Hari Keenam dalam Oktaf Natal, 30 Desember 2010
1Yoh 2:12-17, Mzm 96:7-8a,8b-9,10, Luk 2:36-40
1Yoh 2:12-17, Mzm 96:7-8a,8b-9,10, Luk 2:36-40
"Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya."
BACAAN INJIL:
Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan bagi ktia hari ini.
RENUNGAN
Dalam satu cerita film China (kami lupa judulnya), bintang utamanya adalah actor laga Jaky Chan. Film itu mengisahkan sekelompok anak muda yang hidupnya bersenang-senang, merampok dan bahkan dalam kisah itu, dalam perampokan membunuh polisi. Kelompok anak muda itu merampok bukan untuk biaya hidup mereka, tetapi dianggap merupakan kesenangan saja, karena mereka berasal dari keluarga kaya, anak dari pejabat local dan pengusaha local. Hidup mereka demikian, dianggap sebagai protes terhadap para orang tuanya yang tidak memperhatikan mereka, orang tua sibuk dengan urusannya sendiri. Singkat kata, mereka anak-anak orang kaya, tetapi miskin dalam kasih sayang orang tua.
Ketika anak menjadi jahat, pada umumnya yang dipersalahkan adalah anak itu sendiri, dianggap tidak tahu berterimakasih kepada orang tua, dianggap mempermalukan nama baik orang tua. Ada pula orang tua yang mempersalahkan para guru, karena menganggap sudah membayar guru mahal-mahal tetapi tidak dapat mendidik anak-anak mereka menjadi anak yang baik. Ada juga anak yang lebih dekat dengan pembantunya disbanding dengan ibunya. Seorang anak, ketika pembantunya sakit, dia begitu sedih dan resa. Tetapi ketika ibu kandungnya sakit, dia anggap biasa-biasa saja. Hal ini terjadi, karena hari-hari anak itu banyak dihabiskan bersama pembantunya, sampai-sampai dia merasa bahwa ibunya adalah pembantunya, sedangkan ibu kandungnya hanya yang melahirkan.
Ini sebagian dari kisah anak-anak yang memang sering kita temui dalam hidup. Banyak anak-anak yang dari hal meteri mereka berlebihan juga dalam hal pendidikan formal, tetapi miskin kasih sayang dari orang tua. Orang tua seringkali menganggap bahwa tugas mereka sebagai orang tua sudahlah terpenuhi kalau mereka mampu membiayai hidup anak-anak mereka. Mereka lupa bahwa anak adalah pribadi yang utuh, yang tidak hanya membutuhkan materi tetapi juga sapaan, perhatian dan kasih sayang.
Para orang tua, hendaknya senantiasa berguru dari keluarga Nasaret. Yosef dan Maria menjadi teladan dalam mendidik anak-anak. Yesus sebagai anak dalam keluarga kudus pasti mendapat didikan dari orang tuanya. Dalam Injil hari ini dikatakan bahwa Yesus bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya. Yusuf dan Maria bekerja mencari nafkah untuk membesarkan anak mereka. Mereka juga tentu tidak lupa mengajarkan dan mewariskan nilai-nilai hidup yang baik sehingga dikatakan bahwa Yesus penuh hikmat. Sebagai orang tua, Yusuf dan Maria juga tidak lupa mendidik dan mewariskan iman mereka terhadap Yesus anak mereka. Oleh karena itulah dikatankan bahwa kasih karunia Allan ada padaNya. Kasih karunia Allah ada pada-Nya tentu bukan hanya karena Dia adalah Allah, tetapi dalam daging manusia, Yesus tumbuh menjadi orang beriman. Yusus dan Maria mendidik anaknya dengan baik, tentu bukan hanya lewat perkataan, tetapi terlebih-lebih dalam iman dan lewat perbuatan atau contoh teladan yang mereka perlihatkan dalam hidup sehari-hari. Mereka melakukannya semuanya dengan penuh kasih sayang kepada anak mereka.
Belajar dari keluarga kudus, bagi kita jelas bahwa anak hendaknya tumbuh berkembang menjadi orang yang bijaksana, penuh hikmat dan menjadi orang beriman kepada Allah. Orang tua tidak cukup hanya membesarkan tubuh anak-anak tetapi harus juga memperhatian pendidikan nilai dan iman anak-anak sehingga anak-anak tumbuh menjadi orang yang penuh hikmat dan beriman kepada Allah. Pembinaan dan pendidikan anak hendaknya sudah dimulai sejak anak berusia bayi dalam keluarga. Dengan dimikian, orang tualah sebenarnya yang menjadi guru pertama dan utama dari anak-anak dan ‘sekolah hidup’ pertama anak adalah dalam rumah tangga atau dalam keluarga itu sendiri. Orang tua harus berani memberi waktu yang cukup kepada anak-anak mereka, orang tua juga harus memberi teladan yang baik dalam hidup sehari-hari, karena teladan adalah cara paling efektif dalam mendidik anak-anak. Janganlah kiranya apa yang diharapkan orang tua atas anak dan diajarkan kepada anak tidak sesuai dengan perilaku hidup yang diperlihatkan orang tua. Singkat kata, baiklah kiranya para orang tua berguru kepada keluarga kudus dalam membesarkan dan mendidika anak-anak. Anak-anak dalam keluarga juga hendaknya berguru kepada Yesus bagaimana hidup sebagai seorang anak dalam keluarga. Amin.
Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan bagi ktia hari ini.
RENUNGAN
Dalam satu cerita film China (kami lupa judulnya), bintang utamanya adalah actor laga Jaky Chan. Film itu mengisahkan sekelompok anak muda yang hidupnya bersenang-senang, merampok dan bahkan dalam kisah itu, dalam perampokan membunuh polisi. Kelompok anak muda itu merampok bukan untuk biaya hidup mereka, tetapi dianggap merupakan kesenangan saja, karena mereka berasal dari keluarga kaya, anak dari pejabat local dan pengusaha local. Hidup mereka demikian, dianggap sebagai protes terhadap para orang tuanya yang tidak memperhatikan mereka, orang tua sibuk dengan urusannya sendiri. Singkat kata, mereka anak-anak orang kaya, tetapi miskin dalam kasih sayang orang tua.
Ketika anak menjadi jahat, pada umumnya yang dipersalahkan adalah anak itu sendiri, dianggap tidak tahu berterimakasih kepada orang tua, dianggap mempermalukan nama baik orang tua. Ada pula orang tua yang mempersalahkan para guru, karena menganggap sudah membayar guru mahal-mahal tetapi tidak dapat mendidik anak-anak mereka menjadi anak yang baik. Ada juga anak yang lebih dekat dengan pembantunya disbanding dengan ibunya. Seorang anak, ketika pembantunya sakit, dia begitu sedih dan resa. Tetapi ketika ibu kandungnya sakit, dia anggap biasa-biasa saja. Hal ini terjadi, karena hari-hari anak itu banyak dihabiskan bersama pembantunya, sampai-sampai dia merasa bahwa ibunya adalah pembantunya, sedangkan ibu kandungnya hanya yang melahirkan.
Ini sebagian dari kisah anak-anak yang memang sering kita temui dalam hidup. Banyak anak-anak yang dari hal meteri mereka berlebihan juga dalam hal pendidikan formal, tetapi miskin kasih sayang dari orang tua. Orang tua seringkali menganggap bahwa tugas mereka sebagai orang tua sudahlah terpenuhi kalau mereka mampu membiayai hidup anak-anak mereka. Mereka lupa bahwa anak adalah pribadi yang utuh, yang tidak hanya membutuhkan materi tetapi juga sapaan, perhatian dan kasih sayang.
Para orang tua, hendaknya senantiasa berguru dari keluarga Nasaret. Yosef dan Maria menjadi teladan dalam mendidik anak-anak. Yesus sebagai anak dalam keluarga kudus pasti mendapat didikan dari orang tuanya. Dalam Injil hari ini dikatakan bahwa Yesus bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya. Yusuf dan Maria bekerja mencari nafkah untuk membesarkan anak mereka. Mereka juga tentu tidak lupa mengajarkan dan mewariskan nilai-nilai hidup yang baik sehingga dikatakan bahwa Yesus penuh hikmat. Sebagai orang tua, Yusuf dan Maria juga tidak lupa mendidik dan mewariskan iman mereka terhadap Yesus anak mereka. Oleh karena itulah dikatankan bahwa kasih karunia Allan ada padaNya. Kasih karunia Allah ada pada-Nya tentu bukan hanya karena Dia adalah Allah, tetapi dalam daging manusia, Yesus tumbuh menjadi orang beriman. Yusus dan Maria mendidik anaknya dengan baik, tentu bukan hanya lewat perkataan, tetapi terlebih-lebih dalam iman dan lewat perbuatan atau contoh teladan yang mereka perlihatkan dalam hidup sehari-hari. Mereka melakukannya semuanya dengan penuh kasih sayang kepada anak mereka.
Belajar dari keluarga kudus, bagi kita jelas bahwa anak hendaknya tumbuh berkembang menjadi orang yang bijaksana, penuh hikmat dan menjadi orang beriman kepada Allah. Orang tua tidak cukup hanya membesarkan tubuh anak-anak tetapi harus juga memperhatian pendidikan nilai dan iman anak-anak sehingga anak-anak tumbuh menjadi orang yang penuh hikmat dan beriman kepada Allah. Pembinaan dan pendidikan anak hendaknya sudah dimulai sejak anak berusia bayi dalam keluarga. Dengan dimikian, orang tualah sebenarnya yang menjadi guru pertama dan utama dari anak-anak dan ‘sekolah hidup’ pertama anak adalah dalam rumah tangga atau dalam keluarga itu sendiri. Orang tua harus berani memberi waktu yang cukup kepada anak-anak mereka, orang tua juga harus memberi teladan yang baik dalam hidup sehari-hari, karena teladan adalah cara paling efektif dalam mendidik anak-anak. Janganlah kiranya apa yang diharapkan orang tua atas anak dan diajarkan kepada anak tidak sesuai dengan perilaku hidup yang diperlihatkan orang tua. Singkat kata, baiklah kiranya para orang tua berguru kepada keluarga kudus dalam membesarkan dan mendidika anak-anak. Anak-anak dalam keluarga juga hendaknya berguru kepada Yesus bagaimana hidup sebagai seorang anak dalam keluarga. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.