Renungan Hari Biasa Khusus Adven, Senin 20 Desember 2010
Yes 7:10-14, Mzm 24:1-2,3-4ab,5-6, Luk 1:26-38
Yes 7:10-14, Mzm 24:1-2,3-4ab,5-6, Luk 1:26-38
"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."
BACAAN INJIL:
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Demikianlah Injl Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Pernah seorang ibu menelepon dan mohon doa karena anaknya sakit. Ibu itu cerita bahwa dia sudah membawa anaknya yang sakit ke seorang ‘dukun’. Si dukun menyuruh mereka berziarah ke makam leluhur mereka di kampong halaman mereka, dengan membawa makanan kesukaan si leluhur dan memberi makan tondi/ roh anaknya. Mereka melakukan seperti yang dikatakan oleh si dukun, dan katanya ternyata anaknya tidak sembuh juga. Saya tahu tempat yang kampung halaman yang mereka tuju, dan untuk itu mereka menghabiskan banyak biaya untuk itu. Ibu itu cerita bahwa ankanya sudah mendapatkan Sakramen Perminyakan dan sekarang dia menelepon dan meng sms semua pastor yang di Dairi untuk minta doa. Tiga hari kemudian, ibu itu telepon dan sms semua pastor yang di Dairi dan memberitahukan bahwa anaknya sudah sembuh, dokter memperkenankan mereka pulang dari rumah sakit karena udah sembuh.
Melaksanakan perintah Tuhan, bukanlah hal yang mudah, apalagi karena seringkali Sabda Tuhan itu ‘bertentangan’ dengan keinginan hati kita, bertentangan dengan kebiasaan dalam hidup. Juga Sabda Tuhan itu seringkali pasti mendapat penolakan atau menghadapi tantangan dari kehidupan dunia. Kita pasti ingin menjadi murid Yesus yang setia, meyakini bahwa Sabda Tuhan itu membawa kita ke kebahagiaan yang kekal, namun kita sulit melaksanakannya karena takut akan penolakan dunia, takut pada resiko dari semuanya. Oleh karena itulah, seringkali Sabda Tuhan yang kita dengar, hanya tinggal dalam hati, tidak menghasilkan buah dalam perbuatan atau perilaku hidup.
Adapula orang yang mendengar Sabda Tuhan, tetapi tidak melakukannya karena tidak yakin dengan ‘kekuatan’ Sabda itu yang akan membawa dia ke kebahagiaan hidup dan juga karena kurang percaya akan Tuhan. Orang tersebut lebih percaya kepada yang sifatnya manusiawi, atau kekuatan dunia. Oleh karena itu, sekarang ini masih banyak orang Kristen yang lebih percaya kepada dukun, para normal dibanding kepada Tuhan dan Sabda-Nya. Bukan rahasia bagi kita, masih banyak umat yang bila anaknya sakit atau menghadapi persoalan hidup, mereka pergi ke dukun untuk minta nasihat dan pengobatan. Tidak sedikit pula umat yang kurang percaya akan penyertaan Tuhan atas hidupnya, sehingga masih mencari ‘perlindungan’ atau jimat dari dukun. Memang itu mereka lakukan biasanya secara diam-diam, tetapi jelas mereka sebagai orang Kristen, namun kurang percaya kepada Tuhan dan lebih percaya kepada tuhan-tuhan yang lain.
