RENUNGAN HARI BIASA PEKAN 12, SENIN 20 JUNI 2011
20 Juni - Kej 12:1-9; Mat 7:1-5"Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu?"
BACAAN INJIL:
"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
RENUNGAN:
Melihat kekurangan orang lain, itu jauh lebih mudah daripada melihat kelebihan orang lain. Bahkan orang seringkali disadari maupun tidak disadari cenderung untuk melihat kekurangan orang lain, jarang orang cenderung melihat kelebihan orang lain. Demikian juga halnya, orang bisa dengan mudah mengkritik orang lain, tetapi tidak mau dikritik, yang seakan bahwa dia tidak pernah salah atau tidak punya kekurangan. Sikap demikian adalah sikap orang yang merasa dirinya benar, tidak punya kesalahan atau kekurangan merasa bahwa dirinyalah harus senantiasa di atas orang lain. Orang demikian tidak akan pernah tenang dan bahagia bila orang lain mempunyai kelebihan atau kebaikan atau melebihi dirinya. Sebab bila seseorang berani melihat kebaikan atau kelebihan orang lain, itu berarti mengakui bahwa orang lain juga mempunya kelebihan dan kebaikan, juga berarti seseorang itu bersikap rendah hati mengakui bahwa dirinya juga punya kekurangan dan kesalahan.
Sikap yang selalu melihat kekurangan orang lain dan sikap selalu menilai dan mengkritik orang lain adalah sikap orang munafik. Sikap demikianlah yang dikritik oleh Yesus sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini. Yesus mengajak kita untuk introspeksi diri bahwa kita juga mempunyai kelebihan tetapi juga kekurangan, demikian juga orang lain. Dengan menyadari bahwa kita juga mempunya kekurangan, itu membuat kita bersikap rendah hati mengakui bahwa kita membutuhkan usaha untuk memperbaiki diri, juga membuat kita menyadari bahwa kita membutuhkan Tuhan dan orang lain. Kelebihan yang kita miliki bukanlah untuk dibanggakan atau disombongkan tetapi itu adalah naugerah Tuhan yang harus dipergunakan untuk berbagi dengan sesama. Dengan menyadari kekurangan yang kita miliki, kita diajak untuk selalu berusaha memperbaiki diri, juga mengajak kita untuk menyadari bahwa kita membutuhkan Tuhan dan juga orang lain. Maka dengan menyadari hal ini, kita pasti akan menghargai dan menerima orang lain sesama sesama dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Kita tidak akan selalu melihat kekurangan orang lain dan kekurangan orang lain tidak kita gunakan untuk merendahkan dan menghakimi orang lain, tetapi sebagai jalan panggilan untuk ikut memberbaiki dan mengisi kekurangan sesama kita. Bila kita menyadari bahwa kita juga memiliki kekurangan, kita diajak untuk mengakui dan menyadari bahwa kita juga membutuhkan kelebihan orang lain untuk memperbaiki dan mengisi kekurangan kita. Maka sikap hidup demikian membuat kita menghyati sikap hidup bahwa dalam hidup kita saling membutuhkan dan seling menyempurnakan. Dengan sikap hidup demikian, itu juga berarti bahwa kita hidup untuk orang lain dan orang lain juga hidup untuk kita.
Namun perlu kita ingat bahwa sabda Yesus hari ini yang mengatakan, “Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu." Bukan berarti mengajak kita untuk berdiam diri ketika melihat kekurangan orang lain dan tidak berani mengkritik orang lain. Kita tetap harus berani menegur atau mengkritik orang lain bila kita menemukan kesalahan atau kekurangan mereka. Namun perlu kita ingat bahwa kita melakukannya bukan karena merasa diri kita sudah baik dan benar, bukan dengan tujuan untuk menghina, menghakiki dan menjatuhkan orang lain, tetapi karena kasih dan menyadari panggilan bahwa kita juga berkewajiban untuk memperbaiki dan mengisi kekurangan sesama kita. Kita hendaknya melakukannya dengan penuh kasih. Selain daripada itu, hendaknya apa yang kita katakan selaras dengan pikiran dan hidup kita. Sehingga bila kita berani mengkritik sesama, kitapun terbuka untuk dikritik oleh sesama kita dan berusaha mendengar, menghargai dan menjalankan kritik sesama kita kalau memang kita salah dan keliru. Maka semoga hari ini, kita ada untuk sesama dan sesama ada untuk kita. Amin.
