Renugan Misa Natal Pagi, 25 Desember 2010
Yes 52:7-10; Mzm 97 (98) :1.2-3a.3cd-4.5-6; Ibr 1:1-6; Yoh 1:1-18
Yes 52:7-10; Mzm 97 (98) :1.2-3a.3cd-4.5-6; Ibr 1:1-6; Yoh 1:1-18
“Sabda telah menjadi manusia, dan diam di antara kita”.
BACAAN INJIL:
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
PENGANTAR
Tadi malam kita sudah bergembira karena merayakan malam natal. Kita bergembira karena dalam perayaan Natal kita merayakan Tuhan Allah yang menyatakan diri-Nya kepada kita dalam kelahiran Yesus Almasih. Lewat kelahiran Yesus Kristus Almasih, juga menyatakan bahwa Tuhan tidak hanya sekedar mengunjungi kita, tetapi tinggal bersama-sama dengan kita. Dari sebab itulah kita patut bergembira dan pada hari Raya Natal pagi ini, kegembiraan kita semakin besar karena kembali dinyatakan kepada kita, siapa sebenarnya Yesus yang kelahiran-Nya kita rayakan dengan gembira.
RENUNGAN
Kelahiran seorang anak pasti umumnya menggembirakan orang tua, semua keluarga, apalagi kalau kelahirannya itu sudah lama dinantik-nantikan. Kita selama 4 minggu dalam masa Adven mempersiapkan dan menanti-nantikan kelahiran Yesus pada hari Raya Natal. Semua kita pasti bergembira karena Yesus yang lahir adalah Allah sendiri yang datang ke dunia untuk tinggal bersama kita.
Dalam Injil hari ini, kembali ditegaskan kepada kita siapa Yesus yang kelahiran-Nya kita nanti-nantikan dan kita rayakan penuh kegembiraan. Dia adalah yang pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Dialah pula yang menjadikan langit dan bumi beserta isinya. Yesus adalah pribadi kedua Trtitunggal Mahakudus. Dia yang adalah Tuhan menjadi manusia dengan mengambil rupa daging manusia dan tinggal bersama-sama dengan kita. Yesus sungguh Allah, sungguh manusia sama seperti kita. Memang hal ini sulit kita mengerti, mengapa Allah sampai melakukan semuanya itu. Inilah misteri rahasia cinta kasih Allah kepada manusia, inilah misteri komunikasi cinta kasih Allah kepada manusia.
Bagi pemikiran manusia memang sangat tidak biasa dan tidak mungkin seorang pemimpin atau seorang raja mau meninggalkan kemuliaannya dan hidup bersama rakyatnya dan hidup seperti mereka. Namun Allah sendiri melakukannya. Dia mengunjungi, tinggal bersama ciptaan-Nya dan mengalami hidup seperti manusia ciptaan-Nya. Apa yang kita dengarkan hari ini bukan hanya sebagai gambaran tentang kasih Allah kepada manusia, tetapi suatu kenyataan yang terjadi di mana Allah melakukannya dalam diri Yesus Kristus. Allah telah menjadi manusia dan diam diantara kita, sehingga kita dapat melihat kemuliaan-Nya.
Inilah sukacita dan kegembiraan bagi kita yang percaya kepada-Nya. Dalam perayaan Natal kita bergembira merayakan cinta kasih Allah yang begitu besar kepada kita ciptaan-Nya. Dia yang adalah pencipta kita, begitu mengasihi kita ciptaan-Nya sehingga Dia tinggal bersama kita. Kehadirannya membawa terang bagi kita dalam kegelapan hidup dunia ini, Dia tidak menghendaki kita hidup dalam kegelapan dunia. Kehadiran Tuhan dalam hidup kita, itulah sebenarnya yang kita rayakan juga dalam setiap kita merayakan Ekaristi. Dalam perayaan ekaristi Tuhan hadir dan bersatu dengan kita.
