PERAYAAN PASKAH DI RAYON PAMULUTAN
PAROKI MARIA DARI GUNUNG KARMEL TIGALINGGA
Stasi Lau Ipuh, Senin 25 April 2011
Stasi Lau Ipuh, Senin 25 April 2011
Perayaan Paskah adalah dasar hidup Kristiani, suatu perayaan besar. Paskah Kristus membawa sukatica bagi manusia, karena Yesus mati untuk menebus dosa manusia dan Dia bangkit untuk memperbaharui hidup manusia sehingga tidak lagi dikuasai oleh dosa. Kebangkitan Yesus memberi harapan baru bagi manusia, bahwa Allah mengasihi manusia dan kasih-Nya tetap tinggal bersama manusia. Itulah yang dinyatakan dalam kebangkitan Yesus.
Sukacita kebangkitan Yesus juga dirayakan oleh umat paroki Maria Gunung Karmel Tigalingga, khususnya di Rayon Lau Pamulutan. Rayon ini terdiri atas 5 stasi yakni, 1. Stasi Lau Rambong, 2. Stasi Napan Belang, 3. Stasi Lau Pamulutan, 4. Stasi Lau Ipuh dan 5. Stasi Lau Gambir. Stasi ini bukan terdiri atas jumlah umat yang besar, juga jarak antar stasi juga bukannya berjauhan. Stasi ini juga bukannya termasuk stasi yang aktiv dalam kehidupan menggereja pada hari Minggu, artinya jumlah umat yang hadir dalam ibadah hari minggu bisa dikatakan tidak lebih dari hanya dari separoh dari jumlah umat yang ada di masing-masing stas. Juga umumya para pengurus stasi di rayon ini bukan termasuk pengurus yang rajin dalam mengikuti kegiatan pembinaan dan rapat-rapat pengurus Gereja di paroki. Namun setiap perayaan Paskah mereka mengadakan Perayaan Paskah bersama yang dilakukan secara bergiliran. Perayaan Paskah bersama dibuat secara bergiliran dengan maksud untuk saling mengunjungi dan menguatkan sesama umat stasi di rayon.
Melihat kehidupan beriman dan menggereja selama ini, selain dalam perayaan Paskah bersama, sebenarnya ada kesan bahwa perayaan Paskah bersama tidak lebih hanya perayaan seremonial saja. Umat maupun pengurus baru kelihatan satu dan semangat hanya dalam kegiatan pesta bersama, tetapi di luar itu, mereka kurang kelihatan. Tapi paling tidak pesta Paskah adalah perayaan penting bagi mereka juga, walaupun kurang melahirkan kebangkitan iman bagi mereka.
Perayaan Paskah bersama tahun kali ini diadakan di stasi Lau Ipuh. Stasi ini bukan stasi besar, hanya terdiri atas 23 kepala keluarga.
Perayaan Paskah bersama diadakan di halaman belakang gedung Gereja stasi. Perayaan dimulai tepat pukul 10.00 yang diawali dengan perarakan para pastor dan pengurus Gereja 5 stasi dengan mengenakan pakaian liturgy. Rombongan pastor dan pengurus Stasi disambut dengan alunan music gondang dengan para penari dari ibu-ibu stasi. Pada perayaan ini diiringi music gondang sabangunan, walaupun tidak lagi murni menggunakan alat music gondang tradisioanal, tetapi semi gondang yang dipadu dengan keyibord. Perayaan ekaristi langsung dipimpin oleh Pastor paroki yakni Pastor Antonius Manik O.Carm yang didampingi oleh Pastor Yoakim Lako O.Carm selaku pastor rekan.
Dalam kotbahnya, pastor paroki mengajak umat untuk merayakan kebangkitan Yesus Kristus bukan hanya dalam perayaan pesta paskah bersama, tetapi kebangkitan dalam hidup beriman. Pastor paroki meminta agar umat mulai berani benghayati iman dengan melaksanakan Sabda Yesus dan juga terlibat dalam kehidupan menggereja terutama ibadah pada hari Minggu, semuanya adalah demi keselamatan yang sudah diberikan oleh Yesus lewat kebangkitan-Nya. Umat diajak untuk tidak menyia-nyiakan pengorbanan dan kebangkitan Yesus dari kematian yang hanya untuk menebus dosa manusia. Umat diajak untuk tidak takut beriman dan menghayati iman kepada Yesus, karena Yesus yang telah bangkit akan memberikan damai-Nya senantiasa.Pada akhir kotbahnya, pastor paroki juga mengajak agar umat justru seperti Maria Magdalena dan Maria yang lain, agar tidak takut menjadi saksi-saksi kebangkitan Kristus. Menjadi saksi-saksi kebangkitan Kristus adalah dengan membawa dan membagikan sukacita dan keselamatan yang telah diberikan oleh Yesus lewat sengsara dan kebangkitan-Nya.
Perayaan Ekaristi berlangsung selama 2 jam. Pada saat persembahan, persembahan dibawa oleh petugas dengan diiringi dengan tort-tor dan music gondang demikian juga setelah menerima komuni, ada gondang persaoran dengan Kristus. Perayaan ekaristi ini berjalan dengan meriah, lancer dan juga sacral karena umat mengikutinya dengan tertip.
Sesudah perayan ekaristi, diadakan pesta makan bersama sebagai bentuk kebersamaan dalam perayaan Paskah. Panitia pesta menyediakan lauk sedangkan nasi dan sayur ataupun piring dibawa oleh setiap umat. Hal yang menarik bahwa, pada saat makan, sempat dihadapan pastor dan rombongan juga pengurus lain diedarkan kertas untuk makan pengganti piring. Bagi pastor memang hal ini pasti tidak menjadi soal, bahkan mugkin bisa menerimanya dengan lapang dada sebagai bentuk kebersamaan dengan umat lain yang juga ada menggunakan kertas untuk makan. Namun akhirnya kertas ditarik dan digantikan dengan piring yang memang disediakan oleh seorang umat yang diluar sepengetahuan panitia. Umat tersebut berinisatif sendiri menyediakan piring dan cangkir khusus untuk para pastor dan rombongan. Ini merupakan suatu inisiatif yang patut dipuji karena beliau bukan panitia, tetapi dia berusaha bekerja tanpa dipinta, tanpa disuruh dan tanpa harus menjadi panitia.
Sesudah makan bersama diadakanlah kata-kata sambutan yang diselang-selingi dengan hiburan yang ditampilkan oleh anak-anak asmika dari masing-masing di stasi. Semua umat bergembira dan sebagaimana kebiasaan orang Batak, pada saat hiburang orang berlomba-lomba untuk memberikan sumbangan kepada penari, apalagi kalau dari antara penari itu terdapat anak mereka. Pada saat-saat seperti ini, biasanya banyak yang menyumbang dan malah seakan tidak mau kalah memperlihatkan bahwa dia juga bisa menyumbang. Biasanya sumbangan yang diberikan oleh seorang umat jumlahnya jauh lebih besar daripada kolekte yang diberikan pada perayaan ekaristi. Pada saat menortor pun, apalagi saat menortor dengan pastor, umat tidak segan-segan mengeluarkan uangnya tuk diberikan kepada pastor, walaupun akhirnya semuanya diberikan oleh pastor untuk panitia.
Pertapatan pada hari yang sama, frater Aris O.Carm yang sedang berpastoral di Paroki Tigalingga sedang merayakan ulang tahunnya yang ke 26. Oleh karena itu, dalam doa dan intense misa juga dipersembahkan buat beliau. Pada acara bersama, umat rayon memberi ucapan selamat ulang tahun kepada Frater Aris yakni dengan mengulosi beliua. Pemberian ulos juga sekaligus sebagai ucapan terimakasih umat stasi rayon atas pastoral Fratir, karena sekitar bulan 6 nanti beliau akan menyelesaikan masa pastoralnya dan akan kembali ke Malang untuk melanjutkan studinya.
Pesta perayaan Paskah bersama ini berakhir tepat pada pukul 15.00. Acara dibuat sesingkat mungkin karena memang jarak stasi lumayan jauh dan kendaraan umum tidak ada sehingga umumnya kalaupun dilama-lamakan, umat umumnya sudah akan pulang sebelum acara berakhir. Pada penutupan pun sudah terlihat banyak umat yang pulang, yang tinggal hanya sekitar sepertempat dari jumlah umat sewaktu perayaan ekaristi. Pada kata penutupan, pastor paroki mengucapkan selamat dan terimakasih kepada para pengurus lingkungan karena sudah berusaha menyelenggerakan pesta paska bersam dirayon itu. Pastor juga mengucapkan banyak terimakasih kepada umat yang sudah menghadiri dan ikut berperan serta pada perayaan itu.
Pastor juga berpesan agar kiranya umat dan pengurus Gereja merayakan imannya tidak pada saat perayaan pesta tetapi dalam hidup setiap hari dan juga dalam kehidupan beribadah setiap minggunya. Pada akhir kata, pastor paroki menantang dan menawarkan paskah bersama tahun depan dirayakan bukan seperti yang biasa, tetapi diadakan prosesi jalan salib atau dramatisasi jalan salib Yesus mulai dari sati Lau ipuh ke stasi Lau Gambir yang menjadi tuan rumah untuk tahun depan. Umat dan pengurus Gereja stasi mendukung dan akan berusaha melaksanakannya tahun depan. Semoga tahun depan hal itu bisa terlaksana dan teruma semoga paskah Kristus juga membawa perubahan iman umat. Sekian dan terimakasih.
