Renungan hari Sabtu sesudah Penampakan Tuhan: 8 Januari 2011
1Yoh 5:14-21, Mzm 149:1-2,3-4,5,6a,9b, Yoh 3:22-30
(Petrus Tomas)
1Yoh 5:14-21, Mzm 149:1-2,3-4,5,6a,9b, Yoh 3:22-30
(Petrus Tomas)
"Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil."
BACAAN INJIL
Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis. Akan tetapi Yohanespun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis, sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara. Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya." Jawab Yohanes: "Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Sekarang ini banyak bermunculan para pengkotbah ulung dan bahkan juga bisa menyembuhkan. Tidak jarang terdengar adanya kebaktian oleh pengkotbah tertentu, yang terkenal dan juga diadakan doa-doa penyembuhan. Pada umumnya yang diundang adalah pengkotbah yang sudah terkenal supaya menarik banyak orang untuk hadir. Kalau sekiranya yang diundang adalah pengkotbah yang biasa-biasa, pasti tidak banyak yang hadir. Pengkotbah yang terkenal itu memang sangat menarik dalam menyampaikan dan mengupas sabda Tuhan, bisa membuat orang terkagum-kagum. Namun yang sudah terjadi, seorang pengkotbah besar sudah banyak yang sudah punya pengawal pribadi, bukan hanya satu orang tetapi banyak. Saya tidak tahu mengapa sampai ada begitu banyak pengawal, apakah dia lebih percaya pada pengawal atau pada Tuhan yang diwartakannya? Ada pula pengkotbah yang sudah membuat daftar patokan harga sekali tampil dengan alasan biaya perjalanan, biaya hidup dan tim yang dia bawa karena ke mana-mana harus membawa tim. Dia lebih yakin bahwa pelayanannya lebih bagus dan sukses bila bersama timnya daripada penyelenggaraan ilahi. Patokan harga yang dibuat, kerapkali juga dengan alasan bukan bayaran tapi persembahan kepada Tuhan. Bila ini terjadi, pengkotbah sudah jatuh pada kesombongan yang menganggap dirinya hebat, dia bukan lagi mewartakan Yesus atau sabda Tuhan, tetapi menjual kehebatannya, kemahirannya mengupas dan membahasakan sabda Tuhan, bahkan menjual firman Tuhan untuk kepentingan dirinya atau kelompoknya.
Bibit kesombongan ada dalam diri semua orang dan pada suatu saat pasti akan menjatuhkan orang pada dosa kesombongan kalau dia tidak waspada. Yohanes pembaptis seorang nabi PB yang sangat mengagumkan banyak orang. Namun Yohanes tidak jatuh pada dosa kesombongan, dia tetap sadar bahwa dirinya bukan mesias, bukan pula lebih besar dibandingkan dengan Yesus. Dia sadar bahwa dia hanya mendapat anugerah kepercayaan dari Allah untuk mempersiapkan jalan bagi Sang Mesias. Dia tidak mengakui diri sebagai Mesias atau mengambil alih posisi Mesias. Dia sendiri juga tidak mau memuji dia besar atau menganggap dia Mesias dan tidak mau orang mengkultuskan dirinya. Malah dia dengan rendah hari berkata bahwa sukacitanya adalah semakin banyak orang yang mengenal dan percaya kepada Yesus Mesias, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” Yohanes Pembaptis sungguh nabi besar tetapi juga sangat rendah hati. Yesus sendiri memuji kerendahan hati Yohanes Pembaptis.
Yohanes Pembaptis mengajarkan arti kerendahan hati yang sejati kaum beriman dan juga agar selalu waspada sehingga tidak jatuh pada dosa kesombongan. Lewat teladan Yohanes, kita diajak senantiasa menyadari bahwa Tuhan telah menganugerahkan rahmat dan berkat-Nya kepada kita. Rahmat itu berbeda-beda satu sama lain, mungkin ada yang diberi karunia berkotbah, kelihaian mengulas dan membahasakan sabda Tuhan, ada karunia kekayaan harta yang melebihi orang lain, dan masih banyak lagi karunia lain. Semua karunia itu berasal dari Allah dan dipercayakan kepada kita, bukan untuk disombongkan. Allah mempercayakan kepada kita untuk kita gunakan demi kemuliaan atau memuliakan Tuhan, semuanya hendaknya menjadi alat bagi kita untuk bersaksi akan Tuhan dalam hidup kita. Semakin besar karunia yang kita terima, semakin besar pula kiranya kesaksian kita akan Allah yang mahakuasa dan mahakasih kepada dunia ini. Karuni yang kita terima, janganlah digunakan jadi alat untuk mencari kesenangan, keuntungan dan kemuliaan pribadi yang menyerobot posisi atau kemuliaan Allah, tetapi digunakan sebagai alat untuk semakin memuliakan Tuhan. Seorang pengkotbah yang sejati, janganlah kiranya mencari keuntungan dan kemuliaan dirinya dari karunia yang dia terima. Seorang pengkotbah kerap begitu senang dan bangga kalau banyak orang yang hadir mendengar kotbahnya. Tetapi apakah pernah berpikir bahwa semakin banyak orang yang percaya kepada Yesus dan juga pada kuasa sabda Tuhan itu?
Kita semua harus bersaksi akan Yesus Sang Mesias. Namun, mari kita meneladan Yohanes Pembaptis yang sungguh rendah hati, yang mengingatkan kita agar selalu waspada agar tidak sampai jatuh pada dosa kesombongan, Oleh karena itu, mari kita selalu ingat dan tanamkan dalam hari kita, apa yang dikatakan oleh Yohanes Pembaptis, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” Amin dan semoga.
Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis. Akan tetapi Yohanespun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis, sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara. Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya." Jawab Yohanes: "Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Sekarang ini banyak bermunculan para pengkotbah ulung dan bahkan juga bisa menyembuhkan. Tidak jarang terdengar adanya kebaktian oleh pengkotbah tertentu, yang terkenal dan juga diadakan doa-doa penyembuhan. Pada umumnya yang diundang adalah pengkotbah yang sudah terkenal supaya menarik banyak orang untuk hadir. Kalau sekiranya yang diundang adalah pengkotbah yang biasa-biasa, pasti tidak banyak yang hadir. Pengkotbah yang terkenal itu memang sangat menarik dalam menyampaikan dan mengupas sabda Tuhan, bisa membuat orang terkagum-kagum. Namun yang sudah terjadi, seorang pengkotbah besar sudah banyak yang sudah punya pengawal pribadi, bukan hanya satu orang tetapi banyak. Saya tidak tahu mengapa sampai ada begitu banyak pengawal, apakah dia lebih percaya pada pengawal atau pada Tuhan yang diwartakannya? Ada pula pengkotbah yang sudah membuat daftar patokan harga sekali tampil dengan alasan biaya perjalanan, biaya hidup dan tim yang dia bawa karena ke mana-mana harus membawa tim. Dia lebih yakin bahwa pelayanannya lebih bagus dan sukses bila bersama timnya daripada penyelenggaraan ilahi. Patokan harga yang dibuat, kerapkali juga dengan alasan bukan bayaran tapi persembahan kepada Tuhan. Bila ini terjadi, pengkotbah sudah jatuh pada kesombongan yang menganggap dirinya hebat, dia bukan lagi mewartakan Yesus atau sabda Tuhan, tetapi menjual kehebatannya, kemahirannya mengupas dan membahasakan sabda Tuhan, bahkan menjual firman Tuhan untuk kepentingan dirinya atau kelompoknya.
Bibit kesombongan ada dalam diri semua orang dan pada suatu saat pasti akan menjatuhkan orang pada dosa kesombongan kalau dia tidak waspada. Yohanes pembaptis seorang nabi PB yang sangat mengagumkan banyak orang. Namun Yohanes tidak jatuh pada dosa kesombongan, dia tetap sadar bahwa dirinya bukan mesias, bukan pula lebih besar dibandingkan dengan Yesus. Dia sadar bahwa dia hanya mendapat anugerah kepercayaan dari Allah untuk mempersiapkan jalan bagi Sang Mesias. Dia tidak mengakui diri sebagai Mesias atau mengambil alih posisi Mesias. Dia sendiri juga tidak mau memuji dia besar atau menganggap dia Mesias dan tidak mau orang mengkultuskan dirinya. Malah dia dengan rendah hari berkata bahwa sukacitanya adalah semakin banyak orang yang mengenal dan percaya kepada Yesus Mesias, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” Yohanes Pembaptis sungguh nabi besar tetapi juga sangat rendah hati. Yesus sendiri memuji kerendahan hati Yohanes Pembaptis.
Yohanes Pembaptis mengajarkan arti kerendahan hati yang sejati kaum beriman dan juga agar selalu waspada sehingga tidak jatuh pada dosa kesombongan. Lewat teladan Yohanes, kita diajak senantiasa menyadari bahwa Tuhan telah menganugerahkan rahmat dan berkat-Nya kepada kita. Rahmat itu berbeda-beda satu sama lain, mungkin ada yang diberi karunia berkotbah, kelihaian mengulas dan membahasakan sabda Tuhan, ada karunia kekayaan harta yang melebihi orang lain, dan masih banyak lagi karunia lain. Semua karunia itu berasal dari Allah dan dipercayakan kepada kita, bukan untuk disombongkan. Allah mempercayakan kepada kita untuk kita gunakan demi kemuliaan atau memuliakan Tuhan, semuanya hendaknya menjadi alat bagi kita untuk bersaksi akan Tuhan dalam hidup kita. Semakin besar karunia yang kita terima, semakin besar pula kiranya kesaksian kita akan Allah yang mahakuasa dan mahakasih kepada dunia ini. Karuni yang kita terima, janganlah digunakan jadi alat untuk mencari kesenangan, keuntungan dan kemuliaan pribadi yang menyerobot posisi atau kemuliaan Allah, tetapi digunakan sebagai alat untuk semakin memuliakan Tuhan. Seorang pengkotbah yang sejati, janganlah kiranya mencari keuntungan dan kemuliaan dirinya dari karunia yang dia terima. Seorang pengkotbah kerap begitu senang dan bangga kalau banyak orang yang hadir mendengar kotbahnya. Tetapi apakah pernah berpikir bahwa semakin banyak orang yang percaya kepada Yesus dan juga pada kuasa sabda Tuhan itu?
Kita semua harus bersaksi akan Yesus Sang Mesias. Namun, mari kita meneladan Yohanes Pembaptis yang sungguh rendah hati, yang mengingatkan kita agar selalu waspada agar tidak sampai jatuh pada dosa kesombongan, Oleh karena itu, mari kita selalu ingat dan tanamkan dalam hari kita, apa yang dikatakan oleh Yohanes Pembaptis, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” Amin dan semoga.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.