Dalam perayaan Natal ini, selain kita bergembira karena Tuhan kita menyatakan diri kepada kita, kita juga bergembira karena dalam perayaan Natal kita mengingat kembali bahwa Allah telah memuliakan kembali hidup kita sebagai anak-anak Allah. Kita semua tahu, bahwa sejak kedosaan Adam dan hawa, hidup manusiawi kita ternodai, menjadikan kita jauh dari Allah. Tetapi Allah yang menjadi manusia dengan mengambil rupa daging manusia lewat kelahirannya, hidup manusiawi kita dikuduskan kembali oleh Allah dan bahkan dimuliakan kembali dengan menjadikan kita saudara saudari dan anak-anak Allah. Hal ini jelas kita dengarkan tadi dalam Injil, “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.” Penginjil Yohanes mengatakan kepada kita, dengan kelahiran Yesus dinyatakan juga kepada kita bahwa Allah telah menjadikan kita anak-anaknya. Kita menjadi anak-anak Allah adalah karena Tuhan menghendakinya, bukan karena kita, bukan karena kebaikan kita. Sungguh ini adalah sukacita yang besar, sungguh ini adalah cintakasih Allah yang luar biasa, karena Dia yang adalah pencipta kita, tetapi mau menjadikan kita ciptaan-Nya sebagai anak-anak yang dikasihi-Nya, padahal kita seringkali berdosa, hidup dalam kegelapan dunia. Sukacita manakah yang paling besar dibandingkan dengan Allah menjadikan kita jadi anak-anak yang dikasihi-Nya? Tidak ada sukacita yang lebih besar dibandingkan dengan warta Natal ini. Inilah yang kami maksudkan bahwa Natal adalah pemuliaan kembali hidup manusia. Namun ingatlah, bahwa orang-orang yang percaya dan menerima Yesus sebagai Almasih, itulah yang dijadikan sebagai anak-anak Allah. Oleh karena itu, mari kita percaya dan menerima Yesus adalah Tuhan dan Allah kita.
Kita yang merayakan Natal tentu karena kita menerima Yesus adalah Tuhan penyelamat kita dan percaya kepada kita. Namun warta gembira Natal ini hendaknya kita gemakan kepada sesama dalam kehidupan harian kita. Dalam hidup sekarang, dalam kehidupan bersama orang lain, dan bahkan dalam kehidupan keluarga kita, banyak orang yang tidak lagi mengenal Allah yang hadir, banyak orang yang menolak kehadiran Yesus yang adalah Tuhan. Semua itu terjadi bisa karena beban hidup, persoalan, penderitaan, bencana alam dan juga oleh kemajuan zaman ini yang lebih ‘mendewakan’ tekhnologi, kekayaan, harta dan ilmu pengetahuan. Dalam dunia yang sekarang ini juga, banyak orang yang tidak lagi menghargai hidupnya sebgai anugerah Allah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah, mereka hidup dalam kehendak sendiri, hidup dalam kedosaan. Banyak juga orang tidak lagi merasakan bahwa hidupnya dan hidup sesamanya tidak berharga sehingga dengan mudah menyai-nyiakan hidupnya, dengan mudah menghilangkan hidupnya dan menghilangkan hidup orang lain.
Dalam dunia yang demikian, kitalah yang menghadirkan Allah bagi mereka. Kita menghadirkan Allah, tentu bukan hanya dengan perkataan tetapi terlebih dalam teladan hidup dan perbuatan baik kepada sesama. Kita mewartakannya dengan pertama-tama menjalankan perintah Tuhan, memelihara kesucian hidup kita yakni berusaha menghindarkan perbuatan-perbuatan tidak baik yang tidak berkenan dihadapan Tuhan. Lewat sikap hidup yang demikian, kita mau menyatakan kepada kita bahwa Allah hadir dalam hidup kita, kita dan hidup kita telah dimuliakan oleh Tuhan, begitu berharga bagi Tuhan. Selanjutnya kita wartakan lewat perbuatan baik kepada sesama. Sebagaimana Allah lewat kelahiran Yesus Alamasih, mengkomunikasikan cinta kasih-Nya kepada manusia, kita juga hendaknya mengkomunikasikan cinta kasih Allah kepada orang lain, lewat menyapa semua orang sebagai saudara-saudari kita dalam Yesus, berbuat baik kepada sesama. Yesus hadir karena Dia tidak menghendaki manusia hidup dalam kegelapan dosa dan binasa. Demikianpun kiranya kita berusaha hadir bagi orang lain karena menghendaki agar orang lain merasakan kehadiran Allah dan pada akhirnya ikut menikmati kesalamatan yang telah diberikan oleh Tuhan bagi manusia, agar orang lain juga hidup sebagai anak-anak Allah.
