RENUNGAN HARI BIASA: SABTU 26 OKTOBER 2013
Rom 8: 1-11; Mzm 24; Luk 13: 1-9
BACAAN INJIL:
Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian."
Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"
RENUNGAN :
Beberapa orang membawa kabar kepada Yesus tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan . Mereka itu menganggap dirinya lebih baik, sehingga tidak mendapat hukuman dari Pilatus. Dalam hal ini mereka membenarkan apa yang diperbuat oleh Pilatus kepada mereka yang dihukum. Mereka bukannya prihatin atas penderitaan orang lain, tetapi justru bersikap sombong dengan menganggap diri lebih baik sehingga tidak mendapat hukuman dan mereka yang dihukum dianggap berdosa sehingga layak dihukum.
Mungkin kitapun sering demikian. Oleh sebab itu baiklah kiranya kita tidak pernah menganggap diri lebih baik dan lebih beriman dari orang lain, karena bila demikian kita telah jatuh pada dosa kesombongan rohani. Sebab tidak ada diantara kita yang sudah sempurna. Selama kita hidup, selama itu pula kita menjalani proses kesempurnaan yang baru akan berakhir setelah hidup di dunia ini. Mungkin sekarang ini tidak berbuat dosa, tetapi kita tidak tahu apa yang terjadi besok, bisa saja besok kita jatuh melakukan perbuatan dosa, karena kita manusia lemah. Selama kita masih hidup, selama itu juga ada kemungkinan besar bahwa kita jatuh pada perbuatan dosa. Namun ketika kita jatuh, kita harus berani bangkit lagi. Berjuanglah untuk senantiasa semakin sempurna dengan tetap memelihara kerendahan hati.
Bahkan dengan tegas Yesus mengajarkan bahwa kita tidak cukup hanya tidak berbuat dosa. Sehubungan dengan hal ini menganggambarkan seperti pohon anggur yang ditanam dalam kebun anggurnya. Pohon ara itu tidak menghasilkan buah, sehingga tuan pemilik kebun anggur itu menyuruh pengurus kebun anggur itu untuk menebangnya. Namun pengurus kebun anggur itu meminta supaya dia diberi kesempatan untuk merawatnya dengan dengan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya . Pengurus kebun anggur itu berharapan tahun depan akan berbuah, namun kalau tetap tidak berbuah, pohon anggur itu boleh ditebang.
Perumpamaan ini menyiratkan bahwa kita tidak cukup hanya hidup dan tidak berbuat dosa. Namun lebih itu, kita harus menghasilkan buah seperti yang diharapkan oleh Tuhan pemilik hidup kita ini, sehingga ketika Tuhan mau mengambil buah dari kita, Dia menemukan buah dari kita. Sehingga bila ternyata saat ini kita belum menghasilkan buah seperti yang diharapkan Tuhan, kita diberi kesempatan untuk merawat hidup kita sehingga kelak kita bisa menghasilkan buah.
Namun ingatlah, bila kita sudah diberi kesempatan tetapi tetap tidak menghasilkan buah, kita akan masuk dalam kebinasaan hidup.
Buah yang diharapkan oleh Tuhan dari kita, adalah kesetiaan dalam iman kepada-Nya. Iman itu harus tampak dalam perbuatan cinta kasih kepada sesama, terutama yang menderita. Janganlah kiranya kita justru menghakimi orang yang menderita dengan tuduhan bahwa mereka hidup demikian karena kedosaan mereka.
Namun baiklah kita sungguh prihatin dan ikut bertanggungjawab agar mereka bisa tetap hidup dan akhirnya menghasilkan buah. Kita hendaknya seperti pengurus kebun anggur itu yang memohon kepada pemilik kebun anggur supaya pohon anggur itu diberi kesempatan untuk hidup dan dia berjanji akan merawat pohon anggur itu supaya menghasilkan buah. Kitapun hendaknya demikian. Kita harus ikut bertanggungjawab atas hidup sesama kita dan berusaha agar sesama kita beroleh kesempatan hidup dan berjuang agar hidup sesama kita juga menghasilkan buah. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.