Renungan Harian : Jumat 4 Pebruari 2011
(Yosef dr Leonisa, Katarina dr Ricci, Yohanes de Britto, Rudolfo Acquaviva, Fransiskus Pacheco, Carlo Spinola, Yakobus Berthieu, Leo Mangin)
Ibr 13:1-8, Mzm 27:1,3,5,8b-9abc, Mrk 6:14-29
(Yosef dr Leonisa, Katarina dr Ricci, Yohanes de Britto, Rudolfo Acquaviva, Fransiskus Pacheco, Carlo Spinola, Yakobus Berthieu, Leo Mangin)
Ibr 13:1-8, Mzm 27:1,3,5,8b-9abc, Mrk 6:14-29
Harta kekayaan, Pangkat, kuasa, gengsi, ambisi dan kesombongan merupakan godaan yang bisa membuat kita menyingkirkan kebenaran dan bahkan orang lain.
BACAAN INJIL:
Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan: "Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia." Yang lain mengatakan: "Dia itu Elia!" Yang lain lagi mengatakan: "Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu." Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: "Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi." Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!" Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarny perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. Pada waktu itu anak perempuan Herodias tampil lalu menari, dan ia menyukakan hati Herodes dan tamu-tamunya. Raja berkata kepada gadis itu: "Minta dari padaku apa saja yang kauingini, maka akan kuberikan kepadamu!", lalu bersumpah kepadanya: "Apa saja yang kauminta akan kuberikan kepadamu, sekalipun setengah dari kerajaanku!" Anak itu pergi dan menanyakan ibunya: "Apa yang harus kuminta?" Jawabnya: "Kepala Yohanes Pembaptis!"Maka cepat-cepat ia pergi kepada raja dan meminta: "Aku mau, supaya sekarang juga engkau berikan kepadaku kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam!" Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. Raja segera menyuruh seorang pengawal dengan perintah supaya mengambil kepala Yohanes. Orang itu pergi dan memenggal kepala Yohanes di penjara. Ia membawa kepala itu di sebuah talam dan memberikannya kepada gadis itu dan gadis itu memberikannya pula kepada ibunya. Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Harta kekayaan, Pangkat, kuasa, gengsi, ambisi dan kesombongan merupakan godaan yang bisa membuat kita menyingkirkan kebenaran dan bahkan orang lain.
Dalam Injil hari ini dikatakan bahwa Yohanes pembaptis dipenjara dan akhirnya kepalanya dipenggal karena bermula dari kritik atau teguran Yohanes kepada Herodes yang mengambil istri FIlipus saudaranya. Yohanes menegur dengan keras perbuatan Herodes. Teguran ini membuat Herodes tersinggung dan juga tentunya Herodias sitri Filipus yang serobot Herodes sehingga Yohanes Pembaptis dipenjara. Pada akhirnya kebencian Herodes dan Herodias berpuncak pada pemenggalan kepada Yohanes Pembaptis.
Yohanes mengalami nasib demikian tentu bukan karena kesalahannya, tetapi karena dia mengatakan yang benar, jujur dan dia tidak takut melakukan itu juga kepada penguasa. Sehingga Yohanes mengalami semuanya itu adalah karena kejahatan Herodias dan Herodes.
Herodias mau diserobot Herodes dan menjadikannya istrinya tentu bukan karena semata-mata Herodes raja dan takut menolak keinginan raja, tetapi karena Herodias menginginkannya dan bahkan mungkin dia sengaja menggoda Herodes agar diambil menjadi isterinya, walaupun dia sudah mempunyai suami. Herodias menginginkannya karena dengan menjadi istri raja, dia akan hidup dalam kelimpahan harta, dia akan lebih dihormati dan ditakuti banyak orang. Tentu beda halnya bila hanya menjadi isteri adik seorang raja. Ambisinya yang begitu besar itu terbukti ketika Yohanes Pembaptis menegur mereka, dia malah marah besar dan berencana membunuh Yohanes Pembaptis. Dia berusaha menyingkirkan orang yang dirasa mengahalangi keinginganannya.