PENUTUP
Perayaan Natal sungguh menjadi megah, agung dan meriah, bukan terutama dengan hiasan-hiasan natal, bukan hanya sekedar liturgy yang dipersiapkan sungguh-sungguh, tetapi terutama bila Gereja yaitu kita semua menghadirkan Yesus yang hari ini kelahirannya kitarayakan hari ini dalam hidup kita sehari-hari di manapun kita berada. Sehingga Natal juga, ajakan bagi kita semua untuk mengkomunikasihkan cinta kasih Allah dalam dunia. SELAMAT MERAYAKAN HARI RAYA NATAL. Amin.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
PENGANTAR
Tadi malam kita sudah bergembira karena merayakan malam natal. Kita bergembira karena dalam perayaan Natal kita merayakan Tuhan Allah yang menyatakan diri-Nya kepada kita dalam kelahiran Yesus Almasih. Lewat kelahiran Yesus Kristus Almasih, juga menyatakan bahwa Tuhan tidak hanya sekedar mengunjungi kita, tetapi tinggal bersama-sama dengan kita. Dari sebab itulah kita patut bergembira dan pada hari Raya Natal pagi ini, kegembiraan kita semakin besar karena kembali dinyatakan kepada kita, siapa sebenarnya Yesus yang kelahiran-Nya kita rayakan dengan gembira.
RENUNGAN
Kelahiran seorang anak pasti umumnya menggembirakan orang tua, semua keluarga, apalagi kalau kelahirannya itu sudah lama dinantik-nantikan. Kita selama 4 minggu dalam masa Adven mempersiapkan dan menanti-nantikan kelahiran Yesus pada hari Raya Natal. Semua kita pasti bergembira karena Yesus yang lahir adalah Allah sendiri yang datang ke dunia untuk tinggal bersama kita.
Dalam Injil hari ini, kembali ditegaskan kepada kita siapa Yesus yang kelahiran-Nya kita nanti-nantikan dan kita rayakan penuh kegembiraan. Dia adalah yang pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Dialah pula yang menjadikan langit dan bumi beserta isinya. Yesus adalah pribadi kedua Trtitunggal Mahakudus. Dia yang adalah Tuhan menjadi manusia dengan mengambil rupa daging manusia dan tinggal bersama-sama dengan kita. Yesus sungguh Allah, sungguh manusia sama seperti kita. Memang hal ini sulit kita mengerti, mengapa Allah sampai melakukan semuanya itu. Inilah misteri rahasia cinta kasih Allah kepada manusia, inilah misteri komunikasi cinta kasih Allah kepada manusia.
Bagi pemikiran manusia memang sangat tidak biasa dan tidak mungkin seorang pemimpin atau seorang raja mau meninggalkan kemuliaannya dan hidup bersama rakyatnya dan hidup seperti mereka. Namun Allah sendiri melakukannya. Dia mengunjungi, tinggal bersama ciptaan-Nya dan mengalami hidup seperti manusia ciptaan-Nya. Apa yang kita dengarkan hari ini bukan hanya sebagai gambaran tentang kasih Allah kepada manusia, tetapi suatu kenyataan yang terjadi di mana Allah melakukannya dalam diri Yesus Kristus. Allah telah menjadi manusia dan diam diantara kita, sehingga kita dapat melihat kemuliaan-Nya.
Inilah sukacita dan kegembiraan bagi kita yang percaya kepada-Nya. Dalam perayaan Natal kita bergembira merayakan cinta kasih Allah yang begitu besar kepada kita ciptaan-Nya. Dia yang adalah pencipta kita, begitu mengasihi kita ciptaan-Nya sehingga Dia tinggal bersama kita. Kehadirannya membawa terang bagi kita dalam kegelapan hidup dunia ini, Dia tidak menghendaki kita hidup dalam kegelapan dunia. Kehadiran Tuhan dalam hidup kita, itulah sebenarnya yang kita rayakan juga dalam setiap kita merayakan Ekaristi. Dalam perayaan ekaristi Tuhan hadir dan bersatu dengan kita.