Berbeda halnya dengan Bunda Maria, seorang wanita muda, sederhana dan beriman, dia mendengarkan perintah Tuhan, taat dan melaksanakan perintah dan kehendak Tuhan. Walaupun sebagai manusia yang biasa, sederhana dan jujur, dia bertanya dan minta penegasan dari malaikat Tuhan tentang tugas yang harus dilaksanakannya. Maria bertanya bagaimana hal itu terjadi pada dirinya adalah bukan karena dia tidak percaya, tetapi karena dia sadar akan dirinyan adalah wanita biasa, sederhana dan tidak layak menerima tugas yang begitu mulia. Selain itu, sebagai manusia biasa, Maria sadar akan resiko yang harus dihadapinya dengan menerima tugas mulia itu. Malaikat Tuhan meneguhkan Maria bahwa Tuhan akan menyertainya senantiasa. Malaikat Tuhan juga memberitahukan kepada Maria akan mekjizat yang terjadi pada Elisabeth saudarinya, yang menurut pemikiran manusia tidak akan bisa melahirkan lagi, tetapi karena kuasa Allah, Elisabeth sudah mengandung 6 bulan. Peneguhan dan pemeritahuan tentang Elisabeth ini, merupakan salah bentuk peneguhan bagi Maria, agar Maria tidak usah takut, karena Tuhan bisa berbuat apa saja demi kehendak-Nya dan Tuhan mampu berbuat apa saja melebihi kemampuan manusa. Apa yang dilakukan Maria adalah suatu bentuk proses pematangan iman. Sesudah itu, Maria dengan mantap menjawab ‘Aku ini hamba tuhan, terjadilah padaku menurut kehendak-Mu.” Maria sungguh menjadi teladan orang beriman, percaya akan rencana Tuhan atas dirinya adalah indah, percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah ingar janji, bahwa Tuhan akan senantiasa menyertainya, percaya bahwa kehendak Tuhan atas dirinya adalah suatu berkat dan Maria percaya total kepada Tuhan.
Kita juga adalah hamba Tuhan dan tugas kita hendaknya untuk melakukan kehendak Tuhan, bukan Tuhan harus melakukan kehendak kita. Maria menjadi teladan bagi kita bagaimana hidup sebagai hamba Tuhan dan bagaimana menjalankan atau melaksanakan kehendak Tuhan. Mari kita juga berani percaya pada Sabda Tuhan, berusaha melaksanakannya dalam hidup. Tuhan tidak akan pernah ingkar janji. Kalau kita berani jujur, banyak perbuatan baik yang sudah diperbuat oleh Tuhan atas diri kita, yang melebihi kemampuan kita. Dengan demikian, kiranya membuat kita tidak ragu untuk taat melaksanakan perintah dan kehendak Tuhan atas diri kita sebagai hamba-hamba Tuhan. Semoga.
REFLESKI PRIBADI:
1. Hari ini tanamkan dalam hati dan wujudkanlah kata-kata Maria, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."
2. Tanyalah kepada Tuhan dalam doa, apa yang menjadi kehendak Tuhan atas diri Saudara/I pada hari ini.
Demikianlah Injl Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Pernah seorang ibu menelepon dan mohon doa karena anaknya sakit. Ibu itu cerita bahwa dia sudah membawa anaknya yang sakit ke seorang ‘dukun’. Si dukun menyuruh mereka berziarah ke makam leluhur mereka di kampong halaman mereka, dengan membawa makanan kesukaan si leluhur dan memberi makan tondi/ roh anaknya. Mereka melakukan seperti yang dikatakan oleh si dukun, dan katanya ternyata anaknya tidak sembuh juga. Saya tahu tempat yang kampung halaman yang mereka tuju, dan untuk itu mereka menghabiskan banyak biaya untuk itu. Ibu itu cerita bahwa ankanya sudah mendapatkan Sakramen Perminyakan dan sekarang dia menelepon dan meng sms semua pastor yang di Dairi untuk minta doa. Tiga hari kemudian, ibu itu telepon dan sms semua pastor yang di Dairi dan memberitahukan bahwa anaknya sudah sembuh, dokter memperkenankan mereka pulang dari rumah sakit karena udah sembuh.
Melaksanakan perintah Tuhan, bukanlah hal yang mudah, apalagi karena seringkali Sabda Tuhan itu ‘bertentangan’ dengan keinginan hati kita, bertentangan dengan kebiasaan dalam hidup. Juga Sabda Tuhan itu seringkali pasti mendapat penolakan atau menghadapi tantangan dari kehidupan dunia. Kita pasti ingin menjadi murid Yesus yang setia, meyakini bahwa Sabda Tuhan itu membawa kita ke kebahagiaan yang kekal, namun kita sulit melaksanakannya karena takut akan penolakan dunia, takut pada resiko dari semuanya. Oleh karena itulah, seringkali Sabda Tuhan yang kita dengar, hanya tinggal dalam hati, tidak menghasilkan buah dalam perbuatan atau perilaku hidup.
