RENUNGAN HARI BIASA: JUMAT 25 OKTOBER 2013
(Yohanes Ston)
Rm. 7:18-25a; Mzm. 119:66,68,76,77,93,94; Luk. 12:54-59
BACAAN INJIL:
Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi. Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi. Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini? Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar? Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas."
RENUNGAN :
Pengetahuan seseorang bukan menjadi jaminan bahwa seseorang itu lebih dewasa dalam pemikiran dan tidankan serta hidupnya akan lebih baik. Justru seringkali terjadi bahwa orang berpengetahuan tinggi tetapi pemikiran, dan perilakunya seperti orang yang tidak berpendidikan. Demikian juga halnya pengetahuan yang banyak tentang iman, bukan jaminan seseorang itu lebih beriman dan hidupnya lebih baik dalam hal iman. Malah tidak jarang kita temui bahwa orang yang berpengetahuan banyak tentang iman, justru hidupnya tidak beriman dan bahkan seringkali pengetahuan itu hanya sematas pengetahuan saja.
Kiranya sehubungan dengan hal ini, banyak kita temuakan dalam kehidupan kita sekarang ini.
Sekarang ini kita banyak mendengar berita tentang korupsi yang sudah meraja lela. Sepertinya orang tidak takut untuk korupsi padahal sudah banyak koruptor yang ditangkap dan dihukum. Walaupun demikian, orang tetap tidak kapok untuk korupsi dan tidak mau belajar dari pengalaman orang yang sudah tertangkap. Malahan yang terjadi adalah bahwa pengalaman orang lain dipakai sebagai pelajaran supaya tidak tertangkap, pengetahuan yang dimiliki digunakan untuk mencari cara lebih canggih untuk koropsi supaya tidak tertangkap.
Memang sangat disayangkan bahwa akal budi yang diberikan oleh Tuhan kepada kita adalah dengan tujuan agar kita mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat. Tuhan memberi akal budi kepada manusia agar manusia itu hidup bahagia. Namun justru seringkali sebaliknya, akal budi dan pengetahuan dipakai untuk hal yang tidak baik. Ini pulalah kritikan yang disampaikan Yesus kepada orang banyak, sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini. Yesus mengkritik mereka yang mempunyai pengetahuan atas peristiwa alam sehingga tahu apa yang harus mereka perbuat, misalnya mereka tahu kapan musim hujan sehingga memutuskan untuk mulai bertanam, tahu kapan musim kemarau sehingga tahu apa yang harus dilakukan saat musim kemarau.
Akan tetapi pengetahuan yang mereka miliki tidak mereka gunakan untuk membendakan mana yang benar dan mana yang tidak benar serta tidak memutuskan untuk memilih dan melakukan hal yang benar. Justru pengetahuan itu mereka gunakan untuk mengelabui kejahatan mereka dari orang lain, mereka bersikap munafik. Dengan pengetahuan yang mereka miliki dan dari pengalaman hidup, mereka seharusnya mengakui dan menyadari kuasa dan berkat Tuhan atas hidup ini, sehingga mereka percaya kepada Tuhan. Dengan pengetahuan itu, seharusnya mereka menyadari kedosaan mereka dan memutuskan untuk berdamai dengan Tuhan.
Apa yang dikatakan oleh Yesus dalam injil hari ini, juga ditujukan kepada kita. Tuhan memberi kita akal budi, pemberian yang membedakan kita dari ciptaan lain, karena kita adalah ciptaan yang secitra dengan Dia, dengan tujuan agar kita bisa hidup dan beroleh hidup bahagia.
Namun apakah akal budi itu kita gunakan dengan sebaik-baiknya seturut kehendak Tuhan? Kita mungkin memiliki pengetahuan sehingga tahu memutuskan apa yang akan kita lakukan. Namun pengetahuan yang kita miliki seringkali tidak kita gunakan untuk menemukan dan menyadari kehadiran Tuhan dan berkat-Nya dalam hidup kita. Bahkan yang terjadi, pengetahuan itu mengelabui mata kita dari kehadiran Tuhan dan berkat-Nya dalam hidup kita, sehingga kita berpikir bahwa semuanya itu bisa terjadi hanya karena pengetahuan yang kita miliki. Pengetahuan manusia seringkali mengaburkan peran Tuhan dalam hidup kita.
Selain itu, kritikan Yesus juga ditujukan kepada kita yang mungkin memiliki pengetahuan yang banyak tentang iman, namun kita hidup kita tidak seperti pengetahuan iman itu. Seringkali kita begitu pandai dalam hal iman, pandai berkata-kata tentang iman, namun hidup kita justru tidak memperlihatkan iman yang kita ketahui itu. Justru bisa saja terjadi kita bersikap munafik karena pengetahuan iman yang kita miliki kita gunakan untuk mengelamui orang lain sehingga orang lain melihat kita beriman, padahal sebenarnya malahan jahat.
Oleh sebab itu, Yesus mengingatkan kita agar kita mempergunakan pengetahuan dengan sebaik-baiknya seturut kehendak Tuhan yang memberikan akal budi kepada kita. Tuhan memberikan akal budi kepada kita, maka hendaknya akal budi itu kita gunakan untuk memuliakan Tuhan. Tuhan memberi kita akal budi agar kita bisa membedakan mana yang baik, benar dan mana yang tidak baik dan jahat, maka kitapun memutuskan untuk melakukan hal baik dan benar. Dengan pengetahuan kita hendaknya mampu menyadari peran, kehadiran Tuhan dan berkat-Nya atas hidup kita sehingga kita bertobat, berdamai dengan Tuhan dengan setia mengikuti Dia. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.