RENUNGAN HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN :
Minggu 2 Januari 2011
Yes 60:1-6, Mzm 72:2,7-8,10-11,12-13, Ef 3:2-3a,5-6, Mat 2:1-12
Minggu 2 Januari 2011
Yes 60:1-6, Mzm 72:2,7-8,10-11,12-13, Ef 3:2-3a,5-6, Mat 2:1-12
“Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
BACAAN INJIL:
Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel." Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia." Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN
Hari ini kita merayakan Penampakan Tuhan, yang kita kenal dengan sebutan epiphaneia (Yunani). Hari raya ini tentu sangat berbeda dengan penampakan dalam artian biasa dalam masyarakat yakni sesuatu yang tidak berwujud menampakkan diri lalu hilang lagi. Hari Raya Penampakan Tuhan yang kita rayakan hari ini adalah Tuhan menyatakan diri-Nya, memperkenalkan diri-Nya dalam diri Yesus Kristus kepada manusia. Allah yang selama ini tidak dikenal, tetapi lewat kehadiran Yesus Kristus, kita bisa mengenal, bertemu dan hidup bersama dengan kita. Kalau sebelumnya Allah menyatakan diri kepada para gembala, hari ini kita dengar bahwa Allah menyatakan diri kepada 3 raja dari Timur. Dalam perayaan hari ini secara lebih luas lagi Tuhan menampakkan, menyatakan diri kepada semua bangsa lewat peristiwa tiga orang Majus atau raja dari Timur yang datang untuk menyembah Yesus. Sehingga jelaslah bahwa Allah menyatakan diri bagi semua orang dan semua bangsa.
Ada sebuah kisah yang menceritakan seorang imam yang kebiasaannya naik ke menara Gereja dengan maksud supaya dekat dengan Tuhan. Dia meniru Musa yang naik ke Gunung untuk menyatakan kabar sukacita kepada umatnya. Suatu hari dia merasa bahwa dia mendengar suara Tuhan tetapi tidak terlalu jelas. Oleh karena itu dia memanjat dan naik ke menara Gereja. Setelah sampai di atas, dia berteriak ,”Di manakah Engkau Tuhan? Saya tidak mendengar suara-Mu dengan jelas?” Lalu Tuhan menjawab teriakan pastor itu, “Saya ada di bawah, di tengah-tengah umatmu pastor. Emang pastor ada di mana?”
Allah telah menyatakan diri dan bahkan hadir dalam dunia ini kepada semua bangsa. Dia menyatakan diri bukan hanya di Betlehem dan sekitarnya tetapi juga jauh dari tempat itu. Kehadiran-Nya dinyatakan lewat tanda yang Dia berikan, seperti yang dialami oleh 3 orang raja dari Timur. 3 raja dari timur itu, menangkap tanda yang diberikan oleh Allah kepada mereka lewat kehadiran bintang. Mereka yang juga sering dikatakan sebagai ahli perbintangan (astrolog) melihat tanda bintang itu, mempelajarinya dan pada akhirnya mereka menangkap makna bahwa bintang itu adalah tanda kehadiran sesuatu yang ilahi, yakni tanda bagi mereka bahwa seorang raja Yahudi telah lahir dan mereka ingin menyembahnya. Bintang itu menuntun mereka, mereka mau dituntun bintang itu sehingga sampailah mereka pada Yesus Tuhan Mesias dan mereka menyambah-Nya. Tuhan tentu juga memberi tanda kehadiran-Nya kepada orang-orang di sekitar Betlehem dan di tempat Herodes, tetapi mereka tidak menyadari, tidak menangkapnya, bahkan sesudah mengetahui tanda itu lewat 3 orang majus yang bertanya dan lewat keterangan para imam, mereka dan terutama Herodes tidak mau mengikuti tanda itu.
