Renungan Harian : Kamis 3 Januari 2011
Ibr 12:18-19,21-24 , Mzm 48: 2-3a,3b-4,9,10,11, Mrk 6:7-13
(Blasius, Ansgarius, Stefanus Bellesini)
Ibr 12:18-19,21-24 , Mzm 48: 2-3a,3b-4,9,10,11, Mrk 6:7-13
(Blasius, Ansgarius, Stefanus Bellesini)
"Mewartakan Kerajaan Allah adalah panggilan dan perutusan Tuhan atas semua yang telah dibaptis. Semuanya adalan pelayanan dan pengorbanan. Bersediakah kita menjalankan tugas ini?
BACAAN INJIL:
Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan mereka, kecuali tongkat, rotipun jangan, bekalpun jangan, uang dalam ikat pinggangpun jangan, boleh memakai alas kaki, tetapi jangan memakai dua baju. Kata-Nya selanjutnya kepada mereka: "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Dan kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka." Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Mungkin pernah Anda dengar bahwa di beberapa tempat, Paroki mengalokasikan dana khusus untuk pengurus Gereja atau DPPH saat rapat. Para pengurus Gereja yang ikut rapat diberi sekedar uang duduk, walaupun memang tidak dibuat system jam, tetapi pada kenyataannya setiap rapat para pengurus Gereja harus diberi seperti yang duduk. Alasan yang diberikan adalah sekedar mengganti uang transport para pengurus Gereja atau sekedar ucapan terimakasih atau penghargaan. Namun apakah ini bisa dikatakan bahwa prinsip harus mendapat imbalan sudah merasuki Gereja? Apakah itu tidak berarti bahwa pengurus gereja harus diberi imbalan baru mau meluangkan waktu untuk rapat? Kalau untuk rapat saja harus diberi imbalan, apalagi bila diminta berpastoral ke tempat-tempat pelayanan.
Dalam Injil hari ini, Yesus memanggil kedua belas murid dan mengutus mereka berdua-dua untuk mewartakan Kerajaan Allah. Dalam perutusan itu, Yesus memberi syarat yang tidak masuk akal bagi dunia kita sekarang ini, yakni dikatakan bahwa mereka tidak boleh membawa apa-apa dalam perjalanan, kecuali tongkat, roti, bekal dan uangpun tidak boleh mereka bawa. Perutusan yang aneh bagi zaman kita sekrang ini, Yesus hanya membekali kuasa atas roh-roh jahat dan kuasa penyembuhan, tetapi malah memberi syarat larangang yang banyak. Yesus juga mengingatkan para murid bahwa pasti aka nada juga yang akan menolak mereka. Dengan gambaranini, lengkaplah gambaran beratnya tugas perutusan para murid ini, karena sudah gak mendapat imbalan apa-apa dan bekal lain, tetapi aka nada pula yang menolak mereka. Namun Yesus juga memberi semangat bagi para murid bahwa mereka tidak usah khawatir karena Tuhan sendiri akan menyertai mereka dan pasti ada juga yang akan menerima mereka dan memberi mereka penginapan dan makanan.
Membandingkan tugas perutusan Yesus atas para murid dengan mental zaman sekarang ini, tentulah tidak mudah menemukan orang yang mau bekerja atau melayani tanpa diberi bekal maupun imbalan. Mental manusia sekarang ini dirasuki oleh prinsip untung rugi dan imbalan. Belum lagi karena dalam kenyataan, selalu ada penolakan dalam pelayanan, paling tidak orang kurang menghargai tugas pelayanan itu. Misalnya, beberapa kali kami melayani ke stasi, pulang dengan kelaparan karena umat yang dilayani tidak memberi makan.
