Warga miskin digaji Rp 150 ribu per bulan setelah kenaikan BBM
Pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) awal April 2012, warga miskin NTT digaji Rp 150 ribu/bulan, bersumber dari bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM).
BLSM merupakan upaya dari pemerintah pusat untuk mendorong daya beli masyarakat pasca naiknya harga BBM pada April mendatang. BLSM diberikan kepada masyarakat miskin selama sembilan bulan.
Namun realisasinya diberikan tiga bulan sekali. Dengan demikian masing-masing warga miskin akan menerima Rp 450.000 per tiga bulannya.
Hal ini terungkap dalam rapat koordinasi (Rakor) yang dihadiri unsur-unsur pimpinan daerah se-NTT di Hotel Sylvia Kupang, Senin (19/3/2012). Rapat dipimpin Gubernur NTT, Frans Lebu Raya; dihadiri juga oleh Wagub NTT, Esthon L Foenay; Danrem 161Wirasakti, Kolonel (Inf) Edison Napitupulu; Wakapolda NTT, Kombes Pol Edy Haryanto; itu diikuti seluruh bupati, kapolres, kajari, dandim dan Ketua DPRD se-NTT, seperti dilansir Pos Kupang.
Rakor membahas langkah-langkah antisipasi pasca kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bulan depan di NTT. Pasalnya, kenaikan BBM akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat di NTT seiring dengan naiknya harga barang di pasaran.
Rapat secara khusus membicarakan mekanisme penyaluran BLSM yang diprediksikan menuai masalah besar di NTT. Sebab, kondisi geografis NTT yang berpulau-pulau dan minimnya kantor pos menjadi kendala utama terserapnya bantuan itu langsung kepada masyarakat miskin.
Menyoal rencana pembagian BLSM, Wakapolda NTT, Kombespol Edy Haryanto meminta agar dibuat peraturan khusus agar pembagian bantuan tersebut tidak semerawut. Ia mengkhawatirkan bila tidak ada pengaturan yang baik bisa memakan korban seperti kasus-kasus pembagian bantuan tahun sebelumnya.
Tak hanya itu, Edy juga mengharapkan pemerintah mengawasi agar dana itu betul-betul diterima orang yang benar-benar miskin. Tanpa ada pengawasan, tegasnya, bisa jadi tiba-tiba banyak orang mau menjadi miskin hanya lantaran ingin mendapatkan BLSM.
Disadur dari: Paroki Tigalingga
BLSM merupakan upaya dari pemerintah pusat untuk mendorong daya beli masyarakat pasca naiknya harga BBM pada April mendatang. BLSM diberikan kepada masyarakat miskin selama sembilan bulan.
Namun realisasinya diberikan tiga bulan sekali. Dengan demikian masing-masing warga miskin akan menerima Rp 450.000 per tiga bulannya.
Hal ini terungkap dalam rapat koordinasi (Rakor) yang dihadiri unsur-unsur pimpinan daerah se-NTT di Hotel Sylvia Kupang, Senin (19/3/2012). Rapat dipimpin Gubernur NTT, Frans Lebu Raya; dihadiri juga oleh Wagub NTT, Esthon L Foenay; Danrem 161Wirasakti, Kolonel (Inf) Edison Napitupulu; Wakapolda NTT, Kombes Pol Edy Haryanto; itu diikuti seluruh bupati, kapolres, kajari, dandim dan Ketua DPRD se-NTT, seperti dilansir Pos Kupang.
Rakor membahas langkah-langkah antisipasi pasca kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bulan depan di NTT. Pasalnya, kenaikan BBM akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat di NTT seiring dengan naiknya harga barang di pasaran.
Rapat secara khusus membicarakan mekanisme penyaluran BLSM yang diprediksikan menuai masalah besar di NTT. Sebab, kondisi geografis NTT yang berpulau-pulau dan minimnya kantor pos menjadi kendala utama terserapnya bantuan itu langsung kepada masyarakat miskin.
Menyoal rencana pembagian BLSM, Wakapolda NTT, Kombespol Edy Haryanto meminta agar dibuat peraturan khusus agar pembagian bantuan tersebut tidak semerawut. Ia mengkhawatirkan bila tidak ada pengaturan yang baik bisa memakan korban seperti kasus-kasus pembagian bantuan tahun sebelumnya.
Tak hanya itu, Edy juga mengharapkan pemerintah mengawasi agar dana itu betul-betul diterima orang yang benar-benar miskin. Tanpa ada pengawasan, tegasnya, bisa jadi tiba-tiba banyak orang mau menjadi miskin hanya lantaran ingin mendapatkan BLSM.
Disadur dari: Paroki Tigalingga
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.