Sukacita kebangkitan Yesus juga dirayakan oleh umat paroki Maria Gunung Karmel Tigalingga, khususnya di Rayon Lau Pamulutan. Rayon ini terdiri atas 5 stasi yakni, 1. Stasi Lau Rambong, 2. Stasi Napan Belang, 3. Stasi Lau Pamulutan, 4. Stasi Lau Ipuh dan 5. Stasi Lau Gambir. Stasi ini bukan terdiri atas jumlah umat yang besar, juga jarak antar stasi juga bukannya berjauhan. Stasi ini juga bukannya termasuk stasi yang aktiv dalam kehidupan menggereja pada hari Minggu, artinya jumlah umat yang hadir dalam ibadah hari minggu bisa dikatakan tidak lebih dari hanya dari separoh dari jumlah umat yang ada di masing-masing stas. Juga umumya para pengurus stasi di rayon ini bukan termasuk pengurus yang rajin dalam mengikuti kegiatan pembinaan dan rapat-rapat pengurus Gereja di paroki. Namun setiap perayaan Paskah mereka mengadakan Perayaan Paskah bersama yang dilakukan secara bergiliran. Perayaan Paskah bersama dibuat secara bergiliran dengan maksud untuk saling mengunjungi dan menguatkan sesama umat stasi di rayon.
Melihat kehidupan beriman dan menggereja selama ini, selain dalam perayaan Paskah bersama, sebenarnya ada kesan bahwa perayaan Paskah bersama tidak lebih hanya perayaan seremonial saja. Umat maupun pengurus baru kelihatan satu dan semangat hanya dalam kegiatan pesta bersama, tetapi di luar itu, mereka kurang kelihatan. Tapi paling tidak pesta Paskah adalah perayaan penting bagi mereka juga, walaupun kurang melahirkan kebangkitan iman bagi mereka.
Perayaan Paskah bersama tahun kali ini diadakan di stasi Lau Ipuh. Stasi ini bukan stasi besar, hanya terdiri atas 23 kepala keluarga.
Perayaan Paskah bersama diadakan di halaman belakang gedung Gereja stasi. Perayaan dimulai tepat pukul 10.00 yang diawali dengan perarakan para pastor dan pengurus Gereja 5 stasi dengan mengenakan pakaian liturgy. Rombongan pastor dan pengurus Stasi disambut dengan alunan music gondang dengan para penari dari ibu-ibu stasi. Pada perayaan ini diiringi music gondang sabangunan, walaupun tidak lagi murni menggunakan alat music gondang tradisioanal, tetapi semi gondang yang dipadu dengan keyibord. Perayaan ekaristi langsung dipimpin oleh Pastor paroki yakni Pastor Antonius Manik O.Carm yang didampingi oleh Pastor Yoakim Lako O.Carm selaku pastor rekan.
Dalam kotbahnya, pastor paroki mengajak umat untuk merayakan kebangkitan Yesus Kristus bukan hanya dalam perayaan pesta paskah bersama, tetapi kebangkitan dalam hidup beriman. Pastor paroki meminta agar umat mulai berani benghayati iman dengan melaksanakan Sabda Yesus dan juga terlibat dalam kehidupan menggereja terutama ibadah pada hari Minggu, semuanya adalah demi keselamatan yang sudah diberikan oleh Yesus lewat kebangkitan-Nya. Umat diajak untuk tidak menyia-nyiakan pengorbanan dan kebangkitan Yesus dari kematian yang hanya untuk menebus dosa manusia. Umat diajak untuk tidak takut beriman dan menghayati iman kepada Yesus, karena Yesus yang telah bangkit akan memberikan damai-Nya senantiasa.Pada akhir kotbahnya, pastor paroki juga mengajak agar umat justru seperti Maria Magdalena dan Maria yang lain, agar tidak takut menjadi saksi-saksi kebangkitan Kristus. Menjadi saksi-saksi kebangkitan Kristus adalah dengan membawa dan membagikan sukacita dan keselamatan yang telah diberikan oleh Yesus lewat sengsara dan kebangkitan-Nya.