Namun walaupun demikian, kita semua dipanggil dan diutus oleh Yesus untuk mewartakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan kepada sesama dan dunia ini. Semua kita dipanggil dan diutus tanpa kecuali. Yesus mengutus kita menjalankan tugas perutusan dalam dunia sekitar kita, sesuai dengan situasi dan kondisi kita atau sesuai dengan peran kita dalam dalam hidup ini. Dalam menjalankan tugas perutusan itu, kita tidak usah khawatir akan apa yang kita perlukan untuk tugas itu, kita tidak usah mengharapkan imbalan dari tugas itu, karena Tuhan sendiri akan melimpahkan berkat-Nya bagi kita, memberikan apa yang kita perlukan dalam tugas perutusan dan Tuhan sendiri tentu akan berkenan akan perutusan kita. Hendaknya dalam menjalankan tugas perutusan itu, kita semata-mata hendak mewartakan Kerajaan Allah. Dengan menjalankan tugas perutusan itu, kita juga sekaligus menawarkan kepada dunia atau kesaksian bagi dunia bahwa pengorbanan dan pelayanan adalah keutamaan kristiani yang tidak dapat dinilai dengan imbalan atau uang, tetapi sebagai ungkapan syukur dan pengabdian kepada Tuhan. Juga selain menghadirkan kerajaan Allah juga memberi kesaksian bagi dunia sekarang ini bahwa uang, harta ataupun imbalan bukan satu-satunya tujuan hidup, tetapi kehadiran kerajaan Allah atau persatuan dengan Allah. Semoga kita juga bersedia dan rela mewartakan Kerajaan Allah di manapun dan kapanpun kita berada. Berkat Tuhan akan senantiasa berlimpah atas kita dan bagi sesama. Amin.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Mungkin pernah Anda dengar bahwa di beberapa tempat, Paroki mengalokasikan dana khusus untuk pengurus Gereja atau DPPH saat rapat. Para pengurus Gereja yang ikut rapat diberi sekedar uang duduk, walaupun memang tidak dibuat system jam, tetapi pada kenyataannya setiap rapat para pengurus Gereja harus diberi seperti yang duduk. Alasan yang diberikan adalah sekedar mengganti uang transport para pengurus Gereja atau sekedar ucapan terimakasih atau penghargaan. Namun apakah ini bisa dikatakan bahwa prinsip harus mendapat imbalan sudah merasuki Gereja? Apakah itu tidak berarti bahwa pengurus gereja harus diberi imbalan baru mau meluangkan waktu untuk rapat? Kalau untuk rapat saja harus diberi imbalan, apalagi bila diminta berpastoral ke tempat-tempat pelayanan.
Dalam Injil hari ini, Yesus memanggil kedua belas murid dan mengutus mereka berdua-dua untuk mewartakan Kerajaan Allah. Dalam perutusan itu, Yesus memberi syarat yang tidak masuk akal bagi dunia kita sekarang ini, yakni dikatakan bahwa mereka tidak boleh membawa apa-apa dalam perjalanan, kecuali tongkat, roti, bekal dan uangpun tidak boleh mereka bawa. Perutusan yang aneh bagi zaman kita sekrang ini, Yesus hanya membekali kuasa atas roh-roh jahat dan kuasa penyembuhan, tetapi malah memberi syarat larangang yang banyak. Yesus juga mengingatkan para murid bahwa pasti aka nada juga yang akan menolak mereka. Dengan gambaranini, lengkaplah gambaran beratnya tugas perutusan para murid ini, karena sudah gak mendapat imbalan apa-apa dan bekal lain, tetapi aka nada pula yang menolak mereka. Namun Yesus juga memberi semangat bagi para murid bahwa mereka tidak usah khawatir karena Tuhan sendiri akan menyertai mereka dan pasti ada juga yang akan menerima mereka dan memberi mereka penginapan dan makanan.
Membandingkan tugas perutusan Yesus atas para murid dengan mental zaman sekarang ini, tentulah tidak mudah menemukan orang yang mau bekerja atau melayani tanpa diberi bekal maupun imbalan. Mental manusia sekarang ini dirasuki oleh prinsip untung rugi dan imbalan. Belum lagi karena dalam kenyataan, selalu ada penolakan dalam pelayanan, paling tidak orang kurang menghargai tugas pelayanan itu. Misalnya, beberapa kali kami melayani ke stasi, pulang dengan kelaparan karena umat yang dilayani tidak memberi makan.
Namun walaupun demikian, kita semua dipanggil dan diutus oleh Yesus untuk mewartakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan kepada sesama dan dunia ini. Semua kita dipanggil dan diutus tanpa kecuali. Yesus mengutus kita menjalankan tugas perutusan dalam dunia sekitar kita, sesuai dengan situasi dan kondisi kita atau sesuai dengan peran kita dalam dalam hidup ini. Dalam menjalankan tugas perutusan itu, kita tidak usah khawatir akan apa yang kita perlukan untuk tugas itu, kita tidak usah mengharapkan imbalan dari tugas itu, karena Tuhan sendiri akan melimpahkan berkat-Nya bagi kita, memberikan apa yang kita perlukan dalam tugas perutusan dan Tuhan sendiri tentu akan berkenan akan perutusan kita. Hendaknya dalam menjalankan tugas perutusan itu, kita semata-mata hendak mewartakan Kerajaan Allah. Dengan menjalankan tugas perutusan itu, kita juga sekaligus menawarkan kepada dunia atau kesaksian bagi dunia bahwa pengorbanan dan pelayanan adalah keutamaan kristiani yang tidak dapat dinilai dengan imbalan atau uang, tetapi sebagai ungkapan syukur dan pengabdian kepada Tuhan. Juga selain menghadirkan kerajaan Allah juga memberi kesaksian bagi dunia sekarang ini bahwa uang, harta ataupun imbalan bukan satu-satunya tujuan hidup, tetapi kehadiran kerajaan Allah atau persatuan dengan Allah. Semoga kita juga bersedia dan rela mewartakan Kerajaan Allah di manapun dan kapanpun kita berada. Berkat Tuhan akan senantiasa berlimpah atas kita dan bagi sesama. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.