RENUNGAN HARI BIASA PEKAN 12, SABTU 25 JUNI 2011
Kej 18:1-15, Mzm MT Luk 1:46-47,48-49,50,53, Mat 8:5-17
Kej 18:1-15, Mzm MT Luk 1:46-47,48-49,50,53, Mat 8:5-17
BACAAN INJIL:
Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya." Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi." Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya. Setibanya di rumah Petrus, Yesuspun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Iapun bangunlah dan melayani Dia. Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita."
RENUNGAN:
Kerendahan hati di hadapan Allah sungguh benar bila terungkap dalam sikap peka dan mau membantu sesama yang kecil dan menderita.
Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. (Mat 8:8) Kalimat perwira ini setiap kali kita ulangi saat kita hendak menyambut komuni suci yakni, “Ya Tuhan, saya tidak pantas, Tuhan datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.” Dengan mengucapkan kalimat ini, kita diajak menyadari dengan rendah hati bahwa kita sungguh tidak layak menerima kasih Tuhan yang rela bersatu dengan kita lewat komuni suci. Namun kiranya kita kurang mengerti dan mendalami kalimat yang kita ucapkan. Kerap kita mengucapkannya hanya sebagai ritual atau kata-kata saja. Kalimat yang begitu indah yang mengandung suatu pengakuan iman dan kerendahan hati di hadapan Tuhan, kerendahan hati yang merasa tidak layak mendapatkan kasih Tuhan, tetapi tidak kita hanyati dalam hidup sehari-hari. Kita menyadari bahwa kita telah menerima kasih Tuhan, meskipun kita tidak layak, tetapi kita sendiri tidak mengasihi sesama kita.
Dalam Injil hari ini, Yesus memuji iman dan kerendahan hati seorang perwira. Iman dan kerendahan hatinya juga terungkap dalam perhatian dan perbuatan baik kepada hambanya yang sedang sakit keras. Perbuatan yang luar biasa, karena seorang perwira begitu perhatian dan memohonkan kesembuhan bagi seorang hambanya yang sakit keras. Sangat jarang kita temui seorang tuan atau orang kaya yang memberhatikan dan melakukan hal yang baik bagi pembantu atau karyawannya. Malah yang sering kita dengar adalah pembantu rumah tangga menderita karena disiksa tuannya dan bahkan tidak sedikit yang akhirnya mati karena siksaan tuannya. Demikian juga halnya yang sering kita dengarkan bahwa orang kaya, atau para pengusaha tidak pernah berpikir dan melakukan hal yang baik kepada orang kecil, malah sebaliknya melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan dan menyengsarakan orang kecil. Dari para pelaku ketidakbaikan itu, umumnya mengatakan diri orang beriman.
Mungkin saja kita orang beriman, tetapi iman kita hanya sebatas kata-kata saja. Iman kita tidak terungkap dalam kasih dan perbuatan baik kepada sesama terutama yang kecil dan menderita. Setiap kita mau menyambut komuni suci, kita mengulang kata-kata yang dikatakan perwira itu, tetapi kalimat yang kita ucapkan tidak meresap dalam diri kita dan tidak tampak dalam perbuatan baik kita kepada sesama. Maka kita orang beriman kalau memang sungguh menyadari kasih Tuhan walaupun sebenarnya kita tidak layak menerimanya, juga hendaknya berani dan mau berbuat kasih kepada sesama terutama mereka yang kecil dan menderita. Perhatian dan kasih kita kepada sesama juga hendaknya tidaklah cukup hanya dengan kata-kata, tetapi haruslah seperti perwira itu yang datang menhadap Yesus dan memohon kesembuhan dari Yesus. Itu artinya kasih dan perhatian kepada sesama yang kecil dan menderita harus terwujud dalam perbuatan nyata pula. Maka semoga kita dipuji bukan karena iman dalam kata-kata tetapi karena iman kita yang hidup dalam perbuatan baik bagi sesama terutama yang kecil dan menderita. Amin.
Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya." Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi." Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya. Setibanya di rumah Petrus, Yesuspun melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Iapun bangunlah dan melayani Dia. Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita."
RENUNGAN:
Kerendahan hati di hadapan Allah sungguh benar bila terungkap dalam sikap peka dan mau membantu sesama yang kecil dan menderita.
Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. (Mat 8:8) Kalimat perwira ini setiap kali kita ulangi saat kita hendak menyambut komuni suci yakni, “Ya Tuhan, saya tidak pantas, Tuhan datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.” Dengan mengucapkan kalimat ini, kita diajak menyadari dengan rendah hati bahwa kita sungguh tidak layak menerima kasih Tuhan yang rela bersatu dengan kita lewat komuni suci. Namun kiranya kita kurang mengerti dan mendalami kalimat yang kita ucapkan. Kerap kita mengucapkannya hanya sebagai ritual atau kata-kata saja. Kalimat yang begitu indah yang mengandung suatu pengakuan iman dan kerendahan hati di hadapan Tuhan, kerendahan hati yang merasa tidak layak mendapatkan kasih Tuhan, tetapi tidak kita hanyati dalam hidup sehari-hari. Kita menyadari bahwa kita telah menerima kasih Tuhan, meskipun kita tidak layak, tetapi kita sendiri tidak mengasihi sesama kita.
Dalam Injil hari ini, Yesus memuji iman dan kerendahan hati seorang perwira. Iman dan kerendahan hatinya juga terungkap dalam perhatian dan perbuatan baik kepada hambanya yang sedang sakit keras. Perbuatan yang luar biasa, karena seorang perwira begitu perhatian dan memohonkan kesembuhan bagi seorang hambanya yang sakit keras. Sangat jarang kita temui seorang tuan atau orang kaya yang memberhatikan dan melakukan hal yang baik bagi pembantu atau karyawannya. Malah yang sering kita dengar adalah pembantu rumah tangga menderita karena disiksa tuannya dan bahkan tidak sedikit yang akhirnya mati karena siksaan tuannya. Demikian juga halnya yang sering kita dengarkan bahwa orang kaya, atau para pengusaha tidak pernah berpikir dan melakukan hal yang baik kepada orang kecil, malah sebaliknya melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan dan menyengsarakan orang kecil. Dari para pelaku ketidakbaikan itu, umumnya mengatakan diri orang beriman.
Mungkin saja kita orang beriman, tetapi iman kita hanya sebatas kata-kata saja. Iman kita tidak terungkap dalam kasih dan perbuatan baik kepada sesama terutama yang kecil dan menderita. Setiap kita mau menyambut komuni suci, kita mengulang kata-kata yang dikatakan perwira itu, tetapi kalimat yang kita ucapkan tidak meresap dalam diri kita dan tidak tampak dalam perbuatan baik kita kepada sesama. Maka kita orang beriman kalau memang sungguh menyadari kasih Tuhan walaupun sebenarnya kita tidak layak menerimanya, juga hendaknya berani dan mau berbuat kasih kepada sesama terutama mereka yang kecil dan menderita. Perhatian dan kasih kita kepada sesama juga hendaknya tidaklah cukup hanya dengan kata-kata, tetapi haruslah seperti perwira itu yang datang menhadap Yesus dan memohon kesembuhan dari Yesus. Itu artinya kasih dan perhatian kepada sesama yang kecil dan menderita harus terwujud dalam perbuatan nyata pula. Maka semoga kita dipuji bukan karena iman dalam kata-kata tetapi karena iman kita yang hidup dalam perbuatan baik bagi sesama terutama yang kecil dan menderita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.