Komnas HAM dalami pembakaran gereja dan rumah
Komnas HAM Papua hingga awal pekan ini masih mencari tahu kebenaran terkait pembakaran gereja dan rumah warga yang dilakukan aparat Brimob Mabes Polri usai tewasnya dua anggota Brimob, Sabtu (3/12).
Pembakaran itu terjadi di Kampung Wandenggobak, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Kampung ini merupakan lokasi terjadinya penembakan yang menewaskan dua anggota Brimob itu.
Ketua Komnas HAM Papua Jules Ongge mengatakan Komnas HAM Papua memang menerima informasi itu melalui pesan singkat.
“Tetapi kami tidak mau gegabah dan kecolongan. Harus dicari tahu motif dan kronologis sebenarnya soal informasi itu. Kami sudah mengetahui informasi itu lewat kurir, tetapi harus dicari tahu dulu kebenarannya,” katanya kepada SH belum lama ini.
Jules juga mengungkapkan Kabupaten Puncak Jaya saat ini dijadikan basis milisi dari TPN/OPM. “Sebenarnya soal Puncak Jaya ini hanyalah masalah kesejahteraan penduduk di sana. Kelompok ini menganggap pemda setempat tidak bisa selesaikan masalah, sehingga TPN/OPM ini langsung berhadapan dengan masyarakat,” katanya.
Menurutnya, saat ini di kabupaten yang berada pada ketinggian di atas permukaan laut (DPL) 2.500 meter ini sudah ditempatkan banyak pasukan di Puncak Jaya, seperti dari Brimob, Kopassus, BIN, BAIS, dan Kostrad.
Jules K, salah seorang warga Mulia, membenarkan kejadian itu. “Pembakaran rumah dan honai warga terjadi Sabtu sekitar pukul 15.30 WIT, hanya beberapa menit setelah aksi penembakan. Salah satu gereja juga ikut dibakar,” ungkapnya.
Disadur dari: cathnewsindonesia.com
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.