RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN II,
Senin 5 Desember 2011
Yes 35:1-10, Mzm 85:9ab-10,11-12,13-14, Luk 5:17-26
Senin 5 Desember 2011
Yes 35:1-10, Mzm 85:9ab-10,11-12,13-14, Luk 5:17-26
BACAAN INJIL:
Pada suatu hari ketika Yesus mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem. Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit. Lalu datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur; mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus. Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: "Hai saudara, dosamu sudah diampuni." Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: "Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" ?berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu?:"Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan seketika itu juga bangunlah ia, di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah. Semua orang itu takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut, katanya: "Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan."
RENUNGAN:
Masih adakah orang yang peduli akan sesama yang menderita dan mau repot membantu mereka? Kiranya pertanyaan ini pantas kita pertanyakan dan kita renungkan pada zaman ini, di mana orang sibuk dengan pekerjaan dan sarat dengan kepentingan pribadi. Saat ini juga orang dituntut berjuang keras agar bisa bertahan dan bersaing dalam kehidupan ini, semuanya itu membuat seseorang menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri, seakan kekurangan waktu dalam hidup. Kadang orang berpikir bahwa untuk mengurus kepentingan diri sendiri saja sudah sangat sibuk dan kekurangan waktu, apalagi peduli dan mengurusi orang lain. Oleh karena itulah tidak jarang orang tidak peduli dengan orang lain di sekitarnya, aplagi yang menderita. Kalau menemukan orang yang menderita, orang tidak merasa peduli karena toh menganggap diri juga menderita, toh waktu untuk mengurus kepentingannya sendiri dirasa sudah kerepotan dan kutang waktu, apalagi mengurusi orang lain. Dalam situasi demikian, mungkin orang yang berpikir dan berharap semoga ada orang lain yang mau membantu mereka.
Namun dalam Injil hari ini, diperdengkan kepada kita cerita yang sangat menarik. Diceritakan beberapa orang yang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidurnya untuk dibawa kepada Yesus, agar Yesus menyembuhkannya. Hal menarik dikatakan bahwa mereka tidak menggotong orang lumpuh itu atau menggendongnya, tetapi sekaligus mengangkat tempat tidur orang lumpuh itu. Ini tentu pekerjaan yang berat, namun ini menunjukkan keseriusan mereka membantu orang itu. Kesungguhan hati mereka membantu orang lumpuh itu dan harapan mereka yang besar agar orang lumpuh itu beroleh kesembuhan dari Yesus terbukti dengan upaya mereka membawa orang lumpuh itu ke hadapan Yesus. Ketika mereka melihat bahwa tidak ada jalan masuk untuk membawa orang lumpuh itu ke hadapan Yesus karena dipenuhi orang banyak yang mengerumuni Yesus, mereka tidak kehilangan akal. Mereka naik ke atap, membongkat atap, mengangkat orang lumpuh itu dengan tilamnya dan menurunkannya tepat di hadapan Yesus. Bisa kita bayangkan bagaimana beratnya perjuangan mereka untuk membawa orang lumpuh itu kepada Yesus supaya disembuhkannya. Perjuangan mereka akhirnya sungguh membuahkan hasil yakni Yesus menyembuhkan orang lumpuh itu. Mereka yang mau menolong orang lumpuh itu, tidak berjuang setengah-setengah tetapi berusaha sekuat tenaga untuk menolongnya.
Di tengah kehidupan kita pasti banyak orang atau sesama yang menderita. Dalam penderitaan dan perjuangan hidup mereka, mereka tetap berusaha setia beriman kepada Tuhan, meskipun seakan tidak ada yang peduli atas mereka. Iman dan harapan mereka atas kasih Tuhan, itulah yang menguatkan mereka dalam penderitaan. Tentunya mereka juga rindu akan kasih dan kepedulian dari sesama. Namun adakah yang peduli atas mereka itu? Masihkah kita mau peduli dengan mereka yang beriman tetapi hidup menderita? Mungkin tidak banyak lagi yang peduli dengan sesama yang menderita karena peduli dengan sesama berarti mau repot berjuang untuk sesama. Malah tidak sedikit orang yang seakan menutup mata melihat penderitaan sesama, meskipun mengatakan diri orang beriman yang aktif dalam kegiatan ibadah, seperti orang-orang yang berkumpul mengerumuni Yesus, mereka tentu melihat orang lumpuh yang diusung, tetapi mereka tetap tidak memberi jalan agar si lumpuh itu bisa dibawa ke hadapan Yesus. Malahan mereka dengan mungkin pura-pura asyik mendengarkan pengajaran Yesus, sehingga tidak memberi jalan untuk si lumpuh. Kitapun kadang mungkin pura-pura asyik dengan kegiatan ibadah kita, sibuk kegiatan Gereja, sehingga seakan tidak punya waktu melihat dan membantu sesama yang menderita. Bahkan bisa jadi justru kita menjadi penghalang orang yang rindu akan jamahan kasih Tuhan, datang kepada Tuhan. Justrus seharusnya kalau memang kita beriman dan mengikuti Yesus Kristus, kita bukan hanya memberi jalan atau mendoakan orang menderita kepada Yesus, tetapi harus peduli dan sikap peduli kepada sesama yang menderita itu nyata dalam upaya kita membantu mereka terlepas dari penderitaannya. Bila kita peduli dan membantu sesama hendaknya tidak juga setengah-setengah tetapi dengan sungguh-sungguh. Apakah usaha kita akan berhasil, semuanya kita serahkan kepada Tuhan, usaha kita dan orang yang kita bantu kita bawa ke hadapan Tuhan, agar Tuhan Yesuslah yang menyempurnakan usaha kita. Percayalah, bahwa kepedulian dan kerelaan kita akan membantu sesama yang menderita dan bila semuanya kita bawa ke hadapan Tuhan, Tuhan akan menyempurnakannya. Amin.
