati. Oleh karena itu, baiklah hidup iman kita sungguh nyata dalam perilaku setiap hari, sehingga kehadiran diri kita sungguh mengajak orang percaya kepada Allah.
Juga harus kita ingat, baiklah sabda Allah kita wartakan kepada semua orang, bukan hanya kepada orang tertentu, terutama hanya untuk orang kaya. Dalam hal ini, baiklah agar hidup iman kita, kita nyatakan dalam perilaku hidup baik, penuh cinta kasih kepada semua orang, bukan hanya untuk orang tertentu. Janganlah kiranya kita berusaha hidup baik hanya untuk orang kaya, atau mewartakan sabda Allah hanya untuk orang kaya, karena dari mereka kita akan mendapatkan sesuatu sedangkan dari orang miskin, kita bukannya mendapatkan tetapi malah harus berkorban. Sabda Yesus ini juga bermaksud mau mengatakan, agar dalam mewartakan sabda Allah, kita bukan untuk mencari kesenangan atau mengharapkan harta, tetapi semata-mata untuk mewartakan Kerajaan Allah dan mengajak orang untuk percaya kepada Allah.
Maka, semoga teguran Yesus yang sungguh keras hari ini menjadi permenungan yang membuat kita waspada atas hidup iman dan pewartaan kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.