Demikianlah halnya dalam kehidupan beriman kita pada zaman ini. Allah sebenarnya senantiasa hadir dalam hidup kita, dan Dia memberi tanda-tanda kehadiran-Nya yang menghantar kita kepada-Nya. Namun tanda kehadiran Allah itu seringkali kabur atau sulit kita sadari dan tangkap karena kalah dengan tawaran-tawaran dunia atau iklan-iklan kehidupan dunia ini. Juga karena tanda kehadiran Tuhan itu kelihatan kurang menarik dibanding dengan iklan-iklan dunia, iklan setan yang sangat menarik, menawarkan hal-hal yang kelihatan sangat indah sehingga kita terbuai dan lebih tertarik mengikuti mereka itu. Kita juga seringkali sulit menangkap kehadiran Tuhan dan tanda-tanda yang diberikan-Nya karena kita sibuk dengan urusan dunia, sibuk dengan diri sendiri, sibuk dengan ambisi untuk kehidupan dunia ini seperti Herodes yang sibuk dengan kekuasaan dan kehormatannya.
Allah hadir senantiasa dalam hidup kita, Dia menyatakan kehaderan-Nya lewat tanda-tanda yang menghantar kita kepada keselamatan-Nya. Misalnya kita mengalami suatu peristiwa atau kecelakaan, dan kita selamat. Padahal sebenarnya dalam peristiwa itu tidak mungkin kita bisa selamat, tetapi nyatanya masih selamat. Dalam pengalaman ini kalau kita beriman, kita percaya bahwa kita selamat karena Tuhanlah yang menyelamatkan kita. Dengan kesadaran ini, mengajak dan menghantar kita untuk senantiasa percaya kepada-Nya. Namun karena kita kurang percaya, kita tidak sampai pada keselamatan itu, melihat bahwa kita bisa selamat dari peristiwa itu adalah karena peruntungan, karena nasib baik dan menganggap karena kita hebat bisa menyelamatkan diri dari peristiwa itu. Selama tahun 2010 yang sudah kita lalui, pasti kita banyak mengalami peristiwa besar yang mempertaruhkan hidup kita, yang kalau kita jujur kalau mengandalkan kemampuan kita, kita tidak sanggup, namun nyatanya kita masih bisa bertahan dan melewati tahun 2010 serta memasuki tahun 2011 ini. Apakah kita menyakini bahwa semuanya itu karena Tuhan dan membuat kita semakin mendekatkan diri pada Sang Keselamatan?
Beriman memang bukanlah hal yang mudah, juga dalam menangkap tanda-tanda kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Sama seperti yang dialami 3 raja dari timur, sesudah mereka melihat tanda bintang itu, mereka mencoba memahami apa maksudnya. Sesudah memahaminya, mereka juga berusaha, berjuang untuk sampai kepada makna tanda bintang itu. Untuk itu mereka harus berjalan jauh dari tempat tinggal mereka, harus bertanya kepada raja Herodes dan bahkan juga tentu sadar akan ketidaksenangan Herodes akan niat mereka. Walaupun demikian, mereka tetap berusaha dan pada akhirnya sampai kepada keselamatan itu yakni bertemu dengan Yesus Sang Mesias.
Dalam hidup beriman juga dituntut usaha terus menerus, perjuangan yang tidak gampang putus asa. Beda halnya dengan sikap hidup iman kita. Kita seringkali beriman mau gampangnya sendiri, mau enaknya sendiri. Ketika semua atau perjalanan hidup kita lancara, aman terkendali, mungkin kita dengan gampang menyatakan diri bahwa kita beriman kepada Yesus, mungkin kita dengan gampang dan mudah merayakan iman kita. Tetapi coba kalau kita menghadapi kendala, hambatan atau persoalan hidup, apakah kita masih dengan mudah mengatakan dan merayakan iman kita? Kita seringkali tidak mau berusaha dan berjuang untuk menangkap kehadiran Tuhan dalam hidup kita, juga tidak mau berjuang dan berusaha untuk menghayati iman kita. Saat kita mengalami kendala dalam menghayati iman kita, kita seringkali langsung muncur, putus asa dan bahkan mungkin menyerah. 3 raja dari Timur berjuang, berusaha, berjerih payah untuk sampai kepada Yesus, dan mereka akhirnya sampai pada Yesus serta Allah sendiri menuntun mereka. Usaha, perjuangan dan jerihpayah kita dalam menghayati iman kita, pasti akan membawa kita sampai kepada keselamatan dan Tuhan sendiri akan menuntun kita dalam perjalanan penghayatan iman kita, Tuhan tidak akan tinggal diam.