Demikian juga halnya dengan Herodes. Herodes tahu bahwa Herodias adalah isteri Filipus adiknya dan dia tahu itu tidak benar, karena ternyat dia mengakui kebenaran ajaran ataupun teguran Yohanes tetapi dia lebih mementingkan keinginannya itu. Mungkin Herodias cantik dan dia ingin mendapatkannya sehingga dia tidak peduli itu istri adiknya, dia mengambilnya. Herodes juga tidak peduli akan teguran Yohanes Pembaptis, malah memenjarakan Yohanes Pembaptis. Puncak kejahatan Herodes adalah karena rasa gengsi kepada tamu atau orang lain, tidak mau dianggap tidak menepati janjinya kepada anak Herodias yang menyukakan dirinya dengan tari-tarian sehingga dia mengabulkan permintaan Herodias untuk memenggal kepala Yohanes pembaptis. Herodes tahu bahwa permintaan itu tidak benar, dia ragu, tetapi dia lebih mengutakan gengsi dibanding kebenaran dan hati nuraninya. Karena itu semua, dia melakukan perbuatan yang sangat kejam yakni membunuh seorang nabi dan bahkan perbautan yang sangat kejam karena kepala Yohanes Pembaptis dibuat di atas talam. Seakan baginya membunuh bukanlah perbuatan dosa, kejam tetapi sepertinya dianggap hanya hiburan belaka.
Sebagai manusia, tentu kita mempunyai keinginan, kerinduan atau mimpi harapan masa depan untuk mendapatkan hidup yang labih baik. Semuanya itu baik demi kemajuan hidup. Namun hendaknya kita waspada jangan sampai semuanya itu menjadi ambisi yang menjatuhkan kita pada kedosaan dan pada akhirnya menyingkirkan kebenaran dan orang yang melakukan kebenaran. Tuhan tidak melarang kita mencari uang, harta, tidak melarang kita mengejar cita-cita atau keinginan untuk hidup lebih baik. Tetapi hendaknya kita ingat agar kita jangan dirajai semuanya itu sehingga membuat kita membenarkan segala cara bahkan sampe menyingkirkan orang-orang yang kita anggap menghalangi semua keinginan kita. Untuk itu kita perlu mengadakan pembedaan roh dengan menilai apakah keinginan dan harapan kita itu baik dan benar atau tidak. Untuk itu kita perlu bertanya atau belajar pada orang yang lebih bijak dari kita, karena bisa saja pemahaman dan pengalaman kita masih belum bisa menilainya baik atau benar. Namun bila kita melihat bahwa itu semua bukannya mendatangkan kebaikan bagi banyak orang, itu berarti keinginan, harapan, cita-cita yang ingin kita itu adalah tidak baik. Harapan atau mimpi yang akan kita dapatkan atau yang sedangkan kita perjuangkan hendaknya selalu membawa kebahagiaan dan kebaikan bagi banyak orang. Hendaknya kita berpegang teguh pada hidup demikian, sehingga kita tidak seperti Herodes yang dengan gampang dipengaruhi oleh rasa gengsi, padahal sebenarnya dia tahu bahwa Yohanes mengatakan sesuatu yang benar. Oleh karena itu, kita hendaknya waspada dengan keingingan-kiinginan kita, yang kadangkala seakan kita butuhkan, merasa kita perlukan, tetapi sebenarnya adalah nafsu-nafsu daging yang merugikan kita dan banyak orang.
Yohanes Pembaptis berpegang teguh pada cita-cita untuk mewartakan datangnya Kerajaan Allah, menyerukan pertobatan. Yohanes tidak takut akan tantangan yang dihadapinya untuk mewujudkan impinya, karena yang dia perjuangkan adalah kebaikan, kebahagiaan, dan keselamatan bagi semua orang. Semoga kitapun dalam mengejar cita-cita, harapan, pekerjaan dan perjuangan hidup kita, selalu berpegang teguh untuk membawa kebaikan, kebahagiaan dan suka cita bukan hanya membuaskan diri atau untuk diri sendiri, tetapi untuk semua orang. Amin.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Harta kekayaan, Pangkat, kuasa, gengsi, ambisi dan kesombongan merupakan godaan yang bisa membuat kita menyingkirkan kebenaran dan bahkan orang lain.
Dalam Injil hari ini dikatakan bahwa Yohanes pembaptis dipenjara dan akhirnya kepalanya dipenggal karena bermula dari kritik atau teguran Yohanes kepada Herodes yang mengambil istri FIlipus saudaranya. Yohanes menegur dengan keras perbuatan Herodes. Teguran ini membuat Herodes tersinggung dan juga tentunya Herodias sitri Filipus yang serobot Herodes sehingga Yohanes Pembaptis dipenjara. Pada akhirnya kebencian Herodes dan Herodias berpuncak pada pemenggalan kepada Yohanes Pembaptis.
Yohanes mengalami nasib demikian tentu bukan karena kesalahannya, tetapi karena dia mengatakan yang benar, jujur dan dia tidak takut melakukan itu juga kepada penguasa. Sehingga Yohanes mengalami semuanya itu adalah karena kejahatan Herodias dan Herodes.
