RENUNGAN PEKAN IV PRAPASKAH, Senin 19 Maret 2012
(Hari Raya St. Yosef, Suami SP Maria)
2Sam 7:4-5a,12-14a,16, Mzm 89:2-3,4-5,27,29, Rm 4:13,16-18,22, Mat 1:16,18-21,24a atau Luk 2:41-51a
(Hari Raya St. Yosef, Suami SP Maria)
2Sam 7:4-5a,12-14a,16, Mzm 89:2-3,4-5,27,29, Rm 4:13,16-18,22, Mat 1:16,18-21,24a atau Luk 2:41-51a
BACAAN INJIL:
Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya. Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau." Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.
RENUNGAN:
Santu Yusuf adalah suami, ayah yang ‘pendiam’ tetapi sangat bertanggungjawab atas keluarganya dan orang yang beriman.
Kiranya pernyataan di atas cocok untuk Santo Yusuf suami Maria yang hari ini kita rayakan. Dalam Injil kita dengan jelas mengetahui banyak kitab yang berbicara tentang Maria, tetapi tentang Yusuf hanya beberapa kali saja. Juga dalam kehidupan menggereja begitu banyak devosi atau gelar yang diberikan kepada bunda Maria, tetapi kiranya sedikit devosi yang dilakukan untuk Yusuf dan tidak banyak gelar yang diberikan kepadanya. Namun bukan berarti Gereja kurang menghargai Yusuf dan bukan berarti bahwa Gereja tidak melihat peran Yusus dalam karya keselamatan manusia.
Memang kitab suci tidak banyak berbicara tentang Yusuf, namun Yusuf juga mempunya banyak peran dalam karya keselamatan manusia. Yusuf adalah gambaran orang beriman yang sangat sederhana, tidak banyak berbicara, tidak suka menampilkan diri tetapi sungguh bertanggungjawab atas hidup dan tugas yang diberikan kepada-Nya. Saat dia mulai ragu untuk mengambil Maria untuk menjadi isterinya karena Maria sudah mengandung, Roh Allah datang dalam mimpi, menjelaskan kepadanya akan semua itu, dan pagi harinya dia melaksanakan sabda Tuhan yang dinyatakan dalam mimpi sehingga mengampil Maria menjadi isterinya. Yusuf tidak hanya mengambil Maria menjadi isterinya, tetapi sungguh mempertanggungjawabkan sabda Tuhan yang didengarkan dan dilaksanakannya. Yusuf menampilkan ketaatan pada Allah bukan dengan kata-kata tetapi dengan perbuatan. Dia juga menggambarkan kerendahan hati, yakni melaksanakan kehendak Allah dan apa yang dilakukan tidak perlu dikatakan kepada orang lain dan tidak perlu dibangga-banggakan. Masih banyak yang bisa kita ambil sebagai permenungan dari Yusuf yang kelihatan hanya diam, tetapi penuh dengan ajaran iman dan menjadi teladan hidup beriman.
Merayakan hari Raya Yusuf hari ini, kita patut bersyukur atas Yusus yang karena imannya sungguh ikut berperan dalam karya keselamatan bagi kita. Juga dalam perayaan hari ini, baiklah kita meneladan iman Yusus si pendiam namun banyak berbuat atau melaksanakan sabda Tuhan bukan dengan kata-kata tetapi dalam perbuatan. Lewat perayaan hari ini, Yusuf mengajar kita bahwa dalam hidup beriman, bukan soal kata-kata, iman kita hanyati bukan hanya dengan kata-kata tetapi dengan perbuatan nyata. Nyatanya saat ini juga banyak orang beriman yang begitu hebat dalam berkata-kata soal iman, tetapi begitu miskin dalam perbuatan nyata sebagai perwujudan iman yang dihayati. Banyak orang yang mengatakan dirinya beriman, tetapi tidak melaksanakan sabda Tuhan. Banyak juga orang beriman yang tidak memiliki kerendahan hati seperti Yusuf, yakni ada orang beriman yang memang taat beragama, juga banyak melakukan amal kepada sesama tetapi tidak dalam diam, tetapi dalam keramaian dan publikasi. Artinya melakukan semuanya itu tidak dengan tulus tetapi supaya diketahui dan dipuji orang lain. Yusuf dalam diamnya melaksanakan sabda Allah mengajarkan kepada kita, bahwa hidup iman yang kita hanyati atau laksanakan tidak perlu diketahui orang lain, tidak perlu diberitahukan kepada orang lain dengan kata-kata, tetapi biarlah dengan perbuatan orang lain mengetahui bahwa kita menghayati sabda Tuhan. Juga Yusuf mengajarkan kepada kita bahwa apa yang kita lakukan memang harus kita lakukan sehingga kita tidak perlu memberitahukannya kepada orang lain, tidak perlu kita banggakan atau kita sombongkan kepada orang lain.
Para suami hendaknya juga bercermin dan meneladan Yusus bagaimana menjadi suami yang kristiani dan bertanggungjawab bagi keluarga. Hendaknya para suami dalam mendidik anak-anaknya dan dalam menjalankan tugas atau tanggungjawab dalam keluarha bukan hanya dengan kata-kata tetapi dengan perbuatan dan contoh teladan yang baik. Sekarang ini banyak suami yang mendidik anak-anaknya hanya dengan kata-kata tidak dengan teladan yang baik, bahkan sangat sering hanya pintar dalam menasihati anaknya tetapi bodoh dan miskin dalam perbuatan baik. Baiklah kiranya para suami meneladan Yusus dengan hidup sebagai suami yang beranggungjawab atas keluarganya.
