RENUNGAN HARI BIASA:
SELASA 27 NOVEMBER 2012
(Leonardus a Porto Mauritio, Yohanes Berchmans)
Why 14:1-3,4b-5, Mzm 24:1-2,3-4ab,5-6, Luk 21:1-4
BACAAN INJIL:
Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus: "Apa yang kamu lihat di situ? Akan datang harinya di mana tidak ada satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan." Dan murid-murid bertanya kepada Yesus, katanya: "Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?"
Jawab-Nya: "Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka. Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera." Ia berkata kepada mereka: "Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.
RENUNGAN:
Apa yang tampak oleh mata, belum menentukan suatu kebanaran.
Memang hal yang biasa dan wajar bila kita mengagumi gedung gereja yang mesar, indah dan megah. Mungkin dalam hati kita berpikir bahwa sungguh menyenangkan beribadah di dalamnya. Juga mungkin berpikir bahwa gedung gereja nan mewah, begah dan indah menjadi cerminana iman umat yang mendalam sehingga mereka bisa membangun gedung gereja yang demikian.
Sekarang ini, kita juga sering menyaksikan ibada-ibadat yang meriah dengan nyanyian pujian yang bergelora, kotbah yang berapi-api dan rasa hidup dan teristimewa juga ada acara penyembuhan. Kegiatan demikian pasti sangat menarik banyak orang sehingga banyak yang menghadirinya dan merasa kagum dan puas. Bahkan seringkali orang sangat puas, merasa kegiatan itu sukses bila banyak yang datang menghadirinya.
Namun kiranya hari ini Yesus mengajak kita untuk selalu waspada, sebab beriman bukan soal emosi atau kepuasan emosi, tetapi soal mengikuti kebenaran sejati.
Ajaran ini dikatakan oleh Yesus ketika para murid terkagum-kagum menyaksikan bangunan Bait Allah itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan. Yesus mengajarkan kepada para murid agar waspada supaya tidak disesatkan oleh penglihatan mata, tidak disesatkan oleh pendengaran yang mengabarkan bahwa dia adalah Tuhan dan juga agar iman mereka tidak disesatkan oleh peristiwa yang menyedihkan atau penderitaan.
Lewat ajaran ini, Yesus mengajarkan agar para murid tetap teguh dalam iman, meskipun pasti akan menghadapi tantangan yang berusaha untuk menyesatkan para murid.
Kitapun mungkin sering seperti para murid yang terkagum-kagum oleh penampilan luar yang kita lihat. Tidak sedikit umat beriman yang tertarik pergi beribadah ke tempat lain karena di tempat itu nyanyiannya dianggap begitu hidup, meriah, kotbahnya menarik karena berapi-api dan dirasa keinginan hatinya terpuaskan. Demikian juga orang jalan-jalan ke ibadah lain karena terdapat doa penyembuhan dan orang sangat kagum menyaksikan semuanya itu.
Oleh sebab itu, hari ini Yesus mengingatkan kita agar waspada, jangan kita disesatkan oleh penampilan luar, maupun oleh penderitaan hidup. Beriman bukan soal pemuasan emosi dan panca indra, beriman bukan berarti hidup nyaman, tenang tanpa persoalan dan penderitaan hidup. Beriman adalah soal kebenaran sejati. Dalam beriman, kita mengikuti kebenaran sejati, bukan mengikuti emosi dan perasaan, seban seringkali emosi dan perasaan kita dilandasi oleh keinginan untuk mencari kesenangan diri. Hidup mencari atau memuaskan kesenangan diri, pada umumnya menolak perjuangan dan penderitaan dalam hidup. Sedangkan dalam beriman mengikuti kebenaran sejati adalah kita harus siap mengikuti kebenaran itu walaupun seringkali tidak sesuai dengan keinginan kita.
Maka dari itu, orang seringkali mengatakan bahwa beriman itu seperti minum pil yang pahit, tetapi justru dengan meminum pil yang pahit itu, kita malah menjadi sembuh. Demikianpun dalam beriman, seringkali tidak seperti yang kita harapkan, tidak seperti keinginan hati kita, tetapi justru dengan mengikuti Tuhan maka kita akan beroleh keselamatan.
Semoga kita senantiasa waspada dalam beriman. Kita bersikap waspada dengan selalu berusaha mendekatkan diri dengan Tuhan dan hidup seturut kehendak Tuhan. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.