Renungan Harian MASA BIASA TAHUN B: Pekan II: Sabtu 21 Januari 2012
(Agnes, Hari ke-4 Pekan Doa Sedunia)
2Sam 1:1-4,11-12,19,23-27, Mzm 80:2-3,5-7, Mrk 3:20-21
(Agnes, Hari ke-4 Pekan Doa Sedunia)
2Sam 1:1-4,11-12,19,23-27, Mzm 80:2-3,5-7, Mrk 3:20-21
BACAAN INJIL:
Kemudian Yesus masuk ke sebuah rumah. Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makanpun mereka tidak dapat. Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi.
RENUNGAN:
“Antara orang kudus, beda tipis dengan orang gila.”
Pernyataan ini memang terasa aneh. Kalimat ini juga bisa kita mengerti, yakni orang gila jelas berperilaku aneh, tidak seperti yang biasa dilakukan oleh manusia normal. Namun orang gila melakukan perbuatannya yang aneh itu, bukan dengan sadar, dan dia tidak tahu apa yang dilakukannya baik atau tidak serta tanpa tujuan. Sedangkan orang kudus memang perilakunya aneh bila dibandingkan dengan kebiasaan manusia normal, tetapi mereka melakukannya dengan sadar, dengan kemauan sendiri dan demi tujuan tertentu, yakni kekudusan hidup. Orang kudus seringkali dianggap aneh dan bahkan gila, karena orang kudus melakukan perbuatan yang tidak mungkin bisa dilakukan orang biasanya pada zamannya dan sungguh bertolak belakan dengan kebiasaan hidup pada masanya. Kebiasaan hidup yang dimaksudkan adalah perbuatan atau kebiasaan hidup yang tidak baik. Tetapi orang kudus melakukannnya dengan penuh kesadaran, yakni demi kekudusan hidup dan demi iman kepada Tuhan.
Salah satu contoh yang bisa kita ambil adalah bahwa sekarang ini, orang yang jujur, tidak mau korupsi akan dianggal orang gila, karena menipu dan korupsi pada sekarang ini dianggap hal yang sudah biasa, dan bahkan tuntutan hidup. Banyak orang menganggap bahwa korupsi itu bukan lagi doa besar, tetapi dianggap hal yang biasa. Ada pula orang yang jujur dianggap orang bodoh, sok suci, sok baik, sebab kalau tidak ikut korupsi tidak akan kebagian. Oleh karena itulah maka dapat dikatakan bahwa orang yang jujur, tidak mau korupsi dianggal orang gila, hidup mereka melawan arus kebiasaan manusia yang biasa dilakukan. Namun sebenarnya jelas, perbuatan orang baik dan jujur, bukanlah karena mereka gila, tetapi orang yang hidup dalam kedosaanlah yang menganggap mereka gila. Jadi yang gila adalah orang berdosa.
Hari ini dalam Ijil dikatakan bahwa orang banyak dan bahkan beberapa dari kaum keluarga Yesus menganggap Yesus tidak waras. Injil tidak menerangkan mengapa mereka menganggap demikian, hanya mengatakan bahwa Yesus banyak mengajar dan banyak orang berkumpul sehingga makanpun tidak sempat. Namun dari perikop lain jelas kita ketahui, orang menganggap demikian karena hidup Yesus, cara mengajar dan perilaku Yesus sebagai guru jelas sangat berbeda dengan hidup orang-orang pada zamannya. Cara mengajar Yesus juga jelas berbeda dengan cara mengajar para guru pada masa itu. Yesus mengajar penuh dengan kuasa, kuasa Allah ada pada-Nya sehingga Yesus dengan tegas dan berani mengatakan bahwa Dia bersama Allah adalah satu. Jelas pernyataan-pernyataan Yesus dianggap aneh dan gila karena dianggap mengamakan diri dengan Allah. Mereka menganggap demikian karena tidak mengenal Yesus adalah Mesias dan tidak mau percaya. Yesus juga dianggap aneh, tidak waras karena cara hidup-Nya berbeda dengan cara hidup orang pada masa itu, terutama dengan cara hidup orang-orang Farisi, ahli-ahli Taurat dan para imam pada waktu itu. Jadi Yesus dikatakan tidak waras terutama oleh orang-orang Farisi, ahli-ahli Taurat dan para imam pada waktu itu adalah karena Yesus hidup bertolak belakang atau melawan arus kebiasaan yang ada pada masa itu. Namun walaupun demikian, Yesus tidak menjadi surut pada kehendak Allah, Yesus tetap setia pada kehendak Allah, walaupun orang banyak menganggap demikian.
Demikian juga halnya dengan kita dalam usaha kita setia dalam hidup beriman. Bila kita berusaha setia hidup menghayati iman, pasti tidak semua orang menyukai kita dan bahkan pasti ada saja orang yang menganggap kita tidak wara atau gila, karena kita melawan arus kebiasaan yang sudah biasa dilakukan oleh banyak orang. Namun memang demikianlah kiranya hidup seorang beriman, harus berani melawan arus kebiasaan hidup yang tidak baik, demi keselamatan kekal dan demi kemuliaan Allah. Pada saat demikian, hendaknya kita tetap setia pada iman kita, walaupun dianggap aneh, tidak waras ataupun gila, sebab justru orang yang menganggap kita aneh karena hidup baik, beriman, merekalah yang tidak warah, aneh dan gila. Sehingga semoga dengan kesetiaan kita itu, orang lain pada akhirnya sadar bahwa hidup yang baik dan benar di hadapan Allah, bukan kebiasaan buruk yang dianggap sudah biasa, tetapi justru yang sedang kita hayati. Maka biarlah orang lain menganggap kita aneh, tidak waras dan gila karena hidup iman kita, karena di hadapan Allah, jsutru kitalah orang-orang yang waras. Amin.
