RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN II,
Sabtu 10 Desember 2011
(Marc Antonio Durando, Santa Perawan Maria dr Loreto)
Sir 48:1-4,9-11, Mzm 80:2ac,3b,15-16,18-19, Mat 17:10-13
Sabtu 10 Desember 2011
(Marc Antonio Durando, Santa Perawan Maria dr Loreto)
Sir 48:1-4,9-11, Mzm 80:2ac,3b,15-16,18-19, Mat 17:10-13
BACAAN INJIL:
Lalu murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?" Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka." Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis.
RENUNGAN:
“Pemimpin sebelumnya jauh lebih baik dari pemimpin yang sekarang.” “Pastor sebelumnya juah lebih baik daripada pastor yang sekarang.” Pernyataan demikian seringkali muncul, karena kita seringkali membanding-bandingkan. Sikap membanding-bandingkan bisa muncul kalau dirasa yang pastor yang sekarang tidak sesuai dengan kehendaknya atau seleranya. Padahal bisa jadi dengan pastor sebelumnya yang dia katakan lebih baik dari yang sekarang, seseorang itu juga tidak senang, tidak mendukung, dan dulu juga membandingkan dengan pastor sebelumnya. Sikap membandingkan dengan yang dahulu dan tidak pernah puas dengan yang ada sekarang pasti akan selalu muncul kalau seseorang hanya menonjolkan kepentingan sendiri, menganggap dirinya yang lebih hebat dan bila tetap bertegar hati. Sebaik apapun yang dilakukan seseorang atau pastor, kalau tidak sesuai dengan keinginannya atau kehendaknya tidak dituruti, seseorang itu tidak akan mengakuinya, menerimanya dan akan membandingkan dengan yang sebelumnya serta akan selalu mengkritik. Orang yang bertegar hati demikian, tidak pernah hidup pada dunia sekitarnya, tetapi dalam dunia hayalan dan dunia kehendaknya.
Ketika Yohanes Pembaptis muncul, ahli-ahli Taurat tidak menerima kehadirannya dan ahli-ahli Taurat itu mengatakan bahwa Elia harus datang lagi. Perkataan itu seakan mereka menerima dan mendengarkan nabi Elia atau nabi-nabi sebelumnya, padahal mereka menolak dan bahkan membunuh para nabi. Yohanes Pembaptis maupun nabi-nabi sebelumnya selalu mereka tolak, mereka sungguh bertegar hati, tidak mampu menerima warta sukacita yang dibawa Yohanes maupun nabi-nabi sebelumnya. Menolak pewartaan para nabi, berarti menolak kesalamatan.
Kitapun seringkali mungkin melakukan hal yang demikian, membanding-bandingkan atau mengkritik sabagai dalih untuk menolak seseorang atau kebaikan yang dilakukan orang lain. Bata banyaknya umat yang membanding-bandingkan pastor yang dahulu dengan yang sekarang, Gereja yang dahulu dan sekarang, bahkan ada pula yang membanding-bandingkan Gereja Katolik dengan Gereja Protestan dengan mengatakan, “Di Gereja Protestan jauh lebih baik, lebih menarik daripada di Gereja Katolik. Ibadah di Gereja Protestan begitu meriah, di Gereja Katolik kesannya menoton, tidak semangat. Di Gereja protestan kotbah pendeta menarik, sedangkan di Katolik kotbah pastor monoton, tidak menarik dan tidak aktual.” Sikap demikian muncul dalam diri banyak umat yang sebanarnya bukan karena menghendaki suatu yang lebih baik, tetapi tanpa sadar sebenarnya karena keinginan, selera atau kehendak mereka tidak terpenuhi. Beriman seakan harus sesuai dengan selera mereka sehingga hanya menerima sesuatu atau seseorang itu bila sesuai dengan selera mereka. Orang yang demikian akan selalu tertutup matanya untuk melihat dan menerima kebaikand alam diri seseorang, dalam perkataan seseorang dan juga dalam Gereja.
Maka hari ini, mari kita tidak bertegar hati hanya untuk mementingkan diri sendiri, tidak hanya untuk memuaskan selera atau kehendak sendiri, supaya kita mampu melihat kebaikan, kekayaan rahmat Tuhan yang ada di sekitar kita dan dihadapan kita. Sekiranya kita sungguh terbuka, dalam beriman bukan mengutamakan selera atau kehendak sendiri, kita pasti tidak akan membanding-bandingkan iman dalam Katolik dengan iman dalam Gereja Protestan, kita pasti tidak mengatakan bahwa di Gereja protestan lebih baik daripada dalam Gereja Katolik, sebab kita akan mempu menemukan dan merasakan kekayaan iman yang sangat berharga dalam Gereja katolik. Sehingga juga kita tidak ingin meniru-niru kebiasaan atau yang ada dalam agama atau gereja lain, karena telah menemukan harta kekayaan iman dalam Gereja Katolik tempat kita beriman. Semoga kita mampu menangkap, merasakan dan menikmati kekayaan rahmat Tuhan dalam hidup sehari-hari yang ada di sekitar kita, di hadapan kita dan yang terdapat dalam Gereja Katolik. Amin.
