RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 5 SEPTEMBER 2013
(Beata Teresa)
Kol. 1:9-14; Mzm. 98:2-3ab,3cd-4,5-6; Luk. 5:1-11
BACAAN INJIL:
Pada suatu kali Yesus berdiri di pantai danau Genesaret, sedang orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan firman Allah. Ia melihat dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." Sebab ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia takjub oleh karena banyaknya ikan yang mereka tangkap; demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Kata Yesus kepada Simon: "Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia." Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, merekapun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.
RENUNGAN:
Perubahan seringkali menjadi harapan setiap orang. Namun orang seringkali sulit untuk berubah atau melakukan hal yang baru, bila sudah merasa nyaman dengan hal biasa yang dilakukan atau dijalani. Oleh sebab itu, ketika ada sesuatu hal yang baru, yang berbeda dengan yang sudah biasa, orang seringkali menentang dan sulit untuk melakukannya.
Petrus bersama para murid yang lain hidup sebagai nelayan. Mereka sudah terbiasa menangkap ikan dan tentu mereka sudah melakukan hal yang sudah biasa mereka lakukan dalam menangkap ikan, namun ternyata mereka tidak mendapatkan seekorpun ikan. Sesudah Yesus mengajar, Dia menyuruh Petrus mendorong perahu sedikit lebih jauh dari pantai dan menebarkan jalanya. Petrus sedikit heran dan bahkan sedikit menolak perkataan Yesus, sebab mereka sudah menangkap ikan semalam-malaman dengan cara yang biasa yang mereka lakukan, dan pasti jugu sudah lebih jauh ke tengah lautan tetapi mereka tidak menangkap satu ekor ikanpun, sehingga dia heran atas perintah Yesus yang meminta hanya sedikit jauh dari pantai dan diminta untuk menebarkan jalanya. Logikanya, mereka sudah semalam-malaman menangkap ikan dan pasti lebih jauh ke tengah lautan tetapi tidak mendapat seekorpun, sedangkan Yesus hanya meminta sedikit jauh dari pantai, jelas itu hal murstahil mereka akan mendapat ikan.
Namun walau heran Petrus tetap melakukan perintah Yesus dan akhirnya mereka menangkap ikan yang sungguh luar biasa banyaknya sampai jala mereka hampir koyak. Petrus dan yang lainnya sangat heran dan menyakini bahwa hal itu bisa terjadi karena Yesus yang memerintahkan mereka jelas bukan manusia biasa, tetapi Tuhan. Oleh sebab itulah Petrus berkata, “Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa." Petrus berkata demikian, karena Petrus merasa tidak layak berada di hadapan Yesus yang Mahakuasa.
Petrus sungguh menyadari kedosaannya, kehinaannya di hadapan Yesus, namun Yesus juga menunjukkan cinta kasih-Nya. Walaupun Petrus merasa tidak layak, namun Yesus mengasihi mereka dan bahkan menjadikan mereka menjadi murid-murid-Nya yang diberi tugas untuk menjala manusia.
Kitapun seringkali seperti Petrus dan yang lainnya, sudah terbiasa melakukan keinginan hati kita dan kita merasa nyaman. Bagi kita seringkali sabda Yesus bertolak belakang dengan apa yang kita pikirkan, inginkan dan apa yang sudah biasa dalam hidup kita.
Dari sebab itu, kita seringkali berat dan bahkan sulit untuk melakukan sabda Yesus. Namun ingatlah bahwa Petrus mendapatkan ikan yang banyak justru karena mengikuti perintah Yesus, meskipun apa yang dikatakan Yesus terasa aneh dan mustahil untuk mendapatkan ikan.
Memang mungkin dengan hidup yang sudah biasa, dan atau yang sudah biasa kita lakukan, kita sudah merasa nyaman serta mungkin kita sudah puas karena toh sudah mendapatkan hasil. Kita seringkali sudah puas dengan apa yang sudah kita lakukan, sehingga kita sulit untuk merubahnya. Padahal untuk mendapatkan hasil yang lebih memuaskan dan lebih banyak lagi, kita harus berani bertolak ke tempat yang lebih dalam lagi.
Demikian juga halnya yang kita lakukan dalam hidup beriman. Kita merasa bahwa dengan kerja keras dan mengandalkan kekuatan kita, kita merasa sanggup menghasilkan dan bisa hidup. Namun ingatlah, bahwa kita tidak bisa hidup dan melakukan apa-apa dan tidak akan menghasilkan apa-apa kalau Tuhan tidak menghendaki. Kalau kita berani hidup dan mendengarkan sabda Tuhan, maka kita akan beroleh hasil yang lebih banyak lagi. Mendengarkan sabda Tuhan, kita akan tidak pernah kecewa namun bahkan beroleh hasil yang lebih banyak.
Selain itu, dalam hidup beriman kiranya tidak cukup hanya melakukan hal yang sudah biasa dilakukan, misalnya pergi ke gereja, rajin berdoa. Itu semua tidak cukup. Kita harus berani bertolak lebih dalam lagi, atau kita harus beriman lebih dari yang biasanya dan berani menebarkan jala di tempat yang dikehendaki oleh Yesus, supaya semakin banyak orang merasakan kasih dan berkat Tuhan. Semoga kita berani beriman tidak seperti biasanya, tetapi berani bertolak ke tempat yang lebih dalam lagi.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.