Ketika 3 orang Majus itu sampai dan bertemu dengan Yesus, mereka begitu bergembira. Mereka menyembah Yesus dan menyampaikan persembahan mereka. Sesudah bertemu dengan Yesus, ada suatu perubahan hidup dalam diri mereka yakni tidak mau lagi pulang lewat jalan mereka ketika datang, tidak lagi melalui jalan di mana mereka bertemu dengan Herodes. Mereka tidak lagi menghendaki bertemu dengan Herodes si jahat itu. Kita sudah merayakan Natal, kita sudah lama di baptis, bersatu dengan Yesus.
Orang Majus itu mempersembahkan persembahan yang menjadi lambang kemaharajaan Yesus, keilahian-Nya, Kemuliaan Yesus yang melebihi diri mereka dan melebihi semua raja di dunia ini. Nah, apa yang sudah kita persembahkan kepada Yesus? Atau apa yang dapat kita persembahkan kepada Yesus Tuhan kita? Mari kita menyembah dan memuliakan Yesus dengan mempersembahkan seluruh hidup kita kepada-Nya. Kita mempersembahkan hidup kita dan mempercayakannya kepada kuasa dan kasih-Nya.
Apakah pertemuan kita dengan Yesus sudah mengubah hidup kita? Kenyataannya, tidak sedikit diantara kita yang mengatakan diri sudah beriman kepada Yesus, namun nyatanya tidak ada perubahan hidup. Kita masih seringkali tidak mau hidup melalui jalan yang ditawarkan dan diajarkan oleh Yesus Kristus. Kita masih seringkali hidup melalui jalan menuju herodes-herodes dunia ini yakni menempuh jalan yang penuh dengan kejahatan. Bahkan mungkin kita sendiri seringkali bersahabat dengan herodes dunia yakni kejahatan dunia. Kita menempuh jalan herodes dan bersahabat dengan dia manakala kita sendiri melakukan kejahatan, melakukan apa yang tidak dikehendaki oleh Tuhan. Memang kita tidak melakukan kejahatan besar dalam hidup ini, tetapi kita tidak hidup seperti yang diajarkan oleh Yesus dan kita tidak mendukung atau berpihak kepada kebaikan. Misalnya ketika ada orang yang menawarkan kebaikan, menyampaikan ide untuk hidup lebih baik lagi, kita bukannya mendukung tetapi malah menolaknya. Mengapa? Mungkin kita seperti herodes, takut tersaingi dan merasa tidak dihargai lagi. Kita hendaknya menjauhkan diri dari jalan herodes, menolak bekerja sama dengan herodes-herodes dunia ini.
Dalam perayaan hari ini, jelaslah bagi kita bahwa Allah telah menampakkan diri kepada semua orang , kepada semua bangsa. Allah hadir dalam sejarah hidup kita. Di mana kita bisa bertemu dengan Yesus? Dia hadir bukan di tempat tinggi, tetapi dalam hidup dunia ini. Kita bisa menemukannya dalam peristiwa hidup kita sehari-hari bahkan dalam dan lewa orang-orang sederhana sebagaimana orang Majus bertemu dengan Yesus di Betlehem. Mereka melihat Yesus terbaring dalam palungan. Jadi kita tidak usah capaek-capek mencari, karena Dia hadir di sekitar kita, dalam hati kita dan juga dalam hidup setiap orang. Mari kita berusaha bertemu dengan Yesus raja kita dan menyembah Dia. Amin.
Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya: "Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel." Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia." Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN
Hari ini kita merayakan Penampakan Tuhan, yang kita kenal dengan sebutan epiphaneia (Yunani). Hari raya ini tentu sangat berbeda dengan penampakan dalam artian biasa dalam masyarakat yakni sesuatu yang tidak berwujud menampakkan diri lalu hilang lagi. Hari Raya Penampakan Tuhan yang kita rayakan hari ini adalah Tuhan menyatakan diri-Nya, memperkenalkan diri-Nya dalam diri Yesus Kristus kepada manusia. Allah yang selama ini tidak dikenal, tetapi lewat kehadiran Yesus Kristus, kita bisa mengenal, bertemu dan hidup bersama dengan kita. Kalau sebelumnya Allah menyatakan diri kepada para gembala, hari ini kita dengar bahwa Allah menyatakan diri kepada 3 raja dari Timur. Dalam perayaan hari ini secara lebih luas lagi Tuhan menampakkan, menyatakan diri kepada semua bangsa lewat peristiwa tiga orang Majus atau raja dari Timur yang datang untuk menyembah Yesus. Sehingga jelaslah bahwa Allah menyatakan diri bagi semua orang dan semua bangsa.
Ada sebuah kisah yang menceritakan seorang imam yang kebiasaannya naik ke menara Gereja dengan maksud supaya dekat dengan Tuhan. Dia meniru Musa yang naik ke Gunung untuk menyatakan kabar sukacita kepada umatnya. Suatu hari dia merasa bahwa dia mendengar suara Tuhan tetapi tidak terlalu jelas. Oleh karena itu dia memanjat dan naik ke menara Gereja. Setelah sampai di atas, dia berteriak ,”Di manakah Engkau Tuhan? Saya tidak mendengar suara-Mu dengan jelas?” Lalu Tuhan menjawab teriakan pastor itu, “Saya ada di bawah, di tengah-tengah umatmu pastor. Emang pastor ada di mana?”
Allah telah menyatakan diri dan bahkan hadir dalam dunia ini kepada semua bangsa. Dia menyatakan diri bukan hanya di Betlehem dan sekitarnya tetapi juga jauh dari tempat itu. Kehadiran-Nya dinyatakan lewat tanda yang Dia berikan, seperti yang dialami oleh 3 orang raja dari Timur. 3 raja dari timur itu, menangkap tanda yang diberikan oleh Allah kepada mereka lewat kehadiran bintang. Mereka yang juga sering dikatakan sebagai ahli perbintangan (astrolog) melihat tanda bintang itu, mempelajarinya dan pada akhirnya mereka menangkap makna bahwa bintang itu adalah tanda kehadiran sesuatu yang ilahi, yakni tanda bagi mereka bahwa seorang raja Yahudi telah lahir dan mereka ingin menyembahnya. Bintang itu menuntun mereka, mereka mau dituntun bintang itu sehingga sampailah mereka pada Yesus Tuhan Mesias dan mereka menyambah-Nya. Tuhan tentu juga memberi tanda kehadiran-Nya kepada orang-orang di sekitar Betlehem dan di tempat Herodes, tetapi mereka tidak menyadari, tidak menangkapnya, bahkan sesudah mengetahui tanda itu lewat 3 orang majus yang bertanya dan lewat keterangan para imam, mereka dan terutama Herodes tidak mau mengikuti tanda itu.
