RENUNGAN : Rabu 5 Januari 2011
1Yoh 4:11-18, Mzm 72:2,10-11,12-13, Mrk 6:45-52
(Karolus Houben, Yohanes Neumann)
1Yoh 4:11-18, Mzm 72:2,10-11,12-13, Mrk 6:45-52
(Karolus Houben, Yohanes Neumann)
"Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"
BACAAN INJIL:
Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa. Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat. Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka. Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak, sebab mereka semua melihat Dia dan merekapun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan anginpun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Rasa takut tentu hal yang wajar dan normal dalam hidup. Adanya rasa takut secara positif menandakan adanya kesadaran dalam diri akan kekurangan. Namun hal yang menjadi luar biasa adalah bila tidak pernah merasa takut, karena bisa jadi tidak pernah merasa takut dikarenakan tidak peduli dengan hidupnya, tidak peduli dengan resiko atau terlalu percaya diri. Hal lain yang luar biasa adalah kalau seseorang selalu merasa takut yang berlebihan.
Dalam Injil hari ini, para murid mengalami ketakutan yang luar biasa ketika perahu mereka diterjang oleh angin sakal. Ketakutan mereka semakin menjadi-jadi ketika melihat Yesus berjalan di atas air, malah mengira itu adalah hantu. Sedikit menggelikan sikap para murid. Peristiwa ini terjadi sesudah mereka meyaksikan Yesus memberi makan ribuan orang dengan mempergandakan 5 roti dan 2 ikan dan sisa 12 bakul. Ini tentu peristiwa yang luar biasa, yang seharusnya membawa mereka pada suatu keyakinan bahwa Yesus guru mereka adalah Tuhan yang mampu melakukan hal yang luar biasa, melebihi semua kemampuan manusia. Namun nampaknya mereka hanya terkagumg-kagum, belum sampai ke puncak iman yakni pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan. Kalau sekiranya mereka percaya kepada Yesus adalah Tuhan, tentu mereka tidak sampai panic, tentu seharusnya berseru kepada Yesus, bukan malah mengira Yesus yang berjalan di atas air adalah hantu. Dari sebab itulah dalam Injil yang kita dengar hari ini, hati mereka dikatakan degil karena sulit percaya.
Kita juga tentu juga pernah mengalami peristiwa hidup yang membuat kita ketakutan luar biasa. Bisa saja seseorang baru mendengar Injil yang mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan tetapi ketika pulang melewati tempat yang gelap sabda yang baru didengar hilang seketika karena takut pada begu atau hantu. Seringkali saat mengalami ketakutan, pikiran kita bisa menjadi tidak jernih, tidak terarah sehingga bisa menimbulkan tindakan yang tidak baik, misalnya merusak hidup kita dan orang lain. Ketakutan yang luar biasa juga bisa membuat kita lupa akan iman kita kepada Yesus Tuhan yang senantiasa melindungi kita sehingga saat demikian kita mempertanyakan keberadaan Tuhan dan kasih-Nya kepada kita. Banyak hal yang bisa terjadi dikala ketakutan menghinggapi diri kita. Bacaan hari ini menyatakan kepada kita bahwa pengalaman hidup yang membuat kita merasa takut pasti akan ‘menemui’ kita. Namun dalam situasi demikian kita boleh takut dalam arti menyadari kelemahan atau kekurangan kita sehingga membutuhkan suatu kekuatan dari luar diri kita dalam menghadapinya. Dalam situasi demikian hendaknya kita tidak usah takut, tetapi justru seharusnya membawa kita pada kesadaran bahwa kita membutuhkan Yesus Tuhan yang mahakuasa.
Saat menghadapi ketakutan dalam hidup, mari kita memohon kepada Yesus agar Dia membantu kita, memberi kekuatan kepada kita untuk menghalau ketakutan dalam diri sehingga kita mampu menghadapi persoalan yang membuat kita takut. Mari kita yakinkan diri kita, bahwa Yesus tidak pernah meninggalkan kita, tidak pernah jauh dari kita. Dia senantiasa ada untuk kita dan bersama kita dan senantiasa siap sedia menolong kita. Hal yang masih sering terjadi dalam diri orang kristiani, saat ketakutan menghinggapi dirinya, dia tidak percaya pada Yesus Tuhan, tetapi mencari dan meminta kekuatan dari dunia kegelapan. Agar kita mampu menghalau ketakutan dalam diri kita, mari kita hidup seperti yang dikatkan dalam bacaan pertama tadi, “Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.”( 1Yoh 4:15)
"Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" Kata-kata Yesus ini sungguh menyejukkan bagi telinga kita terutama kala kita mengalami ketakutan hidup. Dalam pengalaman hidup ini, begitu banyak orang yang mengalami ketakutan luar biasa, yang membuat mereka putus asa. Kiranya kata-kata Yesus ini juga patut mereka dengarkan atau diperdengarkan kepada mereka. Kita sebagai murid Yesus, haruslah kirnya memperdengarkannya kepada dunia yang penuh dengan ketakutan yakni dengan malakukan perbuatan kasih.
Kiranya kita juga dapat berkata kepada sesama kita yang mengalami ketakutan dalam hidupnya, "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" Kehadiran kita hendaknya membawa kegembiraan, harapan dan pertolongan bagi sesama yang membutuhkan peneguhan iman, dan pertolongan dari sesama. Dengan melakukan perbuatan kasih yang nyata dalam perbuatan, hidup yang membawa harapan bagi sesama, itulah tandanya bahwa kita tinggal dalam Allah dan Allah dalam kita. “Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.” (1Yoh 4:18). Semoga kita tidak takut untuk melakukan perbuatan kasih kepada sesama. Amin.
Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa. Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat. Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka. Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak, sebab mereka semua melihat Dia dan merekapun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan anginpun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Rasa takut tentu hal yang wajar dan normal dalam hidup. Adanya rasa takut secara positif menandakan adanya kesadaran dalam diri akan kekurangan. Namun hal yang menjadi luar biasa adalah bila tidak pernah merasa takut, karena bisa jadi tidak pernah merasa takut dikarenakan tidak peduli dengan hidupnya, tidak peduli dengan resiko atau terlalu percaya diri. Hal lain yang luar biasa adalah kalau seseorang selalu merasa takut yang berlebihan.
Dalam Injil hari ini, para murid mengalami ketakutan yang luar biasa ketika perahu mereka diterjang oleh angin sakal. Ketakutan mereka semakin menjadi-jadi ketika melihat Yesus berjalan di atas air, malah mengira itu adalah hantu. Sedikit menggelikan sikap para murid. Peristiwa ini terjadi sesudah mereka meyaksikan Yesus memberi makan ribuan orang dengan mempergandakan 5 roti dan 2 ikan dan sisa 12 bakul. Ini tentu peristiwa yang luar biasa, yang seharusnya membawa mereka pada suatu keyakinan bahwa Yesus guru mereka adalah Tuhan yang mampu melakukan hal yang luar biasa, melebihi semua kemampuan manusia. Namun nampaknya mereka hanya terkagumg-kagum, belum sampai ke puncak iman yakni pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan. Kalau sekiranya mereka percaya kepada Yesus adalah Tuhan, tentu mereka tidak sampai panic, tentu seharusnya berseru kepada Yesus, bukan malah mengira Yesus yang berjalan di atas air adalah hantu. Dari sebab itulah dalam Injil yang kita dengar hari ini, hati mereka dikatakan degil karena sulit percaya.
Kita juga tentu juga pernah mengalami peristiwa hidup yang membuat kita ketakutan luar biasa. Bisa saja seseorang baru mendengar Injil yang mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan tetapi ketika pulang melewati tempat yang gelap sabda yang baru didengar hilang seketika karena takut pada begu atau hantu. Seringkali saat mengalami ketakutan, pikiran kita bisa menjadi tidak jernih, tidak terarah sehingga bisa menimbulkan tindakan yang tidak baik, misalnya merusak hidup kita dan orang lain. Ketakutan yang luar biasa juga bisa membuat kita lupa akan iman kita kepada Yesus Tuhan yang senantiasa melindungi kita sehingga saat demikian kita mempertanyakan keberadaan Tuhan dan kasih-Nya kepada kita. Banyak hal yang bisa terjadi dikala ketakutan menghinggapi diri kita. Bacaan hari ini menyatakan kepada kita bahwa pengalaman hidup yang membuat kita merasa takut pasti akan ‘menemui’ kita. Namun dalam situasi demikian kita boleh takut dalam arti menyadari kelemahan atau kekurangan kita sehingga membutuhkan suatu kekuatan dari luar diri kita dalam menghadapinya. Dalam situasi demikian hendaknya kita tidak usah takut, tetapi justru seharusnya membawa kita pada kesadaran bahwa kita membutuhkan Yesus Tuhan yang mahakuasa.
Saat menghadapi ketakutan dalam hidup, mari kita memohon kepada Yesus agar Dia membantu kita, memberi kekuatan kepada kita untuk menghalau ketakutan dalam diri sehingga kita mampu menghadapi persoalan yang membuat kita takut. Mari kita yakinkan diri kita, bahwa Yesus tidak pernah meninggalkan kita, tidak pernah jauh dari kita. Dia senantiasa ada untuk kita dan bersama kita dan senantiasa siap sedia menolong kita. Hal yang masih sering terjadi dalam diri orang kristiani, saat ketakutan menghinggapi dirinya, dia tidak percaya pada Yesus Tuhan, tetapi mencari dan meminta kekuatan dari dunia kegelapan. Agar kita mampu menghalau ketakutan dalam diri kita, mari kita hidup seperti yang dikatkan dalam bacaan pertama tadi, “Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.”( 1Yoh 4:15)
"Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" Kata-kata Yesus ini sungguh menyejukkan bagi telinga kita terutama kala kita mengalami ketakutan hidup. Dalam pengalaman hidup ini, begitu banyak orang yang mengalami ketakutan luar biasa, yang membuat mereka putus asa. Kiranya kata-kata Yesus ini juga patut mereka dengarkan atau diperdengarkan kepada mereka. Kita sebagai murid Yesus, haruslah kirnya memperdengarkannya kepada dunia yang penuh dengan ketakutan yakni dengan malakukan perbuatan kasih.
Kiranya kita juga dapat berkata kepada sesama kita yang mengalami ketakutan dalam hidupnya, "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" Kehadiran kita hendaknya membawa kegembiraan, harapan dan pertolongan bagi sesama yang membutuhkan peneguhan iman, dan pertolongan dari sesama. Dengan melakukan perbuatan kasih yang nyata dalam perbuatan, hidup yang membawa harapan bagi sesama, itulah tandanya bahwa kita tinggal dalam Allah dan Allah dalam kita. “Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.” (1Yoh 4:18). Semoga kita tidak takut untuk melakukan perbuatan kasih kepada sesama. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.