RENUNGAN HARI MINGGU BIASA 2
TAHUN B: 15 Januari 2012
1Sam 3:3b-10,19, Mzm 40:2,4ab,7-8a,8b-9,10, 1Kor 6:13c-15a,17-20, Yoh 1:35-42
TAHUN B: 15 Januari 2012
1Sam 3:3b-10,19, Mzm 40:2,4ab,7-8a,8b-9,10, 1Kor 6:13c-15a,17-20, Yoh 1:35-42
BACAAN INJIL: Yoh 1:35-42
“Mereka melihat tempat ia tinggal dan tinggal bersama Dia!”
Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!" Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)." Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)."
RENUNGAN:
“Apakah yang kamu cari?”
Hidup manusia adalah suatu pencarian, yakni pencarian akan kebahagiaan hidup. Pencarian ini seakan tidak pernah berhenti dalam hidup manusia dan seakan manusia tidak kunjung bisa menemukan kebahagiaan dalam hidupnya. Oleh karena itulah begitu banyak tawaran-tawaran yang diberikan oleh dunia. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya iklan-iklan yang menawarkan produknya dengan segala sesuatu yang menggiurkan. Karena begitu besarnya pencarian manusia, kita dapat menyaksikan banyaknya iklan di persimpangan jalan, lewat media massa, sehingga ke manapun kita pergi, kita pasti menemukan adanya iklan-iklan. Semua iklan pasti menawarkan sesuatu yang terbaik dan bahkan tidak sedikit iklan yang tidak segan-segan mengatakan bahwa produk merekelah yang terbaik dari semua produk dan produk yang lain dikatakan adalah tidak baik. Fenomena ini juga digunakan oleh para calon dalam pemerintahan yang dengan jelas mengajak orang banyak untuk memilih atau mengikuti mereka, dan orang dijanjikan akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Bahkan untuk menarik minat orang banyak, baik iklan maupun orang-orang tertentu, berani menjanjikan sesuatu atau memberi sesuatu yang membuat orang menjadi senang.
Fenomena ini sungguh banyak terjadi dalam hidup sekarang ini. Hari ini, Yohanes Pembaptis berani memperkenalkan Yesus kepada dua muridnya dan mengatakan Yesus adalah Anak domba Allah. Yohanes merekomendasikan kepada kedua muridnya itu bahwa Yesuslah yang harus mereka ikuti dan mereka akan menemukan apa yang mereka cari. Kedua murid itupun mengikuti Yesus. Yesus tahu bahwa Dia sedang diikuti sehingga Dia menoleh dan bertanya kepada kedua murid itu, “Apa yang kalian cari?” Kedua murid itu begitu kaget karena Yesus tahu bahwa mereka mengikuti-Nya dan malah mengajukan pertanyaan itu. Pasti mereka kaget dan gelagapan menjawab pertanyaan itu, sehingga mereka hanya menjawab, “"Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" Jawaban ini tampak seakan basa-basi keingintahuan mereka saja. Namun Yesus tahu apa yang sedang mereka cari, dari sebab itu Yesus mengajak mereka untuk mengikuti-Nya dan melihat di mana Yesus tinggal.
Setelah mereka mengikuti Yesus dan tinggal bersama dengan Yesus, Injil tidak menceritakan apa yang mereka lihat dan apa yang mereka perbuat di tempat Yesus. Injil hanya mengatakan bahwa setelah tinggal beberapa saat bersama Yesus, kedua murid itu pulang dengan penuh sukacita dan bahkan seperti guru mereka sebelumnya Yohanes Pembaptis, mereka menceritakan pengalaman indah bersama dengan Yesus. Mula-mula mereka bercerita kepada Simon saudara Andreas dan mengatakan kepadanya bahwa mereka telah menemukan Mesias (Kristus), mereka juga mengajak Simon bertemu dengan Yesus. Sehingga jelas bagi kita bahwa para murid itu semula tidak tahu sesungguhnya apa yang mereka cari, namun setelah tinggal bersama dengan Yesus, mereka menemukan sukacita yang membuat mereka berani memperkenalkan Yesus dan mengajak orang lain agar datang kepada Yesus.
Hari ini Yesus juga bertanya kepada kita, “Apa yang kamu cari dalam hidup ini?” Kita kadang tidak tahu pasti apa yang kita cari dalam hidup ini dengan segala sesuatu yang kita lakukan. Oleh karena itu kita seringkali diombang-ambingkan oleh tawaran dunia yang sangat menggoda kita dan bahkan tiada henti-hentinya untuk merayu kita agar kita menjadi pengikutnya. Namun hari ini juga, Yesus mengajak kita untuk mengikuti Dia dan tinggal bersama Dia agar kita semakin memahami apa yang kita cari dan butuhkan dalam hidup ini, agar kita menemukan apa yang kita cari. Dari pengalaman kedua murid Yohanes, setelah mereka tinggal bersama dengan Yesus, mereka menukan sukacita yang sungguh mendalam dan itu mengubah hidup mereka yang semula menjadi murid yang diarahkan oleh Yohanes Pembaptis agar mereka mengikuti Yesus, malah setelah itu mereka mewartakan Yesus dan mengajak orang lain itu bertemu dengan Yesus. Jadi jelas tinggal bersama dengan Yesus, kita akan menemukan sukacita besar, yang membuat kita tidak hanya menemukan kebahagiaan hidup, tetapi kebahagiaan itu akan mengubah hidup kita, bukan lagi hanya mencari tetapi menjadi orang yang berani mewartakan Kristus dan mengajak orang lain untuk bertemu dengan Yesus.
Maka dari itu, dengarkanlah panggilan Yesus hari ini dan tanggapilah tawaran Yesus kepada kita, bahwa Dia mengajak kita untuk mengikuti-Nya dan tinggal bersama dengan Dia. Dengan menanggapi tawaran Yesus, kita akan menemukan sukacita dengan menjadi pengikuti-Nya sehingga kita tidak lagi hanya menjadi orang yang sedang mencari-cari kebahagiaan sehingga gampang diombang-ambingkan orang lain, tidak lagi seperti orang yang tidak punya penderian, tidak lagi seperti orang yang tidak menemukan kebahagiaan dalam hidup. Namun dengan tinggal bersama dengan Yesus, kita akan menemukan sukacita yang mengubah hidup kita, menjadi orang-orang yang penuh sukacita sehingga berani berbagi dengan sesama, dan berani membawa orang lain agar datang kepada Yesus.
Tinggal bersama dengan Yesus adalah berarti kita berusaha mendengarkan sabda Yesus. Dalam hal ini kita seperti Samuel yang menanggapi panggilan Tuhan. Menanggapi panggilan Tuhan, Samuel mengakatan, “Bersadalah ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.” Mendengarkan sabda Tuhan adalah wujud sikap hidup kita untuk tinggal dalam Tuhan. Sabda yang kita dengarkan tentunya juga harus dilaksanakan. Dalam hal ini, Paulus mengatakan bahwa Sabda Yesus yang kita dengarkan hendaknya kita laksanakan dengan hidup berusaha memelihara kesucian hidup. Memelihara kesucian hidup berarti melaksanakan sabda Tuhan dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Paulus menegaskan agar kita memuliakan Tuhan dengan tubuh kita, dengan hidup kita karena hidup kita adalah milik Tuhan. Dengan hidup demikian, kita akan beroleh hidup bahagia sejati. Amin.
“Mereka melihat tempat ia tinggal dan tinggal bersama Dia!”
Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!" Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)." Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)."
RENUNGAN:
“Apakah yang kamu cari?”
Hidup manusia adalah suatu pencarian, yakni pencarian akan kebahagiaan hidup. Pencarian ini seakan tidak pernah berhenti dalam hidup manusia dan seakan manusia tidak kunjung bisa menemukan kebahagiaan dalam hidupnya. Oleh karena itulah begitu banyak tawaran-tawaran yang diberikan oleh dunia. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya iklan-iklan yang menawarkan produknya dengan segala sesuatu yang menggiurkan. Karena begitu besarnya pencarian manusia, kita dapat menyaksikan banyaknya iklan di persimpangan jalan, lewat media massa, sehingga ke manapun kita pergi, kita pasti menemukan adanya iklan-iklan. Semua iklan pasti menawarkan sesuatu yang terbaik dan bahkan tidak sedikit iklan yang tidak segan-segan mengatakan bahwa produk merekelah yang terbaik dari semua produk dan produk yang lain dikatakan adalah tidak baik. Fenomena ini juga digunakan oleh para calon dalam pemerintahan yang dengan jelas mengajak orang banyak untuk memilih atau mengikuti mereka, dan orang dijanjikan akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Bahkan untuk menarik minat orang banyak, baik iklan maupun orang-orang tertentu, berani menjanjikan sesuatu atau memberi sesuatu yang membuat orang menjadi senang.
Fenomena ini sungguh banyak terjadi dalam hidup sekarang ini. Hari ini, Yohanes Pembaptis berani memperkenalkan Yesus kepada dua muridnya dan mengatakan Yesus adalah Anak domba Allah. Yohanes merekomendasikan kepada kedua muridnya itu bahwa Yesuslah yang harus mereka ikuti dan mereka akan menemukan apa yang mereka cari. Kedua murid itupun mengikuti Yesus. Yesus tahu bahwa Dia sedang diikuti sehingga Dia menoleh dan bertanya kepada kedua murid itu, “Apa yang kalian cari?” Kedua murid itu begitu kaget karena Yesus tahu bahwa mereka mengikuti-Nya dan malah mengajukan pertanyaan itu. Pasti mereka kaget dan gelagapan menjawab pertanyaan itu, sehingga mereka hanya menjawab, “"Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" Jawaban ini tampak seakan basa-basi keingintahuan mereka saja. Namun Yesus tahu apa yang sedang mereka cari, dari sebab itu Yesus mengajak mereka untuk mengikuti-Nya dan melihat di mana Yesus tinggal.
