Renungan : Rabu, 15 Desember 2010
Yes 45:6b-8,18,21b-25; Mzm 85:9ab-10,11-12,13-14; Luk 7 : 19 – 23
Yes 45:6b-8,18,21b-25; Mzm 85:9ab-10,11-12,13-14; Luk 7 : 19 – 23
YESUS ADALAH MESIAS
BACAAN INJIL:
Ketika Yohanes mendapat kabar tentang segala peristiwa itu dari murid-muridnya, ia memanggil dua orang dari antaranya dan menyuruh mereka bertanya kepada Tuhan: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?" Ketika kedua orang itu sampai kepada Yesus, mereka berkata: "Yohanes Pembaptis menyuruh kami bertanya kepada-Mu: Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?" Pada saat itu Yesus menyembuhkan banyak orang dari segala penyakit dan penderitaan dan dari roh-roh jahat, dan Ia mengaruniakan penglihatan kepada banyak orang buta. Dan Yesus menjawab mereka: "Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Santo Lukas mengisahkan tentang pergolakan batin Yohanes Pembaptis dengan kehadiran Yesus di tengah bangsa Israel. Batin Yohanes bergejolak tentang siapa sebenarnya Yesus. Apakah Yesus adalah Mesias yang dinanti-nantikan? Karena Yohanes sedang dipenjara maka dia menyuruh para muridnya untuk menjumpai Yesus dan bertanya tentang siapa diriNya yang sebenarnya. Yohanes Pembaptis dipenjarakan karena kata-katanya yang pedas mengkritik cara hidup petinggi-petinggi bangsa Israel dan pemuka-pemuka agama Yahudi.
Para murid Yohanes Pembaptis kemudian menjumpai Yesus dan bertanya sebagaimana yang ditanyakan Yohanes Pembaptis: “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?” Kisah ini tidak memperlihatkan jawaban Yesus tentang diriNya secara tegas. Misalnya: “Akulah Mesias yang dinantikan itu.” Tetapi Yesus hanya mengatakan kepada para murid itu, “Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.”
Yesus tidak menjawab secara tegas tentang siapa diriNya yang sebenarnya. Ia hanya memberitahukan tentang pekerjaan dan hasil dari pekerjaan yang dilakukanNya. Mungkin bagi Yesus tidaklah penting mengatakan diriNya adalah Mesias. Karena yang lebih penting adalah sifat dari kemesiasan yang harus dilaksanakan sebagai tugas dan perutusanNya.
Kisah ini memberikan satu pesan untuk kita yang mengakui diri sebagai orang-orang Kristen, pengikut-pengikut Kristus. Kita tidak perlu terlalu bangga dengan kekatolikan kita. Yang harus kita banggakan adalah bagaimana menjalani hidup sebagai pengikut-pengikut Kristus. Tuhan Yesus berujar kepada para murid Yohanes: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Di tengah kehidupan kita ada banyak orang yang buta, mungkin tarmasuk kita juga buta. Ada banyak orang yang tuli, mungkin kita juga tuli. Ada banyak yang lumpuh, mungkin kita juga lumpuh. Ada banyak yang mati nuraninya, mungkin nurani kita juga mati. Kita tidak mampu melihat penderitaan orang lain, tidak mampu mendengar teriakan minta tolong, tidak mampu berlangkah dengan ringan ketika ada yang membutuhkan bantuan, dan nurani kita sudah mati. Kita hidup dalam ketidakjujuran, ketidakadilan, mengorbankan orang lain demi kebahagiaan kita sendiri.
Kita diajak untuk menggerakan kemampuan kita untuk melihat, mendengar, berjalan dan menghidupkan nurani yang sudah mati.
REFLEKSI PRIBADI:
1. Coba renungkan, apakah selama ini Anda berani menyatakan identitas Anda sebagai pengikut Kristus?
2. Bersaksilah akan Kristus dengan membawa Kerajaan Allah bagi sesama.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Santo Lukas mengisahkan tentang pergolakan batin Yohanes Pembaptis dengan kehadiran Yesus di tengah bangsa Israel. Batin Yohanes bergejolak tentang siapa sebenarnya Yesus. Apakah Yesus adalah Mesias yang dinanti-nantikan? Karena Yohanes sedang dipenjara maka dia menyuruh para muridnya untuk menjumpai Yesus dan bertanya tentang siapa diriNya yang sebenarnya. Yohanes Pembaptis dipenjarakan karena kata-katanya yang pedas mengkritik cara hidup petinggi-petinggi bangsa Israel dan pemuka-pemuka agama Yahudi.
Para murid Yohanes Pembaptis kemudian menjumpai Yesus dan bertanya sebagaimana yang ditanyakan Yohanes Pembaptis: “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?” Kisah ini tidak memperlihatkan jawaban Yesus tentang diriNya secara tegas. Misalnya: “Akulah Mesias yang dinantikan itu.” Tetapi Yesus hanya mengatakan kepada para murid itu, “Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.”
Yesus tidak menjawab secara tegas tentang siapa diriNya yang sebenarnya. Ia hanya memberitahukan tentang pekerjaan dan hasil dari pekerjaan yang dilakukanNya. Mungkin bagi Yesus tidaklah penting mengatakan diriNya adalah Mesias. Karena yang lebih penting adalah sifat dari kemesiasan yang harus dilaksanakan sebagai tugas dan perutusanNya.
Kisah ini memberikan satu pesan untuk kita yang mengakui diri sebagai orang-orang Kristen, pengikut-pengikut Kristus. Kita tidak perlu terlalu bangga dengan kekatolikan kita. Yang harus kita banggakan adalah bagaimana menjalani hidup sebagai pengikut-pengikut Kristus. Tuhan Yesus berujar kepada para murid Yohanes: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Di tengah kehidupan kita ada banyak orang yang buta, mungkin tarmasuk kita juga buta. Ada banyak orang yang tuli, mungkin kita juga tuli. Ada banyak yang lumpuh, mungkin kita juga lumpuh. Ada banyak yang mati nuraninya, mungkin nurani kita juga mati. Kita tidak mampu melihat penderitaan orang lain, tidak mampu mendengar teriakan minta tolong, tidak mampu berlangkah dengan ringan ketika ada yang membutuhkan bantuan, dan nurani kita sudah mati. Kita hidup dalam ketidakjujuran, ketidakadilan, mengorbankan orang lain demi kebahagiaan kita sendiri.
Kita diajak untuk menggerakan kemampuan kita untuk melihat, mendengar, berjalan dan menghidupkan nurani yang sudah mati.
REFLEKSI PRIBADI:
1. Coba renungkan, apakah selama ini Anda berani menyatakan identitas Anda sebagai pengikut Kristus?
2. Bersaksilah akan Kristus dengan membawa Kerajaan Allah bagi sesama.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.