Herodias mau diserobot Herodes dan menjadikannya istrinya tentu bukan karena semata-mata Herodes raja dan takut menolak keinginan raja, tetapi karena Herodias menginginkannya dan bahkan mungkin dia sengaja menggoda Herodes agar diambil menjadi isterinya, walaupun dia sudah mempunyai suami. Herodias menginginkannya karena dengan menjadi istri raja, dia akan hidup dalam kelimpahan harta, dia akan lebih dihormati dan ditakuti banyak orang. Tentu beda halnya bila hanya menjadi isteri adik seorang raja. Ambisinya yang begitu besar itu terbukti ketika Yohanes Pembaptis menegur mereka, dia malah marah besar dan berencana membunuh Yohanes Pembaptis. Dia berusaha menyingkirkan orang yang dirasa mengahalangi keinginganannya.
Demikian juga halnya dengan Herodes. Herodes tahu bahwa Herodias adalah isteri Filipus adiknya dan dia tahu itu tidak benar, karena ternyat dia mengakui kebenaran ajaran ataupun teguran Yohanes tetapi dia lebih mementingkan keinginannya itu. Mungkin Herodias cantik dan dia ingin mendapatkannya sehingga dia tidak peduli itu istri adiknya, dia mengambilnya. Herodes juga tidak peduli akan teguran Yohanes Pembaptis, malah memenjarakan Yohanes Pembaptis. Puncak kejahatan Herodes adalah karena rasa gengsi kepada tamu atau orang lain, tidak mau dianggap tidak menepati janjinya kepada anak Herodias yang menyukakan dirinya dengan tari-tarian sehingga dia mengabulkan permintaan Herodias untuk memenggal kepala Yohanes pembaptis. Herodes tahu bahwa permintaan itu tidak benar, dia ragu, tetapi dia lebih mengutakan gengsi dibanding kebenaran dan hati nuraninya. Karena itu semua, dia melakukan perbuatan yang sangat kejam yakni membunuh seorang nabi dan bahkan perbautan yang sangat kejam karena kepala Yohanes Pembaptis dibuat di atas talam. Seakan baginya membunuh bukanlah perbuatan dosa, kejam tetapi sepertinya dianggap hanya hiburan belaka.
Sebagai manusia, tentu kita mempunyai keinginan, kerinduan atau mimpi harapan masa depan untuk mendapatkan hidup yang labih baik. Semuanya itu baik demi kemajuan hidup. Namun hendaknya kita waspada jangan sampai semuanya itu menjadi ambisi yang menjatuhkan kita pada kedosaan dan pada akhirnya menyingkirkan kebenaran dan orang yang melakukan kebenaran. Tuhan tidak melarang kita mencari uang, harta, tidak melarang kita mengejar cita-cita atau keinginan untuk hidup lebih baik. Tetapi hendaknya kita ingat agar kita jangan dirajai semuanya itu sehingga membuat kita membenarkan segala cara bahkan sampe menyingkirkan orang-orang yang kita anggap menghalangi semua keinginan kita. Untuk itu kita perlu mengadakan pembedaan roh dengan menilai apakah keinginan dan harapan kita itu baik dan benar atau tidak. Untuk itu kita perlu bertanya atau belajar pada orang yang lebih bijak dari kita, karena bisa saja pemahaman dan pengalaman kita masih belum bisa menilainya baik atau benar. Namun bila kita melihat bahwa itu semua bukannya mendatangkan kebaikan bagi banyak orang, itu berarti keinginan, harapan, cita-cita yang ingin kita itu adalah tidak baik. Harapan atau mimpi yang akan kita dapatkan atau yang sedangkan kita perjuangkan hendaknya selalu membawa kebahagiaan dan kebaikan bagi banyak orang. Hendaknya kita berpegang teguh pada hidup demikian, sehingga kita tidak seperti Herodes yang dengan gampang dipengaruhi oleh rasa gengsi, padahal sebenarnya dia tahu bahwa Yohanes mengatakan sesuatu yang benar. Oleh karena itu, kita hendaknya waspada dengan keingingan-kiinginan kita, yang kadangkala seakan kita butuhkan, merasa kita perlukan, tetapi sebenarnya adalah nafsu-nafsu daging yang merugikan kita dan banyak orang.
Yohanes Pembaptis berpegang teguh pada cita-cita untuk mewartakan datangnya Kerajaan Allah, menyerukan pertobatan. Yohanes tidak takut akan tantangan yang dihadapinya untuk mewujudkan impinya, karena yang dia perjuangkan adalah kebaikan, kebahagiaan, dan keselamatan bagi semua orang. Semoga kitapun dalam mengejar cita-cita, harapan, pekerjaan dan perjuangan hidup kita, selalu berpegang teguh untuk membawa kebaikan, kebahagiaan dan suka cita bukan hanya membuaskan diri atau untuk diri sendiri, tetapi untuk semua orang. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.