RENUNGAN HARI SELASA DLM OKTAF PASKAH ; Selasa 26 April 2011
Kis 2:36-41, Mzm 33:4-5,18-19,20,22, Yoh 20:11-18
Kis 2:36-41, Mzm 33:4-5,18-19,20,22, Yoh 20:11-18
Orang yang tidak menyadari kehadiran dan kasih Tuhan atas hidupnya, dia tidak akan pernah merasa mempunyai pengalaman akan Tuhan atau melihat Tuhan.
BACAAN INJIL:
Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru. Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
“Dapatkah kita melihat kehadiran Tuhan saat kita mengalami duka yang mendalam dan dalam persoalan hidup?” Kiranya hal seperti itu sangat mustahil bisa terjadi. Sebab justru saat mengalami duka mendalam dan dalam menghadapi persoalan hidup, kita justru sulit untuk menangkap kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Malahan saat demikian, kita merasa Tuhan seakan meninggalkan kita, tidak hadir dalam hidup kita. Sangat lebih mudah bagi kita untuk mengatakan bahwa kita telah melihat Tuhan, saat kita mengalami sukacita, saat tidak ada persoalan hidup atau dukacita yang mendalam dan saat semua jalan hidup kita serasa lancar-lancar saja.
Maria mengalami duka yang mendalam karena kematian Yesus. Dia sangat menyayangi Yesus dan merasa bahwa Yesus telah meninggalkannya dengan kematian-Nya. Dalam rasa duka yang mendalam dia pergi ke kubur Yesus. Tentu dia ke kubur bukan hanya untuk ziarah tetapi dia menyampaikan keluh kesah kesedihannya, sehingga dia menangis di kubur Yesus. Maria menumpahkan semua keluh kesah dan dukanya dengan menangis. Duka yang sangat mendalam membuat dia tidak mampu menangkap kehadiran Yesus yang menyapa dia, malah dia menganggap bahwa yang menegur dia itu adalah orang yang telah mengambil jenasah Yesus yang sangat disayanginya. Baru setelah Yesus menyebut memanggil namanya, Maria sadar bahwa yang menyapa dia adalah Yesus yang telah bangkit. Sungguh menakjubkan, setelah Yesus menyebut namanya, Maria sadar akan kehadiran Yesus yang menyapanya dan dia seakan mendapat kekuatan baru sehingga tidak bersedih lagi, malah dia pergi melaksanakan yang diperintahkan oleh Yesus dan terlebih lagi dia berani berkata, “Aku telah melihat Tuhan.”
Kitapun pasti pernah mengalami saat duka yang mendalam, ntah itu karena kehilangan oran gang kita sayangi, juga karena persoalan dan beban berat. Saat seperti itu, kita merasa Tuhan tidak ada dalam kehidupan kita dan seakan meninggalkan kita. Belajar dari pengalaman Maria, saat mengalami duka mendalam, Yesus yang bangkit tidak pernah meninggalkan kita, Dia selalu ada menyapa kita, hanya karena kesedihan yang mendalam kita tidak bisa menangkap kehadiran-Nya. Maka dalam duka cita kita boleh menangis, tetapi kiranya dengan menangis tidak bisa menyelesaikan persoalan duka yang kita alami. Lebih baik kita datang kepada Yesus, menangis di hadapan-Nya dan dan menyampaikan semua keluh kesah kita kepada-Nya. Seperti pengalaman Maria, kita harus yakin bahwa Tuhan Yesus yang telah bangkit, tidak akan pernah meninggalkan kita, dia tidak pernah melupakan kita dan bahkan Dia tidak akan pernah melupakan nama kita. Nama kita selalu tercatat di dalam hari-Nya yang terdalam.
Maria bersukacita karena melihat Tuhan yang telah bangkit, sehingga dia berani berkata kepada orang lain, “Aku telah melihat Tuhan.” Memang kita tidak pernah melihat Tuhan secara nyata seperti yang dialami Maria. Namun bukan berarti kita tidak bisa mengatakan seperti yang dikatakan oleh Maria. Kitapun bisa melihat Tuhan, yakni dalam arti mempunya pengalaman akan kasih Tuhan yang menyertai kita. Kita semua pasti mempunyai pengalaman akan kehadiran Tuhan dalam hidup kita, karena Tuhan itu hidup bersama kita dan selalu memberi berkat-Nya kepada kita. Hanya kita kadang sulit menyadarinya karena kita seringkali hanya terpusat pada dukacita yang kita alami dan juga pada keingingan dan kehendak kita. Cobalah mengarahkan hati, pikiran dan hidup pada Yesus, maka kitapun akan melihat Tuhan. Orang yang tidak menyadari kehadiran dan kasih Tuhan atas hidupnya, dia tidak akan pernah merasa mempunyai pengalaman akan Tuhan atau melihat Tuhan. Maka semoga kita menyadari kasih Tuhan atas hidup kita yang sangat nyata dalam Paskah Kristus, sehingga kita berani berkata kepada sesama kita, “Aku telah melihat Tuhan.” Amin.
