aKamis, 11 Nopember 2010
Flm 1:7-20, Mzm 146:7,8-9a,9bc-10, Luk 17:20-25
MISTERI KEDATANGAN KERAJAAN ALLAH
Flm 1:7-20, Mzm 146:7,8-9a,9bc-10, Luk 17:20-25
MISTERI KEDATANGAN KERAJAAN ALLAH
Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu." Dan Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Akan datang waktunya kamu ingin melihat satu dari pada hari-hari Anak Manusia itu dan kamu tidak akan melihatnya. Dan orang akan berkata kepadamu: Lihat, ia ada di sana; lihat, ia ada di sini! Jangan kamu pergi ke situ, jangan kamu ikut. Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan- Nya. Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.
Demikianlah warta Gembira bagi kita hari ini.
PERMENUNGAN:
Saya mengenal seorang bapak karena rajinnya ke gereja mengikuti perayaan ekaristi dan kegiatan-kegiatan gerejani lainnya. Perkenalan itu terasa begitu singkat tatkala mendengar berita kematiannya. Seorang ibu yang menyampaikan berita duka itu tertegun sesaat sambil berujar: “Pastor, baru beberapa bulan ini dia (almarhum) mulai rajin ikut kegiatan-kegiatan gerejani karena dulunya dia seorang preman. Sayang dia keburu dipanggil Tuhan”. Dalam hati aku bangga melihat perubahan yang dialami bapak tersebut, walaupun dia keburu meninggal. Perubahan ini menjadi tonggak penting hadirnya Kerajaan Allah, yakni dengan menghasilkan satu manusia baru, dengan hati yang baru yang terjadi dalam suatu pembaharuan hidup dari cara hidup sebagai seorang preman kepada cara hidup sebagai seorang murid Kristus.
Orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus, “bilamanakah Kerajaan Allah itu tiba?” Satu hal yang pasti dari jawaban Yesus adalah Kerajaan Allah itu akan tiba. Bagaiamana supaya kita tahu bahwa Kerajaan Allah itu tiba, Tuhan Yesus cuma memberi sedikit jawaban bahwa Kerajaan Allah itu datang tanpa tanda-tanda lahiriah. Itu berarti kita tidak bisa tahu secara pasti kapan Kerajaan Allah itu datang. Ada satu misteri yang sulit terungkap di sini.
William Barclay menulis penafsiran tentang kata-kata Yesus ini. Agak sulit kita mengerti jawaban Yesus atas pertanyaan orang-orang Farisi ini. Penafsiran yang mungkin adalah Kerajaan Allah itu sebenarnya ada dalam hati manusia; ia tidak menghasilkan hal-hal baru, tetapi ia menghasilkan manusia-manusia baru. Kerajaan Allah itu bukanlah suatu revolusi dalam hal-hal material yang dapat terlihat, tetapi revolusi dalam hati manusia, demikianlah yang ditulis William Barclay.
Bilamanakah Kerajaan Allah itu tiba? Pertanyaan orang-orang Farisi ini juga menjadi pertanyaan setiap manusia. Banyak orang Katolik yang tidak lagi mengenal Gereja karena tidak percaya dengan kehadiran Kerajaan Allah. Mereka bahkan menganggap sebagai sesuatu yang sia-sia menghadiri perayaan-perayaan yang terjadi dalam gereja. Perayaan Ekaristi sebagai puncak dari seluruh kegiatan umat Katolik tidak lagi dirasa sebagai sesuatu yang penting.
Namun ketika musibah bencana terjadi di mana-mana gedung gereja terlihat sempit karena banyak orang berdatangan untuk menghadiri perayaan ekaristi. Pertanyaannya: “Apakah bencana mengubah disposisi hati manusia terhadap Allah? Apakah orang melihat bencana sebagai kutukan dari Allah atas ulah manusia-manusia jaman ini? Ataukