Saudara-saudari yang terkasih,
Pada masa Natal ini seluruh dunia merayakan pesta kegembiraan manusia denga berbagai cara. Keaedaan yang selalu berulang adalah kegembiraan malam kudus tatkala Sang Putera Allah, Yesus Kristus, dilahukan di kandang Betlehem. Pada waktu itu para gembaladan malaikat menyampaikan pujian tertinggi kepada Tuhan sambil mewartakan damai sejahtera dan keselamatan bagi manusia. "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya" (Luk 2:14). Juga diterangkan
dan menyentuh hati manusia bahwa keadaan alam yang gelap gulita tiba-tiba berubah menjadi terang benderang sehingga sukacita, kedamaian, dan kesejahteraan paripuma dikembalikan kepada dunia. "Oleh rahmat dan belaskasih dari Allah kita,..., untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan" (Luk 1:79).
Diangkat pada zaman kita, natal menjadi sumber terang, pemulihan, damai, kesejahteraan, serta sebuah suasana yang di dalamnya terjadi peresapan kebahagiaan. Kita semua mengetahui bahwa situasi dunia dipenuhi oleh kekuatan kegelapan dan dengan berbagai musibah yang melanda, seperti peristiwa banjir di Wasior, tsunami di Mentawai, letusan gunung Sinabung di Tanah Karo dan di letusan gunung merapi di Jawa Tengah. Sepertinya penderitaan-penderitaan zaman ini belum cukup, karena musibah yang paling besar adalah praktek korupsi yang melanda lembaga dan pejabat tinggi negara. Terjangan musibah ini memporak-porandakan tatanan hukum dan keadilan, yang semakin lama semakin menyengsarakan rakyat di tengah banyaknya rakyat miskin berjuang mendapatkan raskin, bantuan-bantuan darurat lain dan di tengah usaha-usaha pdnyelamatanjiwa manusia.
Kita semua merasa prihatian dan mencoba untuk meringankan penderitaan sesama. Dalam situasi yang demikian, seluruh umat dimohon untuk mengulurkan tangan bantuan. Mata kita memandang ke langit menantikan bantuan serta uluran tangan ilahi untuk memberikan kekuatan agar umat tetap teguh dalam iman di tengah segala cobaan. Serentak dengan itu, kita memohon rahmat Allah agar lewat rahmat ilahi umat manusia dibebaskan dari bencana dan kemelaratan. Di situlah kita menerima firman dan ketetapan ilahi "karena begitu besarlah kasih Allah akan dunia ini, sehingga la telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yoh 3: 16). Dalam semuanya itu, dua upaya selalu diandaikan yakni kekuatan Allah sebagai jawaban atas- hal-hal mendasar dan keselamatan kekal dan juga usaha manusia agar meninggalkan penderitaan serta membuka kemungkinan-kemungkian barn untuk bangkit dari kemelaratan. Untuk itu marilah kita kembali mengarahkan pandangan kepada penyelamatan Allah sebagaimana dijaminkan oleh kelahiran Yesus Kristus sebagai Juruselamat.
Pantaslah kita memperbaharui niat dan tekad untuk hidup lebih taqwa, memperbaharui semangat doa, semangat menggereja dan semangat bermasyarakat. Paus Benediktus XVI mengatakan ada tiga ekologi dan panutan sikap dan hidup bakti demi mencapai kebahagiaan paripurna baik di dunia ini maupun pada kehidupan kekal. Ketiganya menyangkut etos kehidupan baru agar manusia sungguh terarah kepada damai dan kesejahteraan lestari.
Yang pertama adalah ekologi dan sikap kita kepada Allah. Hendaknya kita menjadi peniru sikap Abraham, Ishak dan Yakub serta Keluarga Kudus Nasaret dalam membuka diri kepada Allah dan penyelamatanNya. Semuanya itu bisa kita lakukan dalam hidup taqwa, saleh dan beribadat di hapadan Allah lewat Gereja. Sikap kedua adalah ekologi terhadap kemanusiaan. Di sini hendaknya kita menjadi tangan dan pelaksana cinta kasih dan persaudaraan sejati.
Tanggungjawab kita sebagai orang beriman pertama-tama untuk melakukan keadilan dan menghindarkan sikap-sikap ketakjujuran, manipulasi, kong kali kong, dan korupsi. Marilah kita membiasakan diri untuk tidak menyontek, mengibuli, menipu atau memanipulasi orang lain demi' kesejahteraan sendiri. Setelah itu kita terpanggil melakukan keutamaan ilahi, termasuk di dalamnya cinta kasih dengan memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan.
Dengan meringankan penderitaan orang di sekeliling kita, mengupayakan penghiburan dan kebahagiaan bagi yang berkeluh kesah. Inilah ajakan cinta kasih Kristus agar semua umat manusia mencapai kebahagiaan kekal lewat mengupayakan perdamaian dan persaudaraan lestari. Bidang ketiga adalah ekologi alam lingkungan. Kita ditentukan oleh Allah lebih dahulu mempersiapkan kesejahteraan dan keindahan alam seperti di Taman Eden, baru kemudian menghadirkan manusia dalam kehidupan paradis. Kita harus mengusahakan supaya alam lingkungan asri dan sejahtera lewat tindakan-tindakan penghijauan, pengaturan sampah, pola hidup sehat dan bersih. Kemudian kita harus memberi ruang kepada alam demi kelestarian agar berdaya guna menopang hidup manusia yang sejahtera. Inilah yang diinaugurasikan oleh para malaikat pada kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus. Dengan maksud itu, seikhlas hati dan setulus doa, disampaikan kepada umat sekalian, "Selamat Hai-i Natal 25 Desember 2010 dan Tahun Barn 1 Januari 2011".
