Renungan : Hari Biasa Khusus Adven : Sabtu 18 Desember 2010
Yer 23:5-8, Mzm 72:2,12-13,18-19, Mat 1:18-24
Yer 23:5-8, Mzm 72:2,12-13,18-19, Mat 1:18-24
"Milikilah ketulusan hati dan laksanakanlah perintah Tuhan!"
BACAAN INJIL:
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" yang berarti: Allah menyertai kita. Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Pada masa ini, mungkin sudah sering kita dengarkan seorang wanita mengandung di luar nikah dan pada akhirnya melahirkan tanpa suami yang sah. Namun walaupun demikian, setiap laki-laki yang mengetahui tunangannya, pacarnya mengandung bukan dari dirinya, pasti akan sangat kecewa, merasa dikhianati, dibohongi dan pasti akan berujung pada ‘perceraian’, pembatalan pertunangan dan pemutusan hubungan. Olehkarena itu, bisa kita bayangkan bagaimana perasaan Yusuf ketika mendengar bahwa tunangannya Maria mengandung dan bukan darinya. Namun penginjil menjelaskan bahwa dia adalah orang yang tulus hati sehingga meskipun ingin menceraikan Maria tunangannya, tetapi dia tidak mau mempermalukan Maria, dia ingin menceraikan Maria dengan diam-diam. Namun dia tetap ragu untuk melakukannya. Dia ragu, karena merasa tidak yakin Maria yang dia kenal, yang kasihinya melakukan perbuatan keji menghianati dirinya. Bagi dia, tidak masuk akal Maria mengkhianti dia. Sebagai orang yang tulus, dia tidak berpikiran jelek terhadap Maria, oleh karena itulah dia ragu-ragu untuk menceraikan tunangannya. Dalam keraguan itu, dalam mimpinya malaikat Tuhan memberi jawaban atas keraguannya, yakni agar menerima Maria menjadi isterinya. Malaikat Tuhan menerangkan bahwa Maria mengandung bukan karena Maria mengkhianatinya tetapi karena kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dalam peristiwa itu. Keyakinan Yusup bahwa tidak masuk akal baginya Maria mengkhianatinya, diteguhkan oleh malaikat Tuhan. Sesudah itu, Yusuf tanpa ragu mengambil Maria sebagai isterinya seperti yang diperintahkan oleh malaikat Tuhan dalam mimpinya. Selain hatinya yang tulus, ternyata Yusuf juga orang beriman, dia percaya dan melaksanakan Sabda Tuhan yang dinyatakan lewat malaikat Tuhan, meskipun dia belum tahu pasti apa yang akan dialaminya kemudian dengan mengambil Maria menjadi isterinya. Dia sungguh juga orang beriman seperti Maria, percaya kepada Tuhan dan melaksanakan perintah Tuhan.
Perayaan Natal semakin mendekat, lewat bacaan ini kita kembali diingatkan bagaimana persiapan kita untuk menyambut hari kelahiran Sang Mesias. Ketulusan hati Yusuf menjadi teladan bagi kita dalam mempersiapkan diri menyambut kelahiran Sang Mesias. Hati yang tulus tentunya selalu berpikir positif atas orang lain, tidak dengan mudah menghakimi sesama apalagi menjatuhkan tuduhan yang jelek atas orang lain dan terutama jauh dari sikap untuk mempermalukan orang lain. Hati yang tulus inilah yang hendaknya kita pupuk dan kita upayakan sebelum merayakan kelahiran Sang Mesias.
Kiranya pribadi Yusuf menjadi teladan bagi kaum bapak atau para suami. Seringkali para bapak atau suami kurang menghargai para isteri yang sudah mengandung dan melahirkan anak-anak bagi mereka. Bahkan mungkin seringkali gampang cemburu, berpikir negative dan menuduh istri mereka tidak setia, tidak menjalankan tugas sebagai isteri dengan baik. Tidak sedikit kaum bapak atau suami yang kurang menghargai isterinya, terlalu banyak menuntut kepada isterinya, padahal dirinya belum tentu berperilaku sebagai suami yang tulus terhadap isteri dan keluarga, belum tentu berperilaku sebagai suami yang baik, setia kepada isterinya, belum tentu menjadi ayah yang baik bagi anak-anaknya dan belum tentu menjadi kepala keluarga yang baik bagi keluarganya. Dari sebab itu, baiklah kiranya kaum bapak atau suami dalam masa adven ini juga merenungkan dan memperbaiki diri dengan meneladan Yusuf si pendiam, situlus hati dan yang taat pada perintah Tuhan. Taat dan melaksanakan perintah Tuhan, itu jugalah yang diteladankan oleh Yusuf bagi kita hari ini.
Sebagai akhir permenungan kita atas Injil hari ini, kita melihat bahwa baik Maria dan Yusuf adalah 2 pribadi yang beriman, yang taat pada perintah dan kehendak Tuhan. Yesus Sang Mesias hadir dan lahir dalam keluarga beriman ini. Demikianlah kiranya, kita hendaknya dalam mempersiapkan diri menyambut kelahiran Sang Mesias, kita perlu memperbaharui iman kita akan Tuhan. Kita juga hendaknya membina iman kita dengan berusaha melaksanakan perintah dan kehendak Tuhan. Inilah syarat yang harus kita upayakan agar Yesus hadir dan lahir dalam diri kita, dalam hidup kita. Semoga Roh Kudus membantu dan menguatkan kita dalam mempersiapkan diri menyambut kelahiran Yesus Tuhan kita. Amin.
REFLEKSI PRIBADI:
1. Upayakanlah untuk memiliki hati yang tulus, selalu berpikiran postifi kepada orang lain, kepada orang yang Anda temui hari ini, khususnya pertama-tama kepada sanak keluarga.
