Renungan Harian, Sabtu 5 Februari 2011
Ibr 13:15-17,20-21, Mzm 23:1-3a,3b-4,5,6, Mrk 6:30-34
(Agata )
Ibr 13:15-17,20-21, Mzm 23:1-3a,3b-4,5,6, Mrk 6:30-34
(Agata )
"Hidup kita adalah rahmat, panggilan dan perutusan untuk ikut ambil bagian dalam mewartakan Kerajaan Allah."
BACAAN INJIL:
Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat. Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita.
RENUNGAN:
Orang mengatakan bahwa bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup, juga bekerja merupakan panggilan hidup dari Tuhan yang diperuntukkan juga demi pelayanan kepada sesama. Itu semuanya tentu baik. Namun kiranya menjadi kurang baik bila seluruh waktu dalam hidup kita hanya kita isi dengan bekerja saja, bahkan seakan kekurangan waktu untuk bekerja. Hal ini bisa terjadi karena kita menikmati pekerjaan itu, apalagi bila pekerjaan yang kita geluti itu sesuai dengan harapan dan keinginan kita. Juga bisa terjadi karena tuntutan kehidupan atau kebutuhan hidup. Namun manakala seluruh hidup kita hanya untuk bekerja atau pekerjaan, pasti kita akan sampai pada titik kejenuhan aktivitas, merasa hidup kita hanya menjalankan rutinitas sehingga ada perasaan kering.
Para murid sehabis menjalankan tugas perutusan dari Yesus, mereka kembali kepada Yesus. Tentu para murid menceritakan banyak hal akan apa yang mereka alami dan mereka lakukan. Sebagaimana yang kita dengarkan dalam Injil hari ini, para murid menjalankan tugas mereka dengan baik, mereka begitu bersemangat dan sukses sehingga dikatakan karena begitu banyak orang yang datang dan yang pergi, membuat mereka tidak sempat makan. Para murid tentu mengharapkan pujian dari Yesus atas semua yang mereka lakukan. Namun diluar dugaan mereka, Yesus mengajak mereka untuk mengasingkan diri ke tempat sunyi, malah mengajak mereka rekoleksi atau retret. Namun orang banyak tetap mencari mereka sehingga ketika mereka mendarat di tempat tujuan, Yesus dan para murid sudah menemukan orang banyak itu. Melihat hal itu, tergeraklah hati Yesus untuk mengajar orang banyak itu. Retret yang hendak dijalani oleh para murid bersama Yesus menjadi batal karena orang banyak yang mendahului mereka dan Yesus akhirnya mengajar orang banyak itu.
Bagi kita, perikop ini sedikit membingungkan, karena setelah para murid sibuk bekerja, Yesus mengajak mereka mengasingkan diri ke tempat sunyi, yang seakan mengajak para murid keluar sejenak dari aktivitas mereka. Sikap itu seakan mengatakan bahwa para murid perlu keluar dari aktivitas, untuk sejenak bersama-sama dengan Yesus. Tetapi ketika Yesus menemukan orang banyak itu, Yesus sendiri yang membatalkan rekoleksi atau retret mereka, dan malah Yesus sendiri melayani orang banyak itu. Dengan mengajak para murid sejenak pergi ke tempat sunyi adalah untuk mengajak para murid merenungkan kembali apa yang telah mereka lakukan atau kerjakan. Mereka menjalankan tugas perutusan dari Yesus sendiri, sehingga perlulah kiranya para murid menimba kekuatan baru dari Yesus yang mengutus. Selain itu terutama mengajak para murid merenungkan perjalanan tugas perutusan mereka, untuk melihat apakah mereka menjalankannya hanya sekdera melaksanakan perintah Yesus, apakah mereka bekerja untuk mencari popularitas diri, kebanggaan diri ataukah mereka justru sudah jatuh pada kesombongan diri? Hal ini memang tidak dikatakan dalam perikop ini. Tetapi lewat peristiwa sesudah mendarat mereka sudah menemukan orang banyak yang mencari mereka, mengharapkan pelayanan mereka, Yesus mau mengatakan bahwa tugas utama dalam perutusan Yesus adalah pewartaan kerajaan Allah lewat kepakaan kepada sesama, siap sedia melayani sesama dan membawa suka cita, kegembiraan dan berkat bagi sesama. Dengan demikian, Yesus mengingatkan para murid akan tugas utama mereka untuk mewartakan kerajaan Allah lewat contoh yang diberikan-Nya dengan kesiap sediaan-Nya, kepekaan-Nya untuk melayani orang banyak.
