Roma Dilanda "Demam" Yohanes Paulus II
sovenir(28/4/2011)Kurang dari sepekan sebelum upacara beatifikasi (tahap pertama sebelum seorang Katolik resmi ditahbiskan sebagai orang suci atau santo), Roma dilanda "demam" Yohanes Paulus II, pemimpin umat Katolik sedunia yang meninggal enam tahun silam.
Poster-poster mendiang paus asal Polandia, yang dulu bernama Karol Wojtyla, itu ditempel di bus-bus, tiang lampu, dan di berbagai pelosok kota Roma. Diperkirakan, ratusan ribu orang akan menghadiri upacara misa di lapangan St Petrus, Vatican City, saat paus penggantinya, Paus Benediktus XVI, mengumumkan namanya sebagai "beato" hari Minggu (1/5).
Seperti juga ketika upacara pemakaman paus yang meninggal pada 2 April 2005 ini, diperkirakan ribuan orang Polandia akan berduyun-duyun ke Vatikan, dengan pesawat, kereta, bahkan mobil, untuk ikut merayakan upacara beatifikasi ini.
Persiapan upacara beatifikasi yang langka di Vatikan ini berjalan bak persiapan pernikahan Kerajaan Inggris, Jumat ini, bagi warga Roma dan Vatikan.
Perjalanan seorang Katolik diangkat sebagai orang suci berlangsung melalui prosedur yang tidak mudah. Beatifikasi adalah langkah pertama seseorang dinyatakan sebagai orang suci. Untuk dinyatakan sebagai beato, harus lebih dahulu ada peristiwa mukjizat yang bertalian dengan orang yang disucikan tersebut.
Mukjizat yang membawa mendiang Paus Yohanes Paulus II diusulkan sebagai orang suci (selain reputasinya sebagai salah satu paus paling populer dalam sejarah) adalah ketika seorang biarawati Perancis penderita penyakit parkinson bisa sembuh setelah berdoa meminta kesembuhan pada saat kematian paus tersebut. Ironisnya, Paus Yohanes Paulus II praktis didera penyakit parkinson pada 12 tahun terakhir masa hidupnya.
Gereja Katolik biasanya sangat ketat untuk menetapkan seseorang diangkat sebagai beato dan kemudian santo. Perlu setidaknya penyelidikan mendalam, paling cepat lima tahun setelah kematiannya. Sementara penyelidikan atas diri Paus Yohanes Paulus II dilakukan hanya dua bulan setelah wafatnya.
Proses kilat juga terjadi pada Ibu Teresa, biarawati yang sepanjang hidupnya mengabdi kepada orang-orang miskin di Kalkutta, India. Ia dibeatifikasi pada tahun 2003, hanya enam tahun setelah kematiannya.
Untuk diangkat sepenuhnya sebagai santo, diperlukan satu laporan mukjizat lagi menyangkut dirinya. Jika ada satu bukti mukjizat lagi, dilakukanlah upacara kanonisasi untuk menyatakan bahwa orang tersebut adalah orang suci.
Segala berkas, baik untuk proses beatifikasi maupun kanonisasi, disampaikan kepada semacam "promotor" di Vatikan, yang perannya mencari dan menemukan hal-hal yang menguatkan seseorang untuk dibeatifikasi.
Setelah konsultasi dengan segenap uskup (pemimpin-pemimpin umat Katolik di bawah paus) dan para kardinal pembantu paus, berkas disampaikan kepada paus untuk ditandatangani dan diumumkan sebagai orang suci. (Kompas.com/AFP/Reuters/sha)
(Foto:Romatoday)
Disadur dari :www.mirifica.net
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.