RENUNGAN HARI BIASA PEKAN 13, Selasa 28 JUNI 2011
(PW. Santo Ireneus)
Kej 19:15-29, Mzm 26:2-3,9-10,11-12, Mat 8:23-27
(PW. Santo Ireneus)
Kej 19:15-29, Mzm 26:2-3,9-10,11-12, Mat 8:23-27
BACAAN INJIL:
Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya. Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa." Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"
RENUNGAN:
Orang sering bilang bahwa hidup kita seperti perahu yang berlayar di samudera luas yang terkadang berlayar dengan tenang tetapi pada suatu waktu pasti akan mengalami terpaan angin kencang dan badai yang besar. Ketika angin bertiup tenang dan laju perahu kehidupan kita berjalan dengan tenang pasti kita merasa senang dan bergembira, tetapi manakala ada angin kencang yang mengombang ambingkan perahu kehidupan kita, kita pasti panik dan bahkan mungkin begitu ketakutan.
Hal demikianlah yang dialami oleh para rasul ketika perahu mereka dihantam oleh gelombang laut yang dasyat, sedang Yesus tetidur di perahu. Yesus tertidur di perahu tentu mungkin saja karena kelelahan sehabis pewartaan. Namun walaupun demikian bukan berarti Yesus tidak peduli akan nasib para rasul. Ketika para murid panik, mereka berseru "Tuhan, tolonglah, kita binasa." Dengan seruan itu, para murid begitu ketakutan dan merasa bawa mereka bersama Yesus akan binasa oleh gelombang lautan. Mereka seakan menegur dan memarahi Yesus yang enak-enakan tidur dan sekan tidak peduli dengan nasib mereka dan diri-Nya yang sedang diterpa gelombang lautan. Maka Yesus memarahi mereka dan menghardik angin maka perahu mereka kembali tenang. Mereka kurang percaya bahwa mereka bersama Yesus dalam perahu sehingga mereka tidak akan binasa. Kita memang kurang mengerti pasti alasan kemarahan Yesus. Tetapi dalam iman kita mengetahui alasan kemarahan Yesus yakni mereka kurang yakin bahwa bersama Yesus mereka pasti akan mampu brlayar walaupun gelombang begitu besar dan bersama Yesus dan kalau mereka sungguh percaya bahwa Yesus adalah Tuhan sebenarnya merekapun dapat menghardik angin supaya tenang.
Demikian pula dalam kehidupan beriman kita. Saat hidup kita terasa nyaman dan tidak ada persoalan, kita pasti begitu senang dan bahkan bisa dengan gampang mengatakan bahwa Tuhan hadir bersama kita dan memberkati hidup kita. Namun saat kita menghadapi persoalan dan bahkan persoalan yang mungkin tidak kunjung henti, kita pasti pada akhirnya panik dalam hidup dan bisa jadi akhirnya iman kitapun goyah serta mempertanyakan kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Saat itu pula kita sulit menyadari kehadiran Tuhan, saat itu kita sulit berdoa, kurang percaya kepada Tuhan dan bahkan bisa berontak kepada Tuhan karena menganggap Tuhan tertidur saat kita membutuhkan pertolongan-Nya dan bahkan menganggap Tuhan pergi meninggalkan kita. Maka belajar dari Injil hari ini, kita hendaknya selalu bercaya bahwa Yesus senantiasa hadir dalam kehidupan kita, bahkan dalam kehidupan yang berat sekalipun. Kita pasti mampu menghadapi beban persoalan hidup yang berat kalau kita percaya percaya kepada-Nya dan percaya bahwa Dia ada bersama kita.
Namun kita sulit percaya karena kita masih sering terikat pada harta duniawi seperti istri Lot yang menoleh ke belakang karena merasa sayang harus meninggalkan harta bendanya. Itri Lot kurang percaya bahwa di tempat yang baru Tuhan akan memberkati mereka, dia lebih terikat pada harta bendanya. Hidup kitapun demikian. Kita mengatakan bahwa kita percaya kepada Yesus, tetapi hidup kita terikat pada harat benda dan kita lebih senang hidup dalam hidup sebelum kita mengenal Yesus. Oleh karena itu, mari kita membina iman kepada Yesus dan selalu menyadari bahwa Yesus akan memberkati kita, Dia selalu hadir dalam hidup kita dan akan selalu bersedia membantu kita agar kita selamat dan tidak binasa. Dari sebab itu pula, manakala gelombang kehidupan menerpa hidup kita, saat itupula kita hendaknya datang kepada Yesus dan berseru memohon pertolongannya. Yakinlah, Yesus pasti akan menolong kita. Amin.
Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya. Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa." Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"
RENUNGAN:
Orang sering bilang bahwa hidup kita seperti perahu yang berlayar di samudera luas yang terkadang berlayar dengan tenang tetapi pada suatu waktu pasti akan mengalami terpaan angin kencang dan badai yang besar. Ketika angin bertiup tenang dan laju perahu kehidupan kita berjalan dengan tenang pasti kita merasa senang dan bergembira, tetapi manakala ada angin kencang yang mengombang ambingkan perahu kehidupan kita, kita pasti panik dan bahkan mungkin begitu ketakutan.
Hal demikianlah yang dialami oleh para rasul ketika perahu mereka dihantam oleh gelombang laut yang dasyat, sedang Yesus tetidur di perahu. Yesus tertidur di perahu tentu mungkin saja karena kelelahan sehabis pewartaan. Namun walaupun demikian bukan berarti Yesus tidak peduli akan nasib para rasul. Ketika para murid panik, mereka berseru "Tuhan, tolonglah, kita binasa." Dengan seruan itu, para murid begitu ketakutan dan merasa bawa mereka bersama Yesus akan binasa oleh gelombang lautan. Mereka seakan menegur dan memarahi Yesus yang enak-enakan tidur dan sekan tidak peduli dengan nasib mereka dan diri-Nya yang sedang diterpa gelombang lautan. Maka Yesus memarahi mereka dan menghardik angin maka perahu mereka kembali tenang. Mereka kurang percaya bahwa mereka bersama Yesus dalam perahu sehingga mereka tidak akan binasa. Kita memang kurang mengerti pasti alasan kemarahan Yesus. Tetapi dalam iman kita mengetahui alasan kemarahan Yesus yakni mereka kurang yakin bahwa bersama Yesus mereka pasti akan mampu brlayar walaupun gelombang begitu besar dan bersama Yesus dan kalau mereka sungguh percaya bahwa Yesus adalah Tuhan sebenarnya merekapun dapat menghardik angin supaya tenang.
Demikian pula dalam kehidupan beriman kita. Saat hidup kita terasa nyaman dan tidak ada persoalan, kita pasti begitu senang dan bahkan bisa dengan gampang mengatakan bahwa Tuhan hadir bersama kita dan memberkati hidup kita. Namun saat kita menghadapi persoalan dan bahkan persoalan yang mungkin tidak kunjung henti, kita pasti pada akhirnya panik dalam hidup dan bisa jadi akhirnya iman kitapun goyah serta mempertanyakan kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Saat itu pula kita sulit menyadari kehadiran Tuhan, saat itu kita sulit berdoa, kurang percaya kepada Tuhan dan bahkan bisa berontak kepada Tuhan karena menganggap Tuhan tertidur saat kita membutuhkan pertolongan-Nya dan bahkan menganggap Tuhan pergi meninggalkan kita. Maka belajar dari Injil hari ini, kita hendaknya selalu bercaya bahwa Yesus senantiasa hadir dalam kehidupan kita, bahkan dalam kehidupan yang berat sekalipun. Kita pasti mampu menghadapi beban persoalan hidup yang berat kalau kita percaya percaya kepada-Nya dan percaya bahwa Dia ada bersama kita.
Namun kita sulit percaya karena kita masih sering terikat pada harta duniawi seperti istri Lot yang menoleh ke belakang karena merasa sayang harus meninggalkan harta bendanya. Itri Lot kurang percaya bahwa di tempat yang baru Tuhan akan memberkati mereka, dia lebih terikat pada harta bendanya. Hidup kitapun demikian. Kita mengatakan bahwa kita percaya kepada Yesus, tetapi hidup kita terikat pada harat benda dan kita lebih senang hidup dalam hidup sebelum kita mengenal Yesus. Oleh karena itu, mari kita membina iman kepada Yesus dan selalu menyadari bahwa Yesus akan memberkati kita, Dia selalu hadir dalam hidup kita dan akan selalu bersedia membantu kita agar kita selamat dan tidak binasa. Dari sebab itu pula, manakala gelombang kehidupan menerpa hidup kita, saat itupula kita hendaknya datang kepada Yesus dan berseru memohon pertolongannya. Yakinlah, Yesus pasti akan menolong kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.