- Salam dan berkat,
MENJEMA^T, No. 12/XXXII/Desember 2010
dan menyentuh hati manusia bahwa keadaan alam yang gelap gulita tiba-tiba berubah menjadi terang benderang sehingga sukacita, kedamaian, dan kesejahteraan paripuma dikembalikan kepada dunia. "Oleh rahmat dan belaskasih dari Allah kita,..., untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan" (Luk 1:79).
Diangkat pada zaman kita, natal menjadi sumber terang, pemulihan, damai, kesejahteraan, serta sebuah suasana yang di dalamnya terjadi peresapan kebahagiaan. Kita semua mengetahui bahwa situasi dunia dipenuhi oleh kekuatan kegelapan dan dengan berbagai musibah yang melanda, seperti peristiwa banjir di Wasior, tsunami di Mentawai, letusan gunung Sinabung di Tanah Karo dan di letusan gunung merapi di Jawa Tengah. Sepertinya penderitaan-penderitaan zaman ini belum cukup, karena musibah yang paling besar adalah praktek korupsi yang melanda lembaga dan pejabat tinggi negara. Terjangan musibah ini memporak-porandakan tatanan hukum dan keadilan, yang semakin lama semakin menyengsarakan rakyat di tengah banyaknya rakyat miskin berjuang mendapatkan raskin, bantuan-bantuan darurat lain dan di tengah usaha-usaha pdnyelamatanjiwa manusia.
Kita semua merasa prihatian dan mencoba untuk meringankan penderitaan sesama. Dalam situasi yang demikian, seluruh umat dimohon untuk mengulurkan tangan bantuan. Mata kita memandang ke langit menantikan bantuan serta uluran tangan ilahi untuk memberikan kekuatan agar umat tetap teguh dalam iman di tengah segala cobaan. Serentak dengan itu, kita memohon rahmat Allah agar lewat rahmat ilahi umat manusia dibebaskan dari bencana dan kemelaratan. Di situlah kita menerima firman dan ketetapan ilahi "karena begitu besarlah kasih Allah akan dunia ini, sehingga la telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yoh 3: 16). Dalam semuanya itu, dua upaya selalu diandaikan yakni kekuatan Allah sebagai jawaban atas- hal-hal mendasar dan keselamatan kekal dan juga usaha manusia agar meninggalkan penderitaan serta membuka kemungkinan-kemungkian barn untuk bangkit dari kemelaratan. Untuk itu marilah kita kembali mengarahkan pandangan kepada penyelamatan Allah sebagaimana dijaminkan oleh kelahiran Yesus Kristus sebagai Juruselamat.
Pantaslah kita memperbaharui niat dan tekad untuk hidup lebih taqwa, memperbaharui semangat doa, semangat menggereja dan semangat bermasyarakat. Paus Benediktus XVI mengatakan ada tiga ekologi dan panutan sikap dan hidup bakti demi mencapai kebahagiaan paripurna baik di dunia ini maupun pada kehidupan kekal. Ketiganya menyangkut etos kehidupan baru agar manusia sungguh terarah kepada damai dan kesejahteraan lestari.
Yang pertama adalah ekologi dan sikap kita kepada Allah. Hendaknya kita menjadi peniru sikap Abraham, Ishak dan Yakub serta Keluarga Kudus Nasaret dalam membuka diri kepada Allah dan penyelamatanNya. Semuanya itu bisa kita lakukan dalam hidup taqwa, saleh dan beribadat di hapadan Allah lewat Gereja. Sikap kedua adalah ekologi terhadap kemanusiaan. Di sini hendaknya kita menjadi tangan dan pelaksana cinta kasih dan persaudaraan sejati.
Tanggungjawab kita sebagai orang beriman pertama-tama untuk melakukan keadilan dan menghindarkan sikap-sikap ketakjujuran, manipulasi, kong kali kong, dan korupsi. Marilah kita membiasakan diri untuk tidak menyontek, mengibuli, menipu atau memanipulasi orang lain demi' kesejahteraan sendiri. Setelah itu kita terpanggil melakukan keutamaan ilahi, termasuk di dalamnya cinta kasih dengan memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan.
Dengan meringankan penderitaan orang di sekeliling kita, mengupayakan penghiburan dan kebahagiaan bagi yang berkeluh kesah. Inilah ajakan cinta kasih Kristus agar semua umat manusia mencapai kebahagiaan kekal lewat mengupayakan perdamaian dan persaudaraan lestari. Bidang ketiga adalah ekologi alam lingkungan. Kita ditentukan oleh Allah lebih dahulu mempersiapkan kesejahteraan dan keindahan alam seperti di Taman Eden, baru kemudian menghadirkan manusia dalam kehidupan paradis. Kita harus mengusahakan supaya alam lingkungan asri dan sejahtera lewat tindakan-tindakan penghijauan, pengaturan sampah, pola hidup sehat dan bersih. Kemudian kita harus memberi ruang kepada alam demi kelestarian agar berdaya guna menopang hidup manusia yang sejahtera. Inilah yang diinaugurasikan oleh para malaikat pada kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus. Dengan maksud itu, seikhlas hati dan setulus doa, disampaikan kepada umat sekalian, "Selamat Hai-i Natal 25 Desember 2010 dan Tahun Barn 1 Januari 2011".
- Salam dan berkat,
MENJEMA^T, No. 12/XXXII/Desember 2010
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.