Lalu murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?" Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka." Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis.
RENUNGAN:
“Pemimpin sebelumnya jauh lebih baik dari pemimpin yang sekarang.” “Pastor sebelumnya juah lebih baik daripada pastor yang sekarang.” Pernyataan demikian seringkali muncul, karena kita seringkali membanding-bandingkan. Sikap membanding-bandingkan bisa muncul kalau dirasa yang pastor yang sekarang tidak sesuai dengan kehendaknya atau seleranya. Padahal bisa jadi dengan pastor sebelumnya yang dia katakan lebih baik dari yang sekarang, seseorang itu juga tidak senang, tidak mendukung, dan dulu juga membandingkan dengan pastor sebelumnya. Sikap membandingkan dengan yang dahulu dan tidak pernah puas dengan yang ada sekarang pasti akan selalu muncul kalau seseorang hanya menonjolkan kepentingan sendiri, menganggap dirinya yang lebih hebat dan bila tetap bertegar hati. Sebaik apapun yang dilakukan seseorang atau pastor, kalau tidak sesuai dengan keinginannya atau kehendaknya tidak dituruti, seseorang itu tidak akan mengakuinya, menerimanya dan akan membandingkan dengan yang sebelumnya serta akan selalu mengkritik. Orang yang bertegar hati demikian, tidak pernah hidup pada dunia sekitarnya, tetapi dalam dunia hayalan dan dunia kehendaknya.
Ketika Yohanes Pembaptis muncul, ahli-ahli Taurat tidak menerima kehadirannya dan ahli-ahli Taurat itu mengatakan bahwa Elia harus datang lagi. Perkataan itu seakan mereka menerima dan mendengarkan nabi Elia atau nabi-nabi sebelumnya, padahal mereka menolak dan bahkan membunuh para nabi. Yohanes Pembaptis maupun nabi-nabi sebelumnya selalu mereka tolak, mereka sungguh bertegar hati, tidak mampu menerima warta sukacita yang dibawa Yohanes maupun nabi-nabi sebelumnya. Menolak pewartaan para nabi, berarti menolak kesalamatan.
Kitapun seringkali mungkin melakukan hal yang demikian, membanding-bandingkan atau mengkritik sabagai dalih untuk menolak seseorang atau kebaikan yang dilakukan orang lain. Bata banyaknya umat yang membanding-bandingkan pastor yang dahulu dengan yang sekarang, Gereja yang dahulu dan sekarang, bahkan ada pula yang membanding-bandingkan Gereja Katolik dengan Gereja Protestan dengan mengatakan, “Di Gereja Protestan jauh lebih baik, lebih menarik daripada di Gereja Katolik. Ibadah di Gereja Protestan begitu meriah, di Gereja Katolik kesannya menoton, tidak semangat. Di Gereja protestan kotbah pendeta menarik, sedangkan di Katolik kotbah pastor monoton, tidak menarik dan tidak aktual.” Sikap demikian muncul dalam diri banyak umat yang sebanarnya bukan karena menghendaki suatu yang lebih baik, tetapi tanpa sadar sebenarnya karena keinginan, selera atau kehendak mereka tidak terpenuhi. Beriman seakan harus sesuai dengan selera mereka sehingga hanya menerima sesuatu atau seseorang itu bila sesuai dengan selera mereka. Orang yang demikian akan selalu tertutup matanya untuk melihat dan menerima kebaikand alam diri seseorang, dalam perkataan seseorang dan juga dalam Gereja.
Maka hari ini, mari kita tidak bertegar hati hanya untuk mementingkan diri sendiri, tidak hanya untuk memuaskan selera atau kehendak sendiri, supaya kita mampu melihat kebaikan, kekayaan rahmat Tuhan yang ada di sekitar kita dan dihadapan kita. Sekiranya kita sungguh terbuka, dalam beriman bukan mengutamakan selera atau kehendak sendiri, kita pasti tidak akan membanding-bandingkan iman dalam Katolik dengan iman dalam Gereja Protestan, kita pasti tidak mengatakan bahwa di Gereja protestan lebih baik daripada dalam Gereja Katolik, sebab kita akan mempu menemukan dan merasakan kekayaan iman yang sangat berharga dalam Gereja katolik. Sehingga juga kita tidak ingin meniru-niru kebiasaan atau yang ada dalam agama atau gereja lain, karena telah menemukan harta kekayaan iman dalam Gereja Katolik tempat kita beriman. Semoga kita mampu menangkap, merasakan dan menikmati kekayaan rahmat Tuhan dalam hidup sehari-hari yang ada di sekitar kita, di hadapan kita dan yang terdapat dalam Gereja Katolik. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.