Maka semoga Yusuf menjadi teladan beriman kepada kita dan para suami meneladan Yusuf dengan hidup sebagai suami yang diam tetapi sangat bertanggungjawab atas keluarganya. Semoga kita pintar melaksanakan sabda Tuhan, bukan hanya pintar dalam membicarakan sabda Tuhan. Amin.
Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya. Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau." Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.
RENUNGAN:
Santu Yusuf adalah suami, ayah yang ‘pendiam’ tetapi sangat bertanggungjawab atas keluarganya dan orang yang beriman.
Kiranya pernyataan di atas cocok untuk Santo Yusuf suami Maria yang hari ini kita rayakan. Dalam Injil kita dengan jelas mengetahui banyak kitab yang berbicara tentang Maria, tetapi tentang Yusuf hanya beberapa kali saja. Juga dalam kehidupan menggereja begitu banyak devosi atau gelar yang diberikan kepada bunda Maria, tetapi kiranya sedikit devosi yang dilakukan untuk Yusuf dan tidak banyak gelar yang diberikan kepadanya. Namun bukan berarti Gereja kurang menghargai Yusuf dan bukan berarti bahwa Gereja tidak melihat peran Yusus dalam karya keselamatan manusia.
Memang kitab suci tidak banyak berbicara tentang Yusuf, namun Yusuf juga mempunya banyak peran dalam karya keselamatan manusia. Yusuf adalah gambaran orang beriman yang sangat sederhana, tidak banyak berbicara, tidak suka menampilkan diri tetapi sungguh bertanggungjawab atas hidup dan tugas yang diberikan kepada-Nya. Saat dia mulai ragu untuk mengambil Maria untuk menjadi isterinya karena Maria sudah mengandung, Roh Allah datang dalam mimpi, menjelaskan kepadanya akan semua itu, dan pagi harinya dia melaksanakan sabda Tuhan yang dinyatakan dalam mimpi sehingga mengampil Maria menjadi isterinya. Yusuf tidak hanya mengambil Maria menjadi isterinya, tetapi sungguh mempertanggungjawabkan sabda Tuhan yang didengarkan dan dilaksanakannya. Yusuf menampilkan ketaatan pada Allah bukan dengan kata-kata tetapi dengan perbuatan. Dia juga menggambarkan kerendahan hati, yakni melaksanakan kehendak Allah dan apa yang dilakukan tidak perlu dikatakan kepada orang lain dan tidak perlu dibangga-banggakan. Masih banyak yang bisa kita ambil sebagai permenungan dari Yusuf yang kelihatan hanya diam, tetapi penuh dengan ajaran iman dan menjadi teladan hidup beriman.
Merayakan hari Raya Yusuf hari ini, kita patut bersyukur atas Yusus yang karena imannya sungguh ikut berperan dalam karya keselamatan bagi kita. Juga dalam perayaan hari ini, baiklah kita meneladan iman Yusus si pendiam namun banyak berbuat atau melaksanakan sabda Tuhan bukan dengan kata-kata tetapi dalam perbuatan. Lewat perayaan hari ini, Yusuf mengajar kita bahwa dalam hidup beriman, bukan soal kata-kata, iman kita hanyati bukan hanya dengan kata-kata tetapi dengan perbuatan nyata. Nyatanya saat ini juga banyak orang beriman yang begitu hebat dalam berkata-kata soal iman, tetapi begitu miskin dalam perbuatan nyata sebagai perwujudan iman yang dihayati. Banyak orang yang mengatakan dirinya beriman, tetapi tidak melaksanakan sabda Tuhan. Banyak juga orang beriman yang tidak memiliki kerendahan hati seperti Yusuf, yakni ada orang beriman yang memang taat beragama, juga banyak melakukan amal kepada sesama tetapi tidak dalam diam, tetapi dalam keramaian dan publikasi. Artinya melakukan semuanya itu tidak dengan tulus tetapi supaya diketahui dan dipuji orang lain. Yusuf dalam diamnya melaksanakan sabda Allah mengajarkan kepada kita, bahwa hidup iman yang kita hanyati atau laksanakan tidak perlu diketahui orang lain, tidak perlu diberitahukan kepada orang lain dengan kata-kata, tetapi biarlah dengan perbuatan orang lain mengetahui bahwa kita menghayati sabda Tuhan. Juga Yusuf mengajarkan kepada kita bahwa apa yang kita lakukan memang harus kita lakukan sehingga kita tidak perlu memberitahukannya kepada orang lain, tidak perlu kita banggakan atau kita sombongkan kepada orang lain.
Para suami hendaknya juga bercermin dan meneladan Yusus bagaimana menjadi suami yang kristiani dan bertanggungjawab bagi keluarga. Hendaknya para suami dalam mendidik anak-anaknya dan dalam menjalankan tugas atau tanggungjawab dalam keluarha bukan hanya dengan kata-kata tetapi dengan perbuatan dan contoh teladan yang baik. Sekarang ini banyak suami yang mendidik anak-anaknya hanya dengan kata-kata tidak dengan teladan yang baik, bahkan sangat sering hanya pintar dalam menasihati anaknya tetapi bodoh dan miskin dalam perbuatan baik. Baiklah kiranya para suami meneladan Yusus dengan hidup sebagai suami yang beranggungjawab atas keluarganya.
Maka semoga Yusuf menjadi teladan beriman kepada kita dan para suami meneladan Yusuf dengan hidup sebagai suami yang diam tetapi sangat bertanggungjawab atas keluarganya. Semoga kita pintar melaksanakan sabda Tuhan, bukan hanya pintar dalam membicarakan sabda Tuhan. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.