Dalam perayaan Natal ini, selain kita bergembira karena Tuhan kita menyatakan diri kepada kita, kita juga bergembira karena dalam perayaan Natal kita mengingat kembali bahwa Allah telah memuliakan kembali hidup kita sebagai anak-anak Allah. Kita semua tahu, bahwa sejak kedosaan Adam dan hawa, hidup manusiawi kita ternodai, menjadikan kita jauh dari Allah. Tetapi Allah yang menjadi manusia dengan mengambil rupa daging manusia lewat kelahirannya, hidup manusiawi kita dikuduskan kembali oleh Allah dan bahkan dimuliakan kembali dengan menjadikan kita saudara saudari dan anak-anak Allah. Hal ini jelas kita dengarkan tadi dalam Injil, “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.” Penginjil Yohanes mengatakan kepada kita, dengan kelahiran Yesus dinyatakan juga kepada kita bahwa Allah telah menjadikan kita anak-anaknya. Kita menjadi anak-anak Allah adalah karena Tuhan menghendakinya, bukan karena kita, bukan karena kebaikan kita. Sungguh ini adalah sukacita yang besar, sungguh ini adalah cintakasih Allah yang luar biasa, karena Dia yang adalah pencipta kita, tetapi mau menjadikan kita ciptaan-Nya sebagai anak-anak yang dikasihi-Nya, padahal kita seringkali berdosa, hidup dalam kegelapan dunia. Sukacita manakah yang paling besar dibandingkan dengan Allah menjadikan kita jadi anak-anak yang dikasihi-Nya? Tidak ada sukacita yang lebih besar dibandingkan dengan warta Natal ini. Inilah yang kami maksudkan bahwa Natal adalah pemuliaan kembali hidup manusia. Namun ingatlah, bahwa orang-orang yang percaya dan menerima Yesus sebagai Almasih, itulah yang dijadikan sebagai anak-anak Allah. Oleh karena itu, mari kita percaya dan menerima Yesus adalah Tuhan dan Allah kita.
Kita yang merayakan Natal tentu karena kita menerima Yesus adalah Tuhan penyelamat kita dan percaya kepada kita. Namun warta gembira Natal ini hendaknya kita gemakan kepada sesama dalam kehidupan harian kita. Dalam hidup sekarang, dalam kehidupan bersama orang lain, dan bahkan dalam kehidupan keluarga kita, banyak orang yang tidak lagi mengenal Allah yang hadir, banyak orang yang menolak kehadiran Yesus yang adalah Tuhan. Semua itu terjadi bisa karena beban hidup, persoalan, penderitaan, bencana alam dan juga oleh kemajuan zaman ini yang lebih ‘mendewakan’ tekhnologi, kekayaan, harta dan ilmu pengetahuan. Dalam dunia yang sekarang ini juga, banyak orang yang tidak lagi menghargai hidupnya sebgai anugerah Allah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah, mereka hidup dalam kehendak sendiri, hidup dalam kedosaan. Banyak juga orang tidak lagi merasakan bahwa hidupnya dan hidup sesamanya tidak berharga sehingga dengan mudah menyai-nyiakan hidupnya, dengan mudah menghilangkan hidupnya dan menghilangkan hidup orang lain.
Dalam dunia yang demikian, kitalah yang menghadirkan Allah bagi mereka. Kita menghadirkan Allah, tentu bukan hanya dengan perkataan tetapi terlebih dalam teladan hidup dan perbuatan baik kepada sesama. Kita mewartakannya dengan pertama-tama menjalankan perintah Tuhan, memelihara kesucian hidup kita yakni berusaha menghindarkan perbuatan-perbuatan tidak baik yang tidak berkenan dihadapan Tuhan. Lewat sikap hidup yang demikian, kita mau menyatakan kepada kita bahwa Allah hadir dalam hidup kita, kita dan hidup kita telah dimuliakan oleh Tuhan, begitu berharga bagi Tuhan. Selanjutnya kita wartakan lewat perbuatan baik kepada sesama. Sebagaimana Allah lewat kelahiran Yesus Alamasih, mengkomunikasikan cinta kasih-Nya kepada manusia, kita juga hendaknya mengkomunikasikan cinta kasih Allah kepada orang lain, lewat menyapa semua orang sebagai saudara-saudari kita dalam Yesus, berbuat baik kepada sesama. Yesus hadir karena Dia tidak menghendaki manusia hidup dalam kegelapan dosa dan binasa. Demikianpun kiranya kita berusaha hadir bagi orang lain karena menghendaki agar orang lain merasakan kehadiran Allah dan pada akhirnya ikut menikmati kesalamatan yang telah diberikan oleh Tuhan bagi manusia, agar orang lain juga hidup sebagai anak-anak Allah.
PENUTUP
Perayaan Natal sungguh menjadi megah, agung dan meriah, bukan terutama dengan hiasan-hiasan natal, bukan hanya sekedar liturgy yang dipersiapkan sungguh-sungguh, tetapi terutama bila Gereja yaitu kita semua menghadirkan Yesus yang hari ini kelahirannya kitarayakan hari ini dalam hidup kita sehari-hari di manapun kita berada. Sehingga Natal juga, ajakan bagi kita semua untuk mengkomunikasihkan cinta kasih Allah dalam dunia. SELAMAT MERAYAKAN HARI RAYA NATAL. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.