BACAAN INJIL:
"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
RENUNGAN:
Melihat kekurangan orang lain, itu jauh lebih mudah daripada melihat kelebihan orang lain. Bahkan orang seringkali disadari maupun tidak disadari cenderung untuk melihat kekurangan orang lain, jarang orang cenderung melihat kelebihan orang lain. Demikian juga halnya, orang bisa dengan mudah mengkritik orang lain, tetapi tidak mau dikritik, yang seakan bahwa dia tidak pernah salah atau tidak punya kekurangan. Sikap demikian adalah sikap orang yang merasa dirinya benar, tidak punya kesalahan atau kekurangan merasa bahwa dirinyalah harus senantiasa di atas orang lain. Orang demikian tidak akan pernah tenang dan bahagia bila orang lain mempunyai kelebihan atau kebaikan atau melebihi dirinya. Sebab bila seseorang berani melihat kebaikan atau kelebihan orang lain, itu berarti mengakui bahwa orang lain juga mempunya kelebihan dan kebaikan, juga berarti seseorang itu bersikap rendah hati mengakui bahwa dirinya juga punya kekurangan dan kesalahan.
Sikap yang selalu melihat kekurangan orang lain dan sikap selalu menilai dan mengkritik orang lain adalah sikap orang munafik. Sikap demikianlah yang dikritik oleh Yesus sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini. Yesus mengajak kita untuk introspeksi diri bahwa kita juga mempunyai kelebihan tetapi juga kekurangan, demikian juga orang lain. Dengan menyadari bahwa kita juga mempunya kekurangan, itu membuat kita bersikap rendah hati mengakui bahwa kita membutuhkan usaha untuk memperbaiki diri, juga membuat kita menyadari bahwa kita membutuhkan Tuhan dan orang lain. Kelebihan yang kita miliki bukanlah untuk dibanggakan atau disombongkan tetapi itu adalah naugerah Tuhan yang harus dipergunakan untuk berbagi dengan sesama. Dengan menyadari kekurangan yang kita miliki, kita diajak untuk selalu berusaha memperbaiki diri, juga mengajak kita untuk menyadari bahwa kita membutuhkan Tuhan dan juga orang lain. Maka dengan menyadari hal ini, kita pasti akan menghargai dan menerima orang lain sesama sesama dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Kita tidak akan selalu melihat kekurangan orang lain dan kekurangan orang lain tidak kita gunakan untuk merendahkan dan menghakimi orang lain, tetapi sebagai jalan panggilan untuk ikut memberbaiki dan mengisi kekurangan sesama kita. Bila kita menyadari bahwa kita juga memiliki kekurangan, kita diajak untuk mengakui dan menyadari bahwa kita juga membutuhkan kelebihan orang lain untuk memperbaiki dan mengisi kekurangan kita. Maka sikap hidup demikian membuat kita menghyati sikap hidup bahwa dalam hidup kita saling membutuhkan dan seling menyempurnakan. Dengan sikap hidup demikian, itu juga berarti bahwa kita hidup untuk orang lain dan orang lain juga hidup untuk kita.
Namun perlu kita ingat bahwa sabda Yesus hari ini yang mengatakan, “Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu." Bukan berarti mengajak kita untuk berdiam diri ketika melihat kekurangan orang lain dan tidak berani mengkritik orang lain. Kita tetap harus berani menegur atau mengkritik orang lain bila kita menemukan kesalahan atau kekurangan mereka. Namun perlu kita ingat bahwa kita melakukannya bukan karena merasa diri kita sudah baik dan benar, bukan dengan tujuan untuk menghina, menghakiki dan menjatuhkan orang lain, tetapi karena kasih dan menyadari panggilan bahwa kita juga berkewajiban untuk memperbaiki dan mengisi kekurangan sesama kita. Kita hendaknya melakukannya dengan penuh kasih. Selain daripada itu, hendaknya apa yang kita katakan selaras dengan pikiran dan hidup kita. Sehingga bila kita berani mengkritik sesama, kitapun terbuka untuk dikritik oleh sesama kita dan berusaha mendengar, menghargai dan menjalankan kritik sesama kita kalau memang kita salah dan keliru. Maka semoga hari ini, kita ada untuk sesama dan sesama ada untuk kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.