Adapula orang yang mendengar Sabda Tuhan, tetapi tidak melakukannya karena tidak yakin dengan ‘kekuatan’ Sabda itu yang akan membawa dia ke kebahagiaan hidup dan juga karena kurang percaya akan Tuhan. Orang tersebut lebih percaya kepada yang sifatnya manusiawi, atau kekuatan dunia. Oleh karena itu, sekarang ini masih banyak orang Kristen yang lebih percaya kepada dukun, para normal dibanding kepada Tuhan dan Sabda-Nya. Bukan rahasia bagi kita, masih banyak umat yang bila anaknya sakit atau menghadapi persoalan hidup, mereka pergi ke dukun untuk minta nasihat dan pengobatan. Tidak sedikit pula umat yang kurang percaya akan penyertaan Tuhan atas hidupnya, sehingga masih mencari ‘perlindungan’ atau jimat dari dukun. Memang itu mereka lakukan biasanya secara diam-diam, tetapi jelas mereka sebagai orang Kristen, namun kurang percaya kepada Tuhan dan lebih percaya kepada tuhan-tuhan yang lain.
Berbeda halnya dengan Bunda Maria, seorang wanita muda, sederhana dan beriman, dia mendengarkan perintah Tuhan, taat dan melaksanakan perintah dan kehendak Tuhan. Walaupun sebagai manusia yang biasa, sederhana dan jujur, dia bertanya dan minta penegasan dari malaikat Tuhan tentang tugas yang harus dilaksanakannya. Maria bertanya bagaimana hal itu terjadi pada dirinya adalah bukan karena dia tidak percaya, tetapi karena dia sadar akan dirinyan adalah wanita biasa, sederhana dan tidak layak menerima tugas yang begitu mulia. Selain itu, sebagai manusia biasa, Maria sadar akan resiko yang harus dihadapinya dengan menerima tugas mulia itu. Malaikat Tuhan meneguhkan Maria bahwa Tuhan akan menyertainya senantiasa. Malaikat Tuhan juga memberitahukan kepada Maria akan mekjizat yang terjadi pada Elisabeth saudarinya, yang menurut pemikiran manusia tidak akan bisa melahirkan lagi, tetapi karena kuasa Allah, Elisabeth sudah mengandung 6 bulan. Peneguhan dan pemeritahuan tentang Elisabeth ini, merupakan salah bentuk peneguhan bagi Maria, agar Maria tidak usah takut, karena Tuhan bisa berbuat apa saja demi kehendak-Nya dan Tuhan mampu berbuat apa saja melebihi kemampuan manusa. Apa yang dilakukan Maria adalah suatu bentuk proses pematangan iman. Sesudah itu, Maria dengan mantap menjawab ‘Aku ini hamba tuhan, terjadilah padaku menurut kehendak-Mu.” Maria sungguh menjadi teladan orang beriman, percaya akan rencana Tuhan atas dirinya adalah indah, percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah ingar janji, bahwa Tuhan akan senantiasa menyertainya, percaya bahwa kehendak Tuhan atas dirinya adalah suatu berkat dan Maria percaya total kepada Tuhan.
Kita juga adalah hamba Tuhan dan tugas kita hendaknya untuk melakukan kehendak Tuhan, bukan Tuhan harus melakukan kehendak kita. Maria menjadi teladan bagi kita bagaimana hidup sebagai hamba Tuhan dan bagaimana menjalankan atau melaksanakan kehendak Tuhan. Mari kita juga berani percaya pada Sabda Tuhan, berusaha melaksanakannya dalam hidup. Tuhan tidak akan pernah ingkar janji. Kalau kita berani jujur, banyak perbuatan baik yang sudah diperbuat oleh Tuhan atas diri kita, yang melebihi kemampuan kita. Dengan demikian, kiranya membuat kita tidak ragu untuk taat melaksanakan perintah dan kehendak Tuhan atas diri kita sebagai hamba-hamba Tuhan. Semoga.
REFLESKI PRIBADI:
1. Hari ini tanamkan dalam hati dan wujudkanlah kata-kata Maria, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."
2. Tanyalah kepada Tuhan dalam doa, apa yang menjadi kehendak Tuhan atas diri Saudara/I pada hari ini.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.