Demikianlah halnya dalam kehidupan beriman kita pada zaman ini. Allah sebenarnya senantiasa hadir dalam hidup kita, dan Dia memberi tanda-tanda kehadiran-Nya yang menghantar kita kepada-Nya. Namun tanda kehadiran Allah itu seringkali kabur atau sulit kita sadari dan tangkap karena kalah dengan tawaran-tawaran dunia atau iklan-iklan kehidupan dunia ini. Juga karena tanda kehadiran Tuhan itu kelihatan kurang menarik dibanding dengan iklan-iklan dunia, iklan setan yang sangat menarik, menawarkan hal-hal yang kelihatan sangat indah sehingga kita terbuai dan lebih tertarik mengikuti mereka itu. Kita juga seringkali sulit menangkap kehadiran Tuhan dan tanda-tanda yang diberikan-Nya karena kita sibuk dengan urusan dunia, sibuk dengan diri sendiri, sibuk dengan ambisi untuk kehidupan dunia ini seperti Herodes yang sibuk dengan kekuasaan dan kehormatannya.
Allah hadir senantiasa dalam hidup kita, Dia menyatakan kehaderan-Nya lewat tanda-tanda yang menghantar kita kepada keselamatan-Nya. Misalnya kita mengalami suatu peristiwa atau kecelakaan, dan kita selamat. Padahal sebenarnya dalam peristiwa itu tidak mungkin kita bisa selamat, tetapi nyatanya masih selamat. Dalam pengalaman ini kalau kita beriman, kita percaya bahwa kita selamat karena Tuhanlah yang menyelamatkan kita. Dengan kesadaran ini, mengajak dan menghantar kita untuk senantiasa percaya kepada-Nya. Namun karena kita kurang percaya, kita tidak sampai pada keselamatan itu, melihat bahwa kita bisa selamat dari peristiwa itu adalah karena peruntungan, karena nasib baik dan menganggap karena kita hebat bisa menyelamatkan diri dari peristiwa itu. Selama tahun 2010 yang sudah kita lalui, pasti kita banyak mengalami peristiwa besar yang mempertaruhkan hidup kita, yang kalau kita jujur kalau mengandalkan kemampuan kita, kita tidak sanggup, namun nyatanya kita masih bisa bertahan dan melewati tahun 2010 serta memasuki tahun 2011 ini. Apakah kita menyakini bahwa semuanya itu karena Tuhan dan membuat kita semakin mendekatkan diri pada Sang Keselamatan?
Beriman memang bukanlah hal yang mudah, juga dalam menangkap tanda-tanda kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Sama seperti yang dialami 3 raja dari timur, sesudah mereka melihat tanda bintang itu, mereka mencoba memahami apa maksudnya. Sesudah memahaminya, mereka juga berusaha, berjuang untuk sampai kepada makna tanda bintang itu. Untuk itu mereka harus berjalan jauh dari tempat tinggal mereka, harus bertanya kepada raja Herodes dan bahkan juga tentu sadar akan ketidaksenangan Herodes akan niat mereka. Walaupun demikian, mereka tetap berusaha dan pada akhirnya sampai kepada keselamatan itu yakni bertemu dengan Yesus Sang Mesias.
Dalam hidup beriman juga dituntut usaha terus menerus, perjuangan yang tidak gampang putus asa. Beda halnya dengan sikap hidup iman kita. Kita seringkali beriman mau gampangnya sendiri, mau enaknya sendiri. Ketika semua atau perjalanan hidup kita lancara, aman terkendali, mungkin kita dengan gampang menyatakan diri bahwa kita beriman kepada Yesus, mungkin kita dengan gampang dan mudah merayakan iman kita. Tetapi coba kalau kita menghadapi kendala, hambatan atau persoalan hidup, apakah kita masih dengan mudah mengatakan dan merayakan iman kita? Kita seringkali tidak mau berusaha dan berjuang untuk menangkap kehadiran Tuhan dalam hidup kita, juga tidak mau berjuang dan berusaha untuk menghayati iman kita. Saat kita mengalami kendala dalam menghayati iman kita, kita seringkali langsung muncur, putus asa dan bahkan mungkin menyerah. 3 raja dari Timur berjuang, berusaha, berjerih payah untuk sampai kepada Yesus, dan mereka akhirnya sampai pada Yesus serta Allah sendiri menuntun mereka. Usaha, perjuangan dan jerihpayah kita dalam menghayati iman kita, pasti akan membawa kita sampai kepada keselamatan dan Tuhan sendiri akan menuntun kita dalam perjalanan penghayatan iman kita, Tuhan tidak akan tinggal diam.
