Renungan : Selasa 28 Desember 2010
1Yoh 1:5-2:2, Mzm 124:2-3,4-5,7b-8, Mat 2:13-18
(Pesta Kanak-Kanak Suci)
1Yoh 1:5-2:2, Mzm 124:2-3,4-5,7b-8, Mat 2:13-18
(Pesta Kanak-Kanak Suci)
"Mari kita menghargai hidup kita dan hidup orang lain!"
BACAAN INJIL:
Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku." Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN
Herodes jelas adalah raja yang haus akan kekuasaan, orang yang berambisi dan tidak ingin disaingi oleh orang lain. Oleh karena itulah Ketika raja Herodes mendengar orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya tentang Yesus raja orang Yahudi yang baru dilahirkan, dan mereka hendak menyembah Dia, Herodes sangat terkejut. dia terkejut dan ? Herodes merasa kerajaannya terancam sehingga berencana membunuh Yesus yang masih bayi. Namun Tuhan Allah menyelamatkan Yesus lewat mimpi kepada Yusuf yang menyuruh mereka mengungsi ke Mesir. Karena Herodes tidak bisa menemukan dan membunuh Yesus, dia menjadi sangat marah sehingga membunuh bayi-bayi yang seusia dengan Yesus yakni bayi berumur 2 tahun ke bawah. Bayi-bayi itu menjadi korban ambisi, iri hati, kekejian, kemarahan dan kekejaman Herodes.
Pada zaman ini juga banyak orang yang berperilaku seperti Herodes. Banyak penguasa, pemimpin, orang kaya dan yang lain begitu gampangnya menghilangkan nyawa orang lain, hanya karena kepentingan mereka sendiri. Dengan mudahnya seseorang membunuh atau menyewa seorang pembunuh bayaran untuk membunuh orang yang dianggap saingan atau lawannya. Betapa mudahnya seorang koruptor mengkorupsikan uang yang diperuntukkan untuk orang-orang kecil dan miskin. Bukan rahasia juga bahwa ketika ada bencana alam, banyak orang berlomba-lomba mencari keuntungan dari semuanya itu, yakni seakan mencari dana untuk para korban, tetapi sebenarnya juga mencari kekayaan atau pekerjaan dari kejadian itu, dana bantuan yang harusnya disalurkan untuk para korban, tetapi nyatanya dipakai untuk kepentingan sendiri. Semuanya itu tidak jauh beda dari sikap Herodes yang menganggap hidup atau nyawa orang lain tidak berharga sehingga dengan mudah begitu saja ditelantarkan bahkan dihilangkan.
Sekarang ini juga, sering kita dengar bahwa anak-anak menjadi korban ambisi orang dewasa atau orang tua. Tanpa sadar, orang dewasa atau orang tua karena demi ambisinya mengorbankan anak-anak. Misalnya orang tua seringkali memaksanakan kehendaknya kepada anak misalnya dalam masalah pendidikan. Orang tua berambisi anaknya menjadi seorang dokter karena merupakan suatu gengsi di mata umum, namun sebenarnya anaknya punya minat dan keingingan lain. Tetapi karena dipaksa orang tua, anak menjadi mengikutinya. Dalam hal ini, tanpa sadar orang tua membunuh karakter anak dan juga masa depannya. Sebab bisa jadi anak setelah menyelesaikan keinginan orang tuanya, dia tidak bisa menikmati hasilnya, dia hidup seakan-akan bukan karena keinginannya, tetapi karena keinginan orang tuanya, hidupnya akan terasa hampa. Ada juga orang tua yang begitu kejam dan pemarah, dia sering memukul dan menyiksa anaknya dan bahkan ada orang tua yang sampai membunuh anaknya. Masih banyak kejadian yang kita dengarkan sehubungan dengan anak menjadi korban kekejaman, kekerasan, kekejian dan kemarahan orang-orang dewasa.
Tentu selain mengajak kita untuk menghotmati anak-anak yang menjadi korban kekejaman Herodes karena tidak bisa membunuh Yesus, kita juga diajak untuk tidak berperilaku seperti Herodes, yang sifatnya ambisius, iri hati, kejam, keji dan tidak menghargai hidup orang lain. Hidup itu sungguh berharga, berasal dari Tuhan dan milik Tuhan. Oleh karena itu, mari kita menghargai hidup kita dan hidup orang lain.
Bagi para orang tua, Injil hari ini mengajak agar melihat bahwa hidup anak-anak adalah anugerah Tuhan, pemberian Tuhan. Dengan kesadaran ini, para orang tua hendaknya berusaha memelihara dan bahkan harus berjuang untuk mempertahankan hidup anak-anak. Orang tua harus berusaha agar anak-anak tetap hidup, terhindar dari apa yang dapat membunuh mereka baik itu yang membunuh hidupnya dan imannya. Orang tua yang memelihara hidup anaknya, sama halnya melaksanakan perintah Tuhan yang memberi dan menghargai hidup. Amin.
Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku." Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN
Herodes jelas adalah raja yang haus akan kekuasaan, orang yang berambisi dan tidak ingin disaingi oleh orang lain. Oleh karena itulah Ketika raja Herodes mendengar orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya tentang Yesus raja orang Yahudi yang baru dilahirkan, dan mereka hendak menyembah Dia, Herodes sangat terkejut. dia terkejut dan ? Herodes merasa kerajaannya terancam sehingga berencana membunuh Yesus yang masih bayi. Namun Tuhan Allah menyelamatkan Yesus lewat mimpi kepada Yusuf yang menyuruh mereka mengungsi ke Mesir. Karena Herodes tidak bisa menemukan dan membunuh Yesus, dia menjadi sangat marah sehingga membunuh bayi-bayi yang seusia dengan Yesus yakni bayi berumur 2 tahun ke bawah. Bayi-bayi itu menjadi korban ambisi, iri hati, kekejian, kemarahan dan kekejaman Herodes.
Pada zaman ini juga banyak orang yang berperilaku seperti Herodes. Banyak penguasa, pemimpin, orang kaya dan yang lain begitu gampangnya menghilangkan nyawa orang lain, hanya karena kepentingan mereka sendiri. Dengan mudahnya seseorang membunuh atau menyewa seorang pembunuh bayaran untuk membunuh orang yang dianggap saingan atau lawannya. Betapa mudahnya seorang koruptor mengkorupsikan uang yang diperuntukkan untuk orang-orang kecil dan miskin. Bukan rahasia juga bahwa ketika ada bencana alam, banyak orang berlomba-lomba mencari keuntungan dari semuanya itu, yakni seakan mencari dana untuk para korban, tetapi sebenarnya juga mencari kekayaan atau pekerjaan dari kejadian itu, dana bantuan yang harusnya disalurkan untuk para korban, tetapi nyatanya dipakai untuk kepentingan sendiri. Semuanya itu tidak jauh beda dari sikap Herodes yang menganggap hidup atau nyawa orang lain tidak berharga sehingga dengan mudah begitu saja ditelantarkan bahkan dihilangkan.
Sekarang ini juga, sering kita dengar bahwa anak-anak menjadi korban ambisi orang dewasa atau orang tua. Tanpa sadar, orang dewasa atau orang tua karena demi ambisinya mengorbankan anak-anak. Misalnya orang tua seringkali memaksanakan kehendaknya kepada anak misalnya dalam masalah pendidikan. Orang tua berambisi anaknya menjadi seorang dokter karena merupakan suatu gengsi di mata umum, namun sebenarnya anaknya punya minat dan keingingan lain. Tetapi karena dipaksa orang tua, anak menjadi mengikutinya. Dalam hal ini, tanpa sadar orang tua membunuh karakter anak dan juga masa depannya. Sebab bisa jadi anak setelah menyelesaikan keinginan orang tuanya, dia tidak bisa menikmati hasilnya, dia hidup seakan-akan bukan karena keinginannya, tetapi karena keinginan orang tuanya, hidupnya akan terasa hampa. Ada juga orang tua yang begitu kejam dan pemarah, dia sering memukul dan menyiksa anaknya dan bahkan ada orang tua yang sampai membunuh anaknya. Masih banyak kejadian yang kita dengarkan sehubungan dengan anak menjadi korban kekejaman, kekerasan, kekejian dan kemarahan orang-orang dewasa.
Tentu selain mengajak kita untuk menghotmati anak-anak yang menjadi korban kekejaman Herodes karena tidak bisa membunuh Yesus, kita juga diajak untuk tidak berperilaku seperti Herodes, yang sifatnya ambisius, iri hati, kejam, keji dan tidak menghargai hidup orang lain. Hidup itu sungguh berharga, berasal dari Tuhan dan milik Tuhan. Oleh karena itu, mari kita menghargai hidup kita dan hidup orang lain.
Bagi para orang tua, Injil hari ini mengajak agar melihat bahwa hidup anak-anak adalah anugerah Tuhan, pemberian Tuhan. Dengan kesadaran ini, para orang tua hendaknya berusaha memelihara dan bahkan harus berjuang untuk mempertahankan hidup anak-anak. Orang tua harus berusaha agar anak-anak tetap hidup, terhindar dari apa yang dapat membunuh mereka baik itu yang membunuh hidupnya dan imannya. Orang tua yang memelihara hidup anaknya, sama halnya melaksanakan perintah Tuhan yang memberi dan menghargai hidup. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.