2. Jauhkanlah perbautan-perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak atau perintah Tuhan, dan berusahalah melaksanakan perintah Tuhan.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Pada masa ini, mungkin sudah sering kita dengarkan seorang wanita mengandung di luar nikah dan pada akhirnya melahirkan tanpa suami yang sah. Namun walaupun demikian, setiap laki-laki yang mengetahui tunangannya, pacarnya mengandung bukan dari dirinya, pasti akan sangat kecewa, merasa dikhianati, dibohongi dan pasti akan berujung pada ‘perceraian’, pembatalan pertunangan dan pemutusan hubungan. Olehkarena itu, bisa kita bayangkan bagaimana perasaan Yusuf ketika mendengar bahwa tunangannya Maria mengandung dan bukan darinya. Namun penginjil menjelaskan bahwa dia adalah orang yang tulus hati sehingga meskipun ingin menceraikan Maria tunangannya, tetapi dia tidak mau mempermalukan Maria, dia ingin menceraikan Maria dengan diam-diam. Namun dia tetap ragu untuk melakukannya. Dia ragu, karena merasa tidak yakin Maria yang dia kenal, yang kasihinya melakukan perbuatan keji menghianati dirinya. Bagi dia, tidak masuk akal Maria mengkhianti dia. Sebagai orang yang tulus, dia tidak berpikiran jelek terhadap Maria, oleh karena itulah dia ragu-ragu untuk menceraikan tunangannya. Dalam keraguan itu, dalam mimpinya malaikat Tuhan memberi jawaban atas keraguannya, yakni agar menerima Maria menjadi isterinya. Malaikat Tuhan menerangkan bahwa Maria mengandung bukan karena Maria mengkhianatinya tetapi karena kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dalam peristiwa itu. Keyakinan Yusup bahwa tidak masuk akal baginya Maria mengkhianatinya, diteguhkan oleh malaikat Tuhan. Sesudah itu, Yusuf tanpa ragu mengambil Maria sebagai isterinya seperti yang diperintahkan oleh malaikat Tuhan dalam mimpinya. Selain hatinya yang tulus, ternyata Yusuf juga orang beriman, dia percaya dan melaksanakan Sabda Tuhan yang dinyatakan lewat malaikat Tuhan, meskipun dia belum tahu pasti apa yang akan dialaminya kemudian dengan mengambil Maria menjadi isterinya. Dia sungguh juga orang beriman seperti Maria, percaya kepada Tuhan dan melaksanakan perintah Tuhan.
Perayaan Natal semakin mendekat, lewat bacaan ini kita kembali diingatkan bagaimana persiapan kita untuk menyambut hari kelahiran Sang Mesias. Ketulusan hati Yusuf menjadi teladan bagi kita dalam mempersiapkan diri menyambut kelahiran Sang Mesias. Hati yang tulus tentunya selalu berpikir positif atas orang lain, tidak dengan mudah menghakimi sesama apalagi menjatuhkan tuduhan yang jelek atas orang lain dan terutama jauh dari sikap untuk mempermalukan orang lain. Hati yang tulus inilah yang hendaknya kita pupuk dan kita upayakan sebelum merayakan kelahiran Sang Mesias.
Kiranya pribadi Yusuf menjadi teladan bagi kaum bapak atau para suami. Seringkali para bapak atau suami kurang menghargai para isteri yang sudah mengandung dan melahirkan anak-anak bagi mereka. Bahkan mungkin seringkali gampang cemburu, berpikir negative dan menuduh istri mereka tidak setia, tidak menjalankan tugas sebagai isteri dengan baik. Tidak sedikit kaum bapak atau suami yang kurang menghargai isterinya, terlalu banyak menuntut kepada isterinya, padahal dirinya belum tentu berperilaku sebagai suami yang tulus terhadap isteri dan keluarga, belum tentu berperilaku sebagai suami yang baik, setia kepada isterinya, belum tentu menjadi ayah yang baik bagi anak-anaknya dan belum tentu menjadi kepala keluarga yang baik bagi keluarganya. Dari sebab itu, baiklah kiranya kaum bapak atau suami dalam masa adven ini juga merenungkan dan memperbaiki diri dengan meneladan Yusuf si pendiam, situlus hati dan yang taat pada perintah Tuhan. Taat dan melaksanakan perintah Tuhan, itu jugalah yang diteladankan oleh Yusuf bagi kita hari ini.
Sebagai akhir permenungan kita atas Injil hari ini, kita melihat bahwa baik Maria dan Yusuf adalah 2 pribadi yang beriman, yang taat pada perintah dan kehendak Tuhan. Yesus Sang Mesias hadir dan lahir dalam keluarga beriman ini. Demikianlah kiranya, kita hendaknya dalam mempersiapkan diri menyambut kelahiran Sang Mesias, kita perlu memperbaharui iman kita akan Tuhan. Kita juga hendaknya membina iman kita dengan berusaha melaksanakan perintah dan kehendak Tuhan. Inilah syarat yang harus kita upayakan agar Yesus hadir dan lahir dalam diri kita, dalam hidup kita. Semoga Roh Kudus membantu dan menguatkan kita dalam mempersiapkan diri menyambut kelahiran Yesus Tuhan kita. Amin.
REFLEKSI PRIBADI:
1. Upayakanlah untuk memiliki hati yang tulus, selalu berpikiran postifi kepada orang lain, kepada orang yang Anda temui hari ini, khususnya pertama-tama kepada sanak keluarga.
2. Jauhkanlah perbautan-perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak atau perintah Tuhan, dan berusahalah melaksanakan perintah Tuhan.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.