Setelah mereka mengikuti Yesus dan tinggal bersama dengan Yesus, Injil tidak menceritakan apa yang mereka lihat dan apa yang mereka perbuat di tempat Yesus. Injil hanya mengatakan bahwa setelah tinggal beberapa saat bersama Yesus, kedua murid itu pulang dengan penuh sukacita dan bahkan seperti guru mereka sebelumnya Yohanes Pembaptis, mereka menceritakan pengalaman indah bersama dengan Yesus. Mula-mula mereka bercerita kepada Simon saudara Andreas dan mengatakan kepadanya bahwa mereka telah menemukan Mesias (Kristus), mereka juga mengajak Simon bertemu dengan Yesus. Sehingga jelas bagi kita bahwa para murid itu semula tidak tahu sesungguhnya apa yang mereka cari, namun setelah tinggal bersama dengan Yesus, mereka menemukan sukacita yang membuat mereka berani memperkenalkan Yesus dan mengajak orang lain agar datang kepada Yesus.
Hari ini Yesus juga bertanya kepada kita, “Apa yang kamu cari dalam hidup ini?” Kita kadang tidak tahu pasti apa yang kita cari dalam hidup ini dengan segala sesuatu yang kita lakukan. Oleh karena itu kita seringkali diombang-ambingkan oleh tawaran dunia yang sangat menggoda kita dan bahkan tiada henti-hentinya untuk merayu kita agar kita menjadi pengikutnya. Namun hari ini juga, Yesus mengajak kita untuk mengikuti Dia dan tinggal bersama Dia agar kita semakin memahami apa yang kita cari dan butuhkan dalam hidup ini, agar kita menemukan apa yang kita cari. Dari pengalaman kedua murid Yohanes, setelah mereka tinggal bersama dengan Yesus, mereka menukan sukacita yang sungguh mendalam dan itu mengubah hidup mereka yang semula menjadi murid yang diarahkan oleh Yohanes Pembaptis agar mereka mengikuti Yesus, malah setelah itu mereka mewartakan Yesus dan mengajak orang lain itu bertemu dengan Yesus. Jadi jelas tinggal bersama dengan Yesus, kita akan menemukan sukacita besar, yang membuat kita tidak hanya menemukan kebahagiaan hidup, tetapi kebahagiaan itu akan mengubah hidup kita, bukan lagi hanya mencari tetapi menjadi orang yang berani mewartakan Kristus dan mengajak orang lain untuk bertemu dengan Yesus.
Maka dari itu, dengarkanlah panggilan Yesus hari ini dan tanggapilah tawaran Yesus kepada kita, bahwa Dia mengajak kita untuk mengikuti-Nya dan tinggal bersama dengan Dia. Dengan menanggapi tawaran Yesus, kita akan menemukan sukacita dengan menjadi pengikuti-Nya sehingga kita tidak lagi hanya menjadi orang yang sedang mencari-cari kebahagiaan sehingga gampang diombang-ambingkan orang lain, tidak lagi seperti orang yang tidak punya penderian, tidak lagi seperti orang yang tidak menemukan kebahagiaan dalam hidup. Namun dengan tinggal bersama dengan Yesus, kita akan menemukan sukacita yang mengubah hidup kita, menjadi orang-orang yang penuh sukacita sehingga berani berbagi dengan sesama, dan berani membawa orang lain agar datang kepada Yesus.
Tinggal bersama dengan Yesus adalah berarti kita berusaha mendengarkan sabda Yesus. Dalam hal ini kita seperti Samuel yang menanggapi panggilan Tuhan. Menanggapi panggilan Tuhan, Samuel mengakatan, “Bersadalah ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.” Mendengarkan sabda Tuhan adalah wujud sikap hidup kita untuk tinggal dalam Tuhan. Sabda yang kita dengarkan tentunya juga harus dilaksanakan. Dalam hal ini, Paulus mengatakan bahwa Sabda Yesus yang kita dengarkan hendaknya kita laksanakan dengan hidup berusaha memelihara kesucian hidup. Memelihara kesucian hidup berarti melaksanakan sabda Tuhan dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Paulus menegaskan agar kita memuliakan Tuhan dengan tubuh kita, dengan hidup kita karena hidup kita adalah milik Tuhan. Dengan hidup demikian, kita akan beroleh hidup bahagia sejati. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.