Kemudian Yesus masuk ke sebuah rumah. Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makanpun mereka tidak dapat. Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi.
RENUNGAN:
“Antara orang kudus, beda tipis dengan orang gila.”
Pernyataan ini memang terasa aneh. Kalimat ini juga bisa kita mengerti, yakni orang gila jelas berperilaku aneh, tidak seperti yang biasa dilakukan oleh manusia normal. Namun orang gila melakukan perbuatannya yang aneh itu, bukan dengan sadar, dan dia tidak tahu apa yang dilakukannya baik atau tidak serta tanpa tujuan. Sedangkan orang kudus memang perilakunya aneh bila dibandingkan dengan kebiasaan manusia normal, tetapi mereka melakukannya dengan sadar, dengan kemauan sendiri dan demi tujuan tertentu, yakni kekudusan hidup. Orang kudus seringkali dianggap aneh dan bahkan gila, karena orang kudus melakukan perbuatan yang tidak mungkin bisa dilakukan orang biasanya pada zamannya dan sungguh bertolak belakan dengan kebiasaan hidup pada masanya. Kebiasaan hidup yang dimaksudkan adalah perbuatan atau kebiasaan hidup yang tidak baik. Tetapi orang kudus melakukannnya dengan penuh kesadaran, yakni demi kekudusan hidup dan demi iman kepada Tuhan.
Salah satu contoh yang bisa kita ambil adalah bahwa sekarang ini, orang yang jujur, tidak mau korupsi akan dianggal orang gila, karena menipu dan korupsi pada sekarang ini dianggap hal yang sudah biasa, dan bahkan tuntutan hidup. Banyak orang menganggap bahwa korupsi itu bukan lagi doa besar, tetapi dianggap hal yang biasa. Ada pula orang yang jujur dianggap orang bodoh, sok suci, sok baik, sebab kalau tidak ikut korupsi tidak akan kebagian. Oleh karena itulah maka dapat dikatakan bahwa orang yang jujur, tidak mau korupsi dianggal orang gila, hidup mereka melawan arus kebiasaan manusia yang biasa dilakukan. Namun sebenarnya jelas, perbuatan orang baik dan jujur, bukanlah karena mereka gila, tetapi orang yang hidup dalam kedosaanlah yang menganggap mereka gila. Jadi yang gila adalah orang berdosa.
Hari ini dalam Ijil dikatakan bahwa orang banyak dan bahkan beberapa dari kaum keluarga Yesus menganggap Yesus tidak waras. Injil tidak menerangkan mengapa mereka menganggap demikian, hanya mengatakan bahwa Yesus banyak mengajar dan banyak orang berkumpul sehingga makanpun tidak sempat. Namun dari perikop lain jelas kita ketahui, orang menganggap demikian karena hidup Yesus, cara mengajar dan perilaku Yesus sebagai guru jelas sangat berbeda dengan hidup orang-orang pada zamannya. Cara mengajar Yesus juga jelas berbeda dengan cara mengajar para guru pada masa itu. Yesus mengajar penuh dengan kuasa, kuasa Allah ada pada-Nya sehingga Yesus dengan tegas dan berani mengatakan bahwa Dia bersama Allah adalah satu. Jelas pernyataan-pernyataan Yesus dianggap aneh dan gila karena dianggap mengamakan diri dengan Allah. Mereka menganggap demikian karena tidak mengenal Yesus adalah Mesias dan tidak mau percaya. Yesus juga dianggap aneh, tidak waras karena cara hidup-Nya berbeda dengan cara hidup orang pada masa itu, terutama dengan cara hidup orang-orang Farisi, ahli-ahli Taurat dan para imam pada waktu itu. Jadi Yesus dikatakan tidak waras terutama oleh orang-orang Farisi, ahli-ahli Taurat dan para imam pada waktu itu adalah karena Yesus hidup bertolak belakang atau melawan arus kebiasaan yang ada pada masa itu. Namun walaupun demikian, Yesus tidak menjadi surut pada kehendak Allah, Yesus tetap setia pada kehendak Allah, walaupun orang banyak menganggap demikian.
Demikian juga halnya dengan kita dalam usaha kita setia dalam hidup beriman. Bila kita berusaha setia hidup menghayati iman, pasti tidak semua orang menyukai kita dan bahkan pasti ada saja orang yang menganggap kita tidak wara atau gila, karena kita melawan arus kebiasaan yang sudah biasa dilakukan oleh banyak orang. Namun memang demikianlah kiranya hidup seorang beriman, harus berani melawan arus kebiasaan hidup yang tidak baik, demi keselamatan kekal dan demi kemuliaan Allah. Pada saat demikian, hendaknya kita tetap setia pada iman kita, walaupun dianggap aneh, tidak waras ataupun gila, sebab justru orang yang menganggap kita aneh karena hidup baik, beriman, merekalah yang tidak warah, aneh dan gila. Sehingga semoga dengan kesetiaan kita itu, orang lain pada akhirnya sadar bahwa hidup yang baik dan benar di hadapan Allah, bukan kebiasaan buruk yang dianggap sudah biasa, tetapi justru yang sedang kita hayati. Maka biarlah orang lain menganggap kita aneh, tidak waras dan gila karena hidup iman kita, karena di hadapan Allah, jsutru kitalah orang-orang yang waras. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.