Polisi tahan para imam di Korea
Pastor John Ko Byeong-soo yang ditahan polisi
Pada 27 Desember, Polisi Korea Selatan menahan sekelompok imam dan aktivis ketika menggelar protes terhadap proyek pemerintah yaitu pembangunan basis angkatan laut.
Polisi menangkap Pastor John Ko Byeong-soo, wakil ketua Special Committee for the Island of Peace dari Keuskupan Cheju. Bersama tiga imam Katolik, dua pendeta Protestan, dan sekitar 20 aktivis, Pastor Ko menghadang berbagai perusahaan konstruksi yang membawa bahahan bangunan ke tempat pembangunan.
Kelompok tersebut mengadakan konferensi pers di gerbang tempat pembangunan tersebut, tepatnya di Desa Gangjeong, Pulau Jeju (Cheju), dan menghimbau adanya penyelesaian atas konflik terkait dengan konstruksi tersebut.
“Mengapa dan untuk siapa basis angkatan laut ini dibangun di Desa Gangjeong, kawasan paling bersih di Korea? Tidak ada persenjataan modern dan sekutu yang bisa melindungi perdamaian dan kehidupan kita,” kata Uskup Cheju Mgr Peter Kang U-il dalam kotbahnya sebagaimana diberitakan oleh Voice of Jeju, sebuah kantor berita online setempat.
Pada 25 Desember, Uskup Kang mempersembahkan Misa Natal bersama warga Desa Gangjeong di kawasan konstruksi yang kontroversial tersebut. Pulau Jeju merupakan kawasan resor terkenal. Tahun 2005 pemerintah menjadikannya sebagai “Island of Peace.”
Pada bulan Juni 2007, Angkatan Laut dan pemerintah Propinsi Jeju menjadikan Desa Gangjeong sebagai tempat proyek basis angkatan laut tersebut. Pada 29 Januari, Angkatan Laut menandatangani kontrak dengan dua perusahaan untuk karya konstruksi itu. Basis angkatan laut seluas 400.000 meter persegi itu akan menjadi pusat untuk armada kapal-kapal penghancur yang akan berpatroli di East China Sea antara Cina dan Jepang.
Sumber : ucanews.com; By John Choi, Seoul, Tanggal publikasi: 28 Desember 2010
Sumber Berita Katolik
Pada 27 Desember, Polisi Korea Selatan menahan sekelompok imam dan aktivis ketika menggelar protes terhadap proyek pemerintah yaitu pembangunan basis angkatan laut.
Polisi menangkap Pastor John Ko Byeong-soo, wakil ketua Special Committee for the Island of Peace dari Keuskupan Cheju. Bersama tiga imam Katolik, dua pendeta Protestan, dan sekitar 20 aktivis, Pastor Ko menghadang berbagai perusahaan konstruksi yang membawa bahahan bangunan ke tempat pembangunan.
Kelompok tersebut mengadakan konferensi pers di gerbang tempat pembangunan tersebut, tepatnya di Desa Gangjeong, Pulau Jeju (Cheju), dan menghimbau adanya penyelesaian atas konflik terkait dengan konstruksi tersebut.
“Mengapa dan untuk siapa basis angkatan laut ini dibangun di Desa Gangjeong, kawasan paling bersih di Korea? Tidak ada persenjataan modern dan sekutu yang bisa melindungi perdamaian dan kehidupan kita,” kata Uskup Cheju Mgr Peter Kang U-il dalam kotbahnya sebagaimana diberitakan oleh Voice of Jeju, sebuah kantor berita online setempat.
Pada 25 Desember, Uskup Kang mempersembahkan Misa Natal bersama warga Desa Gangjeong di kawasan konstruksi yang kontroversial tersebut. Pulau Jeju merupakan kawasan resor terkenal. Tahun 2005 pemerintah menjadikannya sebagai “Island of Peace.”
Pada bulan Juni 2007, Angkatan Laut dan pemerintah Propinsi Jeju menjadikan Desa Gangjeong sebagai tempat proyek basis angkatan laut tersebut. Pada 29 Januari, Angkatan Laut menandatangani kontrak dengan dua perusahaan untuk karya konstruksi itu. Basis angkatan laut seluas 400.000 meter persegi itu akan menjadi pusat untuk armada kapal-kapal penghancur yang akan berpatroli di East China Sea antara Cina dan Jepang.
Sumber : ucanews.com; By John Choi, Seoul, Tanggal publikasi: 28 Desember 2010
Sumber Berita Katolik
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.