Umat Kristiani perlu berkomunikasi dengan umat Muslim
Romo Franz Magnis-Suseno SJ
Romo Franz Magnis-Suseno SJ menegaskan pentingnya umat Kristiani berkomunikasi dan jalin kerja sama dengan komunitas Muslim dalam menghadapi situasi pelik di Indonesia saat ini dan dirasa akan terus meluas ke depan.
“Umat Kristiani menjunjung semangat civil society yaitu dengan menjalin komunikasi yang erat dengan kaum Muslim,” kata dosen Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta itu.
Romo Magnis berbicara kepada para peserta diskusi “Temu Muka Jurnalis Kristen Indonesia” Selasa (17/1) di Jakarta Pusat, yang diadakan oleh kelompok media Kristiani dalam rangka Natal Bersama.
“Jalinlah komunikasi kepada kaum Muslim dengan sikap positif. Jangan pernah buka ruang kebencian. Karena pandangan kita hanya pada Yesus! Ketika ketidakadilan dan penindasan terjadi. Ingatlah akan sikap dan teladan yang ditunjukan Yesus Kristus,” tegas Romo Magnis.
Ia mengatakan jika tidak ada kesadaran bersama untuk membangun demokrasi yang sudah ada. Terlebih pada wacana toleransi diantara mayoritas dan minoritas. Ini akan berbahaya bagi demokrasi.
Romo Magnis melihat bahwa pemerintah harus tanggap terhadap pertumbuhan demokrasi. Ketidakpedulian mereka terhadap demokrasi dinilai akan mengundang hal berbahaya.
“Jika pemerintah abai terhadap demokrasi, kekosongan itu akan diisi oleh pihak berkepentingan yang tidak bertanggungjawab. Inilah yang berbahaya bagi demokrasi disini (Indonesia),” ungkapnya.
Dalam sengketa GKI Yasmin, Romo Magnis mengakui tidak mau berkomentar banyak. Namun dirinya melihat bahwa jika kisruh tersebut terlalu lama dibiarkan bergulir, terlebih di media, maka dampaknya akan berbahaya.
“Sengketa yang terlihat di media akan membuat gelombang anti Kristen terjadi. Dan pemerintah akan malu karenanya,” tegasnya.
Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com
Romo Franz Magnis-Suseno SJ menegaskan pentingnya umat Kristiani berkomunikasi dan jalin kerja sama dengan komunitas Muslim dalam menghadapi situasi pelik di Indonesia saat ini dan dirasa akan terus meluas ke depan.
“Umat Kristiani menjunjung semangat civil society yaitu dengan menjalin komunikasi yang erat dengan kaum Muslim,” kata dosen Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta itu.
Romo Magnis berbicara kepada para peserta diskusi “Temu Muka Jurnalis Kristen Indonesia” Selasa (17/1) di Jakarta Pusat, yang diadakan oleh kelompok media Kristiani dalam rangka Natal Bersama.
“Jalinlah komunikasi kepada kaum Muslim dengan sikap positif. Jangan pernah buka ruang kebencian. Karena pandangan kita hanya pada Yesus! Ketika ketidakadilan dan penindasan terjadi. Ingatlah akan sikap dan teladan yang ditunjukan Yesus Kristus,” tegas Romo Magnis.
Ia mengatakan jika tidak ada kesadaran bersama untuk membangun demokrasi yang sudah ada. Terlebih pada wacana toleransi diantara mayoritas dan minoritas. Ini akan berbahaya bagi demokrasi.
Romo Magnis melihat bahwa pemerintah harus tanggap terhadap pertumbuhan demokrasi. Ketidakpedulian mereka terhadap demokrasi dinilai akan mengundang hal berbahaya.
“Jika pemerintah abai terhadap demokrasi, kekosongan itu akan diisi oleh pihak berkepentingan yang tidak bertanggungjawab. Inilah yang berbahaya bagi demokrasi disini (Indonesia),” ungkapnya.
Dalam sengketa GKI Yasmin, Romo Magnis mengakui tidak mau berkomentar banyak. Namun dirinya melihat bahwa jika kisruh tersebut terlalu lama dibiarkan bergulir, terlebih di media, maka dampaknya akan berbahaya.
“Sengketa yang terlihat di media akan membuat gelombang anti Kristen terjadi. Dan pemerintah akan malu karenanya,” tegasnya.
Disadur dari: www.cathnewsindonesia.com
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.