Pada suatu hari ketika Yesus mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem. Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit. Lalu datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur; mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus. Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: "Hai saudara, dosamu sudah diampuni." Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: "Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" ?berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu?:"Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan seketika itu juga bangunlah ia, di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah. Semua orang itu takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut, katanya: "Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan."
RENUNGAN:
Masih adakah orang yang peduli akan sesama yang menderita dan mau repot membantu mereka? Kiranya pertanyaan ini pantas kita pertanyakan dan kita renungkan pada zaman ini, di mana orang sibuk dengan pekerjaan dan sarat dengan kepentingan pribadi. Saat ini juga orang dituntut berjuang keras agar bisa bertahan dan bersaing dalam kehidupan ini, semuanya itu membuat seseorang menghabiskan waktu untuk dirinya sendiri, seakan kekurangan waktu dalam hidup. Kadang orang berpikir bahwa untuk mengurus kepentingan diri sendiri saja sudah sangat sibuk dan kekurangan waktu, apalagi peduli dan mengurusi orang lain. Oleh karena itulah tidak jarang orang tidak peduli dengan orang lain di sekitarnya, aplagi yang menderita. Kalau menemukan orang yang menderita, orang tidak merasa peduli karena toh menganggap diri juga menderita, toh waktu untuk mengurus kepentingannya sendiri dirasa sudah kerepotan dan kutang waktu, apalagi mengurusi orang lain. Dalam situasi demikian, mungkin orang yang berpikir dan berharap semoga ada orang lain yang mau membantu mereka.
Namun dalam Injil hari ini, diperdengkan kepada kita cerita yang sangat menarik. Diceritakan beberapa orang yang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidurnya untuk dibawa kepada Yesus, agar Yesus menyembuhkannya. Hal menarik dikatakan bahwa mereka tidak menggotong orang lumpuh itu atau menggendongnya, tetapi sekaligus mengangkat tempat tidur orang lumpuh itu. Ini tentu pekerjaan yang berat, namun ini menunjukkan keseriusan mereka membantu orang itu. Kesungguhan hati mereka membantu orang lumpuh itu dan harapan mereka yang besar agar orang lumpuh itu beroleh kesembuhan dari Yesus terbukti dengan upaya mereka membawa orang lumpuh itu ke hadapan Yesus. Ketika mereka melihat bahwa tidak ada jalan masuk untuk membawa orang lumpuh itu ke hadapan Yesus karena dipenuhi orang banyak yang mengerumuni Yesus, mereka tidak kehilangan akal. Mereka naik ke atap, membongkat atap, mengangkat orang lumpuh itu dengan tilamnya dan menurunkannya tepat di hadapan Yesus. Bisa kita bayangkan bagaimana beratnya perjuangan mereka untuk membawa orang lumpuh itu kepada Yesus supaya disembuhkannya. Perjuangan mereka akhirnya sungguh membuahkan hasil yakni Yesus menyembuhkan orang lumpuh itu. Mereka yang mau menolong orang lumpuh itu, tidak berjuang setengah-setengah tetapi berusaha sekuat tenaga untuk menolongnya.
Di tengah kehidupan kita pasti banyak orang atau sesama yang menderita. Dalam penderitaan dan perjuangan hidup mereka, mereka tetap berusaha setia beriman kepada Tuhan, meskipun seakan tidak ada yang peduli atas mereka. Iman dan harapan mereka atas kasih Tuhan, itulah yang menguatkan mereka dalam penderitaan. Tentunya mereka juga rindu akan kasih dan kepedulian dari sesama. Namun adakah yang peduli atas mereka itu? Masihkah kita mau peduli dengan mereka yang beriman tetapi hidup menderita? Mungkin tidak banyak lagi yang peduli dengan sesama yang menderita karena peduli dengan sesama berarti mau repot berjuang untuk sesama. Malah tidak sedikit orang yang seakan menutup mata melihat penderitaan sesama, meskipun mengatakan diri orang beriman yang aktif dalam kegiatan ibadah, seperti orang-orang yang berkumpul mengerumuni Yesus, mereka tentu melihat orang lumpuh yang diusung, tetapi mereka tetap tidak memberi jalan agar si lumpuh itu bisa dibawa ke hadapan Yesus. Malahan mereka dengan mungkin pura-pura asyik mendengarkan pengajaran Yesus, sehingga tidak memberi jalan untuk si lumpuh. Kitapun kadang mungkin pura-pura asyik dengan kegiatan ibadah kita, sibuk kegiatan Gereja, sehingga seakan tidak punya waktu melihat dan membantu sesama yang menderita. Bahkan bisa jadi justru kita menjadi penghalang orang yang rindu akan jamahan kasih Tuhan, datang kepada Tuhan. Justrus seharusnya kalau memang kita beriman dan mengikuti Yesus Kristus, kita bukan hanya memberi jalan atau mendoakan orang menderita kepada Yesus, tetapi harus peduli dan sikap peduli kepada sesama yang menderita itu nyata dalam upaya kita membantu mereka terlepas dari penderitaannya. Bila kita peduli dan membantu sesama hendaknya tidak juga setengah-setengah tetapi dengan sungguh-sungguh. Apakah usaha kita akan berhasil, semuanya kita serahkan kepada Tuhan, usaha kita dan orang yang kita bantu kita bawa ke hadapan Tuhan, agar Tuhan Yesuslah yang menyempurnakan usaha kita. Percayalah, bahwa kepedulian dan kerelaan kita akan membantu sesama yang menderita dan bila semuanya kita bawa ke hadapan Tuhan, Tuhan akan menyempurnakannya. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.