Ketika 3 orang Majus itu sampai dan bertemu dengan Yesus, mereka begitu bergembira. Mereka menyembah Yesus dan menyampaikan persembahan mereka. Sesudah bertemu dengan Yesus, ada suatu perubahan hidup dalam diri mereka yakni tidak mau lagi pulang lewat jalan mereka ketika datang, tidak lagi melalui jalan di mana mereka bertemu dengan Herodes. Mereka tidak lagi menghendaki bertemu dengan Herodes si jahat itu. Kita sudah merayakan Natal, kita sudah lama di baptis, bersatu dengan Yesus.
Orang Majus itu mempersembahkan persembahan yang menjadi lambang kemaharajaan Yesus, keilahian-Nya, Kemuliaan Yesus yang melebihi diri mereka dan melebihi semua raja di dunia ini. Nah, apa yang sudah kita persembahkan kepada Yesus? Atau apa yang dapat kita persembahkan kepada Yesus Tuhan kita? Mari kita menyembah dan memuliakan Yesus dengan mempersembahkan seluruh hidup kita kepada-Nya. Kita mempersembahkan hidup kita dan mempercayakannya kepada kuasa dan kasih-Nya.
Apakah pertemuan kita dengan Yesus sudah mengubah hidup kita? Kenyataannya, tidak sedikit diantara kita yang mengatakan diri sudah beriman kepada Yesus, namun nyatanya tidak ada perubahan hidup. Kita masih seringkali tidak mau hidup melalui jalan yang ditawarkan dan diajarkan oleh Yesus Kristus. Kita masih seringkali hidup melalui jalan menuju herodes-herodes dunia ini yakni menempuh jalan yang penuh dengan kejahatan. Bahkan mungkin kita sendiri seringkali bersahabat dengan herodes dunia yakni kejahatan dunia. Kita menempuh jalan herodes dan bersahabat dengan dia manakala kita sendiri melakukan kejahatan, melakukan apa yang tidak dikehendaki oleh Tuhan. Memang kita tidak melakukan kejahatan besar dalam hidup ini, tetapi kita tidak hidup seperti yang diajarkan oleh Yesus dan kita tidak mendukung atau berpihak kepada kebaikan. Misalnya ketika ada orang yang menawarkan kebaikan, menyampaikan ide untuk hidup lebih baik lagi, kita bukannya mendukung tetapi malah menolaknya. Mengapa? Mungkin kita seperti herodes, takut tersaingi dan merasa tidak dihargai lagi. Kita hendaknya menjauhkan diri dari jalan herodes, menolak bekerja sama dengan herodes-herodes dunia ini.
Dalam perayaan hari ini, jelaslah bagi kita bahwa Allah telah menampakkan diri kepada semua orang , kepada semua bangsa. Allah hadir dalam sejarah hidup kita. Di mana kita bisa bertemu dengan Yesus? Dia hadir bukan di tempat tinggi, tetapi dalam hidup dunia ini. Kita bisa menemukannya dalam peristiwa hidup kita sehari-hari bahkan dalam dan lewa orang-orang sederhana sebagaimana orang Majus bertemu dengan Yesus di Betlehem. Mereka melihat Yesus terbaring dalam palungan. Jadi kita tidak usah capaek-capek mencari, karena Dia hadir di sekitar kita, dalam hati kita dan juga dalam hidup setiap orang. Mari kita berusaha bertemu dengan Yesus raja kita dan menyembah Dia. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.