Perayaan Ekaristi berlangsung selama 2 jam. Pada saat persembahan, persembahan dibawa oleh petugas dengan diiringi dengan tort-tor dan music gondang demikian juga setelah menerima komuni, ada gondang persaoran dengan Kristus. Perayaan ekaristi ini berjalan dengan meriah, lancer dan juga sacral karena umat mengikutinya dengan tertip.
Sesudah perayan ekaristi, diadakan pesta makan bersama sebagai bentuk kebersamaan dalam perayaan Paskah. Panitia pesta menyediakan lauk sedangkan nasi dan sayur ataupun piring dibawa oleh setiap umat. Hal yang menarik bahwa, pada saat makan, sempat dihadapan pastor dan rombongan juga pengurus lain diedarkan kertas untuk makan pengganti piring. Bagi pastor memang hal ini pasti tidak menjadi soal, bahkan mugkin bisa menerimanya dengan lapang dada sebagai bentuk kebersamaan dengan umat lain yang juga ada menggunakan kertas untuk makan. Namun akhirnya kertas ditarik dan digantikan dengan piring yang memang disediakan oleh seorang umat yang diluar sepengetahuan panitia. Umat tersebut berinisatif sendiri menyediakan piring dan cangkir khusus untuk para pastor dan rombongan. Ini merupakan suatu inisiatif yang patut dipuji karena beliau bukan panitia, tetapi dia berusaha bekerja tanpa dipinta, tanpa disuruh dan tanpa harus menjadi panitia.
Sesudah makan bersama diadakanlah kata-kata sambutan yang diselang-selingi dengan hiburan yang ditampilkan oleh anak-anak asmika dari masing-masing di stasi. Semua umat bergembira dan sebagaimana kebiasaan orang Batak, pada saat hiburang orang berlomba-lomba untuk memberikan sumbangan kepada penari, apalagi kalau dari antara penari itu terdapat anak mereka. Pada saat-saat seperti ini, biasanya banyak yang menyumbang dan malah seakan tidak mau kalah memperlihatkan bahwa dia juga bisa menyumbang. Biasanya sumbangan yang diberikan oleh seorang umat jumlahnya jauh lebih besar daripada kolekte yang diberikan pada perayaan ekaristi. Pada saat menortor pun, apalagi saat menortor dengan pastor, umat tidak segan-segan mengeluarkan uangnya tuk diberikan kepada pastor, walaupun akhirnya semuanya diberikan oleh pastor untuk panitia.
Pertapatan pada hari yang sama, frater Aris O.Carm yang sedang berpastoral di Paroki Tigalingga sedang merayakan ulang tahunnya yang ke 26. Oleh karena itu, dalam doa dan intense misa juga dipersembahkan buat beliau. Pada acara bersama, umat rayon memberi ucapan selamat ulang tahun kepada Frater Aris yakni dengan mengulosi beliua. Pemberian ulos juga sekaligus sebagai ucapan terimakasih umat stasi rayon atas pastoral Fratir, karena sekitar bulan 6 nanti beliau akan menyelesaikan masa pastoralnya dan akan kembali ke Malang untuk melanjutkan studinya.
Pesta perayaan Paskah bersama ini berakhir tepat pada pukul 15.00. Acara dibuat sesingkat mungkin karena memang jarak stasi lumayan jauh dan kendaraan umum tidak ada sehingga umumnya kalaupun dilama-lamakan, umat umumnya sudah akan pulang sebelum acara berakhir. Pada penutupan pun sudah terlihat banyak umat yang pulang, yang tinggal hanya sekitar sepertempat dari jumlah umat sewaktu perayaan ekaristi. Pada kata penutupan, pastor paroki mengucapkan selamat dan terimakasih kepada para pengurus lingkungan karena sudah berusaha menyelenggerakan pesta paska bersam dirayon itu. Pastor juga mengucapkan banyak terimakasih kepada umat yang sudah menghadiri dan ikut berperan serta pada perayaan itu.
Pastor juga berpesan agar kiranya umat dan pengurus Gereja merayakan imannya tidak pada saat perayaan pesta tetapi dalam hidup setiap hari dan juga dalam kehidupan beribadah setiap minggunya. Pada akhir kata, pastor paroki menantang dan menawarkan paskah bersama tahun depan dirayakan bukan seperti yang biasa, tetapi diadakan prosesi jalan salib atau dramatisasi jalan salib Yesus mulai dari sati Lau ipuh ke stasi Lau Gambir yang menjadi tuan rumah untuk tahun depan. Umat dan pengurus Gereja stasi mendukung dan akan berusaha melaksanakannya tahun depan. Semoga tahun depan hal itu bisa terlaksana dan teruma semoga paskah Kristus juga membawa perubahan iman umat. Sekian dan terimakasih.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.