RENUNGAN HARIAN PEKAN ADVEN II,
Jumat 9 Desember 2011
(Yohanes dr Damsyik, Bernardus Maria Silvestrelli)
Yes 48:17-19, Mzm 1:1-2,3,4,6, Mat 11:16-19
Jumat 9 Desember 2011
(Yohanes dr Damsyik, Bernardus Maria Silvestrelli)
Yes 48:17-19, Mzm 1:1-2,3,4,6, Mat 11:16-19
BACAAN INJIL:
Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung. Karena Yohanes datang, ia tidak makan, dan tidak minum, dan mereka berkata: Ia kerasukan setan. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya."
RENUNGAN:
Pengalaman selama pembangunan Gereja Paroki, setiap minggu panitia pembangunan selalu mengumumkan dan menghimbau umat agar mau bergotong royong dalam pembangunan gereja. Namun walaupun diumumkan setiap minggu, masih ada juga umat yang hampir tidak pernah menghiraukan pengumuman itu dan tidak datang gotong royong. Malah adapula umat yang merasa bosan mendengarkan pengumuman itu dan adapula yang justru mencela umat yang rajin datang untung bergotong royong. Karena merasa tidak didengarkan lagi oleh umat, dan sikap umat yang demikian, Panitia Pembangunan menjadi kesal dan tidak mau lagi mengumumkan dan menghimbau umat.
Memang pasti siapapun kesal bila perkataannya tidak didengarkan dan dihiraukan orang lain. Lebih kesal lagi bila yang kita katakan itu baik dan bukan untuk kepentingan kita tetapi demi kepentingan dan kebaikan orang yang kita himbau/nasihati tetapi tidak dihiraukan, malah dicela dan dikata-katai pula. Hal seperti dalam injil hari ini seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung. Yesus juga secara manusiawi pasti kesal atas orang-orang pada zaman itu, karena ketika Yohanes datang, ia tidak makan, dan tidak minum, mereka berkata: Ia kerasukan setan. Kemudian Yesus datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Orang-orang apda zama itu tahunya hanya mengkritik dan mencela tidak baik apa yang tidak sesuai dengan kehendak atau keinginan mereka, juga menganggap bahwa hanya merekalah yang paling baik dan paling benar.
Sebagaimana kami katakan tadi, kita pasti kesal bila kita tidak dingarkan orang lain, malah mungkin kita bisa menjadi membenci orang itu. Tetapi coba kita renungkan, betapa sering kita membuat Yesus kesal, karena kita sering tidak mendengarkan dan melaksanakan sabda-Nya, dan malah hidup sesuka kita, sekehendak hati kita. Kalau sekianya pikiran Tuhan seperti pikiran kita, tentu kita akan dibenci-Nya dan tidak lagi dikasihi oleh Dia. Namun syukurlah, pikiran Tuhan tidak seperti pikiran kita, walaupun sikap kita seringkali menjengkelkan Tuhan, tapi Tuhan tetap mengasihi kita dan Dia tetap melakukan perbuatan baik kepada kita. Namun hari ini, baiklah kiranya kita mengurangi perbuatan yang menjengkelkan Tuhan dan sesama kita.
Selain itu, kita hendaknya tidak hanya menjadi orang yang kengkritik saja tahunya, tidak menganggap diri jauh lebih hebat, lebih benar, tetapi hendaknya menjadi pelaku kebaikan dan pelaku sabda Tuhan. Terlebih dahulu melakukan apa yang kita sampaikan, itu lebih baik dan lebih efektif membuat orang mendengarkan kita. Berilah contoh atas apa yang kita katakan, atas sabda Tuhan yang kita wartakan. Namun walaupun orang lain tidak mendengarkan atau menghiraukan kita, tapi ingatlah, bahwa Tuhan membenarkan seseorang bukan atas apa yang dikatakannya, tetapi apa yang dia perbuat. Perbuatan baik yang sesuai dengan kehendak Tuhan, itu yang berkenan bagi Tuhan. Amin.
Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung. Karena Yohanes datang, ia tidak makan, dan tidak minum, dan mereka berkata: Ia kerasukan setan. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya."
RENUNGAN:
Pengalaman selama pembangunan Gereja Paroki, setiap minggu panitia pembangunan selalu mengumumkan dan menghimbau umat agar mau bergotong royong dalam pembangunan gereja. Namun walaupun diumumkan setiap minggu, masih ada juga umat yang hampir tidak pernah menghiraukan pengumuman itu dan tidak datang gotong royong. Malah adapula umat yang merasa bosan mendengarkan pengumuman itu dan adapula yang justru mencela umat yang rajin datang untung bergotong royong. Karena merasa tidak didengarkan lagi oleh umat, dan sikap umat yang demikian, Panitia Pembangunan menjadi kesal dan tidak mau lagi mengumumkan dan menghimbau umat.
Memang pasti siapapun kesal bila perkataannya tidak didengarkan dan dihiraukan orang lain. Lebih kesal lagi bila yang kita katakan itu baik dan bukan untuk kepentingan kita tetapi demi kepentingan dan kebaikan orang yang kita himbau/nasihati tetapi tidak dihiraukan, malah dicela dan dikata-katai pula. Hal seperti dalam injil hari ini seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung. Yesus juga secara manusiawi pasti kesal atas orang-orang pada zaman itu, karena ketika Yohanes datang, ia tidak makan, dan tidak minum, mereka berkata: Ia kerasukan setan. Kemudian Yesus datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Orang-orang apda zama itu tahunya hanya mengkritik dan mencela tidak baik apa yang tidak sesuai dengan kehendak atau keinginan mereka, juga menganggap bahwa hanya merekalah yang paling baik dan paling benar.
Sebagaimana kami katakan tadi, kita pasti kesal bila kita tidak dingarkan orang lain, malah mungkin kita bisa menjadi membenci orang itu. Tetapi coba kita renungkan, betapa sering kita membuat Yesus kesal, karena kita sering tidak mendengarkan dan melaksanakan sabda-Nya, dan malah hidup sesuka kita, sekehendak hati kita. Kalau sekianya pikiran Tuhan seperti pikiran kita, tentu kita akan dibenci-Nya dan tidak lagi dikasihi oleh Dia. Namun syukurlah, pikiran Tuhan tidak seperti pikiran kita, walaupun sikap kita seringkali menjengkelkan Tuhan, tapi Tuhan tetap mengasihi kita dan Dia tetap melakukan perbuatan baik kepada kita. Namun hari ini, baiklah kiranya kita mengurangi perbuatan yang menjengkelkan Tuhan dan sesama kita.
Selain itu, kita hendaknya tidak hanya menjadi orang yang kengkritik saja tahunya, tidak menganggap diri jauh lebih hebat, lebih benar, tetapi hendaknya menjadi pelaku kebaikan dan pelaku sabda Tuhan. Terlebih dahulu melakukan apa yang kita sampaikan, itu lebih baik dan lebih efektif membuat orang mendengarkan kita. Berilah contoh atas apa yang kita katakan, atas sabda Tuhan yang kita wartakan. Namun walaupun orang lain tidak mendengarkan atau menghiraukan kita, tapi ingatlah, bahwa Tuhan membenarkan seseorang bukan atas apa yang dikatakannya, tetapi apa yang dia perbuat. Perbuatan baik yang sesuai dengan kehendak Tuhan, itu yang berkenan bagi Tuhan. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.