RENUNGAN HARI BIASA: SENIN 21 OKTOBER 2013
(Ursula)
Rm. 4:20-25; MT Luk. 1:69-70,71-72,73-75; Luk. 12: 13-21
Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?" Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
RENUNGAN :
Akhir-akhir ini kita banyak mendengar berita tentang para koruptor yang tertangkap KPK. Dalam berita juga dibeberkan kekayaan yang dimiliki oleh koruptor yang disita oleh KPK. Menyaksikan berita seperti itu kadang membuat kita heran, ada koruptor yang mempunyai mobil mewah sampai puluhan banyaknya. Kadang kita berpikir, “Kapan mereka memakai semua mobil itu? Belum lagi mereka mempunyai banyak rumah dan harta lainnya.
Para koruptor melakukan demikian, karena mereka menganggap bahwa harta kekayaan akan membuat hidupnya bahagia, sehingga semakin memiliki banyak harta mereka merasa hidupnya semakin bahagia. Para koruptor juga tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah mereka miliki. Mereka tidak pernah puas karena mereka mungkin masih belum menemukan kebahagiaan dalam hidupnya. Inilah kenyataan hidup yang terjadi dalam hidup sekarang ini.
Banyak orang berpikir bahwa harta dan kekuasaan akan menjamin hidup manusia. Orang demikian seakan berpikir bahwa kebahagiaan itu bisa dibeli. Namun berdasarkan injil hari ini, kita diingatkan bahwa harta kekayaan tidak bisa menjamin hidup dan kebahagiaan hidup manusia. Akan tiba saatnya bahwa harta duniawi tidak akan berguna, tidak akan bisa mempertahankan hidup manusia. Hidup itu adalah milik Tuhan, Tuhan yang berhak atas hidup kita. Hidup dan harta kekayaan atau apa yang kita miliki adalah anugerah Tuhan yang dipercayakan oleh Tuhan kepada kita. Tuhan mempercayakannya agar kita dapat menikmati hidup dan beroleh hidup bahagia.
Namun yang sering terjadi adalah harta kekayaan seringkali dianggap menjadi tujuan utama dan dianggap menjadi sumber kebahagiaan. Oleh sebab itu tidak jarang kita menemukan orang yang menumpuk harta kekayaan untuk diri sendiri, dan mereka tidak mau berbagi apa yang mereka miliki. Orang demikian yang dikatakan oleh Yesus sebagai orang yang berlaku tamak.
Yesus tidak melarang kita beroleh harta kekayaan, namun kita hendaknya tidak hidup dalam ketamakan. Orang yang tamak adalah orang yang hanya memikirkan diri sendiri, dan apa yang ada padanya digunakan dan disimpan untuk dirinya sendiri dan orang demikian tidak peduli dengan orang yang menderita yang ada di sekitarnya. Orang yang demikian banyak kita temukan dalam hidup kita sekarang ini. Oleh karena itu, baiklah sabda Tuhan hari ini menjadi peringatakan bagi kita semua. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.