BACAAN INJIL:
Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan." Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya." Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru. Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
“Dapatkah kita melihat kehadiran Tuhan saat kita mengalami duka yang mendalam dan dalam persoalan hidup?” Kiranya hal seperti itu sangat mustahil bisa terjadi. Sebab justru saat mengalami duka mendalam dan dalam menghadapi persoalan hidup, kita justru sulit untuk menangkap kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Malahan saat demikian, kita merasa Tuhan seakan meninggalkan kita, tidak hadir dalam hidup kita. Sangat lebih mudah bagi kita untuk mengatakan bahwa kita telah melihat Tuhan, saat kita mengalami sukacita, saat tidak ada persoalan hidup atau dukacita yang mendalam dan saat semua jalan hidup kita serasa lancar-lancar saja.
Maria mengalami duka yang mendalam karena kematian Yesus. Dia sangat menyayangi Yesus dan merasa bahwa Yesus telah meninggalkannya dengan kematian-Nya. Dalam rasa duka yang mendalam dia pergi ke kubur Yesus. Tentu dia ke kubur bukan hanya untuk ziarah tetapi dia menyampaikan keluh kesah kesedihannya, sehingga dia menangis di kubur Yesus. Maria menumpahkan semua keluh kesah dan dukanya dengan menangis. Duka yang sangat mendalam membuat dia tidak mampu menangkap kehadiran Yesus yang menyapa dia, malah dia menganggap bahwa yang menegur dia itu adalah orang yang telah mengambil jenasah Yesus yang sangat disayanginya. Baru setelah Yesus menyebut memanggil namanya, Maria sadar bahwa yang menyapa dia adalah Yesus yang telah bangkit. Sungguh menakjubkan, setelah Yesus menyebut namanya, Maria sadar akan kehadiran Yesus yang menyapanya dan dia seakan mendapat kekuatan baru sehingga tidak bersedih lagi, malah dia pergi melaksanakan yang diperintahkan oleh Yesus dan terlebih lagi dia berani berkata, “Aku telah melihat Tuhan.”
Kitapun pasti pernah mengalami saat duka yang mendalam, ntah itu karena kehilangan oran gang kita sayangi, juga karena persoalan dan beban berat. Saat seperti itu, kita merasa Tuhan tidak ada dalam kehidupan kita dan seakan meninggalkan kita. Belajar dari pengalaman Maria, saat mengalami duka mendalam, Yesus yang bangkit tidak pernah meninggalkan kita, Dia selalu ada menyapa kita, hanya karena kesedihan yang mendalam kita tidak bisa menangkap kehadiran-Nya. Maka dalam duka cita kita boleh menangis, tetapi kiranya dengan menangis tidak bisa menyelesaikan persoalan duka yang kita alami. Lebih baik kita datang kepada Yesus, menangis di hadapan-Nya dan dan menyampaikan semua keluh kesah kita kepada-Nya. Seperti pengalaman Maria, kita harus yakin bahwa Tuhan Yesus yang telah bangkit, tidak akan pernah meninggalkan kita, dia tidak pernah melupakan kita dan bahkan Dia tidak akan pernah melupakan nama kita. Nama kita selalu tercatat di dalam hari-Nya yang terdalam.
Maria bersukacita karena melihat Tuhan yang telah bangkit, sehingga dia berani berkata kepada orang lain, “Aku telah melihat Tuhan.” Memang kita tidak pernah melihat Tuhan secara nyata seperti yang dialami Maria. Namun bukan berarti kita tidak bisa mengatakan seperti yang dikatakan oleh Maria. Kitapun bisa melihat Tuhan, yakni dalam arti mempunya pengalaman akan kasih Tuhan yang menyertai kita. Kita semua pasti mempunyai pengalaman akan kehadiran Tuhan dalam hidup kita, karena Tuhan itu hidup bersama kita dan selalu memberi berkat-Nya kepada kita. Hanya kita kadang sulit menyadarinya karena kita seringkali hanya terpusat pada dukacita yang kita alami dan juga pada keingingan dan kehendak kita. Cobalah mengarahkan hati, pikiran dan hidup pada Yesus, maka kitapun akan melihat Tuhan. Orang yang tidak menyadari kehadiran dan kasih Tuhan atas hidupnya, dia tidak akan pernah merasa mempunyai pengalaman akan Tuhan atau melihat Tuhan. Maka semoga kita menyadari kasih Tuhan atas hidup kita yang sangat nyata dalam Paskah Kristus, sehingga kita berani berkata kepada sesama kita, “Aku telah melihat Tuhan.” Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.