Kita juga tentu punya kegiatan atau aktivitas harian, yang mungkin sangat padat sehingga seakan kita kekurangan waktu untuk menjalankan semua aktivitas kita itu. Apapun kesibukan, pekerjaan dan aktivitas kita, kita membutuhkan waktu untuk keluar sejenak dari semuanya itu. Kalau ada orang mengatakan bahwa tidak tidak punya waktu untuk berdoa, tidak punya waktu untuk keluar sejanak dari aktivitas atau pekerjaannya, itu tidak baik dan tidak benar, orang demikian pada suatu saat akan jatuh pada kejenuhan, hidupnya tidak lebih hanya rutinitas belaka dan dia dirajai oleh pekerjaan, bukan dirinya yang mengatur atau merajai pekerjaan. Sejenak keluar dari aktivitas harian bukan semata-mata untuk bersantai saja, tetapi baiklah kiranya diisi merenungkan pejalanan hidup harian atau pekerjaan kita. Injil hari ini mengajak kita untuk keluar sebentar dari aktivitas harian dengan datang kepada Yesus dan sejanak bersama dengan Yesus. Pada kesempatan yang demikian, kita diajak untuk merenungkan bahwa bagaimanapun hidup dan semuanya kita peroleh karena kasih karunia Tuhan Yesus sehingga kita perlu menimba kekuatan baru dari Dia. Juga dalam permenungan itu, kita mengingat kembali bahwa apapun pekerjaan dan aktivitas kita, di situ pulalah Yesus mengutus kita untuk mewartakan Kerajaan Allah. Kita merenungkan apakah hidup kita sehari-hari sudah membawa Kerajaan Allah dengan kepekaan terhadap kebutuhan sesama, kepekaan untuk membantu sesama, hidup yang membawa sukacita dan berkat bagi sesama yang kita temui sehari-hari atau tidak. Menyediakan diri untuk sejenak tinggal bersama Yesus, merupakan kesempatan rekoleksi atau retret pribadi yang harus kita lakukan setiap hari, misalnya sore atau malam hari sesudah kita sibuk bekerja seharian, setiap minggu pada perayaan Ekaristi atau Ibadah pada hari Minggu di Gereja. Juga perlulah kiranya kita mengikuti rekoleksi atau retret bersama dalam kelompok. Semuanya itu sangat kita perlukan untuk membantu kita tidak jatuh pada titik kejenuhan dan perasaan bahwa hidup tidak lebih hanya rangkaian rutinitas. Yakinlah, hidup yang semuanya habis untuk kerja, aktivitas dan tanpa ada waktu untuk keluar dari kesibukan harian, tanpa ada waktu masuk dalam kesendirian diri bersama Yesus, akan sampai pada kejenuhan hidup.
Mari kita ingat, bahwa hidup kita adalah rahmat, panggilan dan perutusan untuk ikut ambil bagian dalam mewartakan Kerajaan Allah. Hidup yang membawa berkat, suka cita, peka akan kebutuhan sesama dan kepekaan untuk membantu sesama, akan menemukan sukacita dalam hidup dan pekerjaannya. Semoga. Amin.
Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat. Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi pada waktu mereka bertolak banyak orang melihat mereka dan mengetahui tujuan mereka. Dengan mengambil jalan darat segeralah datang orang dari semua kota ke tempat itu sehingga mendahului mereka. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita.
RENUNGAN:
Orang mengatakan bahwa bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup, juga bekerja merupakan panggilan hidup dari Tuhan yang diperuntukkan juga demi pelayanan kepada sesama. Itu semuanya tentu baik. Namun kiranya menjadi kurang baik bila seluruh waktu dalam hidup kita hanya kita isi dengan bekerja saja, bahkan seakan kekurangan waktu untuk bekerja. Hal ini bisa terjadi karena kita menikmati pekerjaan itu, apalagi bila pekerjaan yang kita geluti itu sesuai dengan harapan dan keinginan kita. Juga bisa terjadi karena tuntutan kehidupan atau kebutuhan hidup. Namun manakala seluruh hidup kita hanya untuk bekerja atau pekerjaan, pasti kita akan sampai pada titik kejenuhan aktivitas, merasa hidup kita hanya menjalankan rutinitas sehingga ada perasaan kering.
Para murid sehabis menjalankan tugas perutusan dari Yesus, mereka kembali kepada Yesus. Tentu para murid menceritakan banyak hal akan apa yang mereka alami dan mereka lakukan. Sebagaimana yang kita dengarkan dalam Injil hari ini, para murid menjalankan tugas mereka dengan baik, mereka begitu bersemangat dan sukses sehingga dikatakan karena begitu banyak orang yang datang dan yang pergi, membuat mereka tidak sempat makan. Para murid tentu mengharapkan pujian dari Yesus atas semua yang mereka lakukan. Namun diluar dugaan mereka, Yesus mengajak mereka untuk mengasingkan diri ke tempat sunyi, malah mengajak mereka rekoleksi atau retret. Namun orang banyak tetap mencari mereka sehingga ketika mereka mendarat di tempat tujuan, Yesus dan para murid sudah menemukan orang banyak itu. Melihat hal itu, tergeraklah hati Yesus untuk mengajar orang banyak itu. Retret yang hendak dijalani oleh para murid bersama Yesus menjadi batal karena orang banyak yang mendahului mereka dan Yesus akhirnya mengajar orang banyak itu.
Bagi kita, perikop ini sedikit membingungkan, karena setelah para murid sibuk bekerja, Yesus mengajak mereka mengasingkan diri ke tempat sunyi, yang seakan mengajak para murid keluar sejenak dari aktivitas mereka. Sikap itu seakan mengatakan bahwa para murid perlu keluar dari aktivitas, untuk sejenak bersama-sama dengan Yesus. Tetapi ketika Yesus menemukan orang banyak itu, Yesus sendiri yang membatalkan rekoleksi atau retret mereka, dan malah Yesus sendiri melayani orang banyak itu. Dengan mengajak para murid sejenak pergi ke tempat sunyi adalah untuk mengajak para murid merenungkan kembali apa yang telah mereka lakukan atau kerjakan. Mereka menjalankan tugas perutusan dari Yesus sendiri, sehingga perlulah kiranya para murid menimba kekuatan baru dari Yesus yang mengutus. Selain itu terutama mengajak para murid merenungkan perjalanan tugas perutusan mereka, untuk melihat apakah mereka menjalankannya hanya sekdera melaksanakan perintah Yesus, apakah mereka bekerja untuk mencari popularitas diri, kebanggaan diri ataukah mereka justru sudah jatuh pada kesombongan diri? Hal ini memang tidak dikatakan dalam perikop ini. Tetapi lewat peristiwa sesudah mendarat mereka sudah menemukan orang banyak yang mencari mereka, mengharapkan pelayanan mereka, Yesus mau mengatakan bahwa tugas utama dalam perutusan Yesus adalah pewartaan kerajaan Allah lewat kepakaan kepada sesama, siap sedia melayani sesama dan membawa suka cita, kegembiraan dan berkat bagi sesama. Dengan demikian, Yesus mengingatkan para murid akan tugas utama mereka untuk mewartakan kerajaan Allah lewat contoh yang diberikan-Nya dengan kesiap sediaan-Nya, kepekaan-Nya untuk melayani orang banyak.
Kita juga tentu punya kegiatan atau aktivitas harian, yang mungkin sangat padat sehingga seakan kita kekurangan waktu untuk menjalankan semua aktivitas kita itu. Apapun kesibukan, pekerjaan dan aktivitas kita, kita membutuhkan waktu untuk keluar sejenak dari semuanya itu. Kalau ada orang mengatakan bahwa tidak tidak punya waktu untuk berdoa, tidak punya waktu untuk keluar sejanak dari aktivitas atau pekerjaannya, itu tidak baik dan tidak benar, orang demikian pada suatu saat akan jatuh pada kejenuhan, hidupnya tidak lebih hanya rutinitas belaka dan dia dirajai oleh pekerjaan, bukan dirinya yang mengatur atau merajai pekerjaan. Sejenak keluar dari aktivitas harian bukan semata-mata untuk bersantai saja, tetapi baiklah kiranya diisi merenungkan pejalanan hidup harian atau pekerjaan kita. Injil hari ini mengajak kita untuk keluar sebentar dari aktivitas harian dengan datang kepada Yesus dan sejanak bersama dengan Yesus. Pada kesempatan yang demikian, kita diajak untuk merenungkan bahwa bagaimanapun hidup dan semuanya kita peroleh karena kasih karunia Tuhan Yesus sehingga kita perlu menimba kekuatan baru dari Dia. Juga dalam permenungan itu, kita mengingat kembali bahwa apapun pekerjaan dan aktivitas kita, di situ pulalah Yesus mengutus kita untuk mewartakan Kerajaan Allah. Kita merenungkan apakah hidup kita sehari-hari sudah membawa Kerajaan Allah dengan kepekaan terhadap kebutuhan sesama, kepekaan untuk membantu sesama, hidup yang membawa sukacita dan berkat bagi sesama yang kita temui sehari-hari atau tidak. Menyediakan diri untuk sejenak tinggal bersama Yesus, merupakan kesempatan rekoleksi atau retret pribadi yang harus kita lakukan setiap hari, misalnya sore atau malam hari sesudah kita sibuk bekerja seharian, setiap minggu pada perayaan Ekaristi atau Ibadah pada hari Minggu di Gereja. Juga perlulah kiranya kita mengikuti rekoleksi atau retret bersama dalam kelompok. Semuanya itu sangat kita perlukan untuk membantu kita tidak jatuh pada titik kejenuhan dan perasaan bahwa hidup tidak lebih hanya rangkaian rutinitas. Yakinlah, hidup yang semuanya habis untuk kerja, aktivitas dan tanpa ada waktu untuk keluar dari kesibukan harian, tanpa ada waktu masuk dalam kesendirian diri bersama Yesus, akan sampai pada kejenuhan hidup.
Mari kita ingat, bahwa hidup kita adalah rahmat, panggilan dan perutusan untuk ikut ambil bagian dalam mewartakan Kerajaan Allah. Hidup yang membawa berkat, suka cita, peka akan kebutuhan sesama dan kepekaan untuk membantu sesama, akan menemukan sukacita dalam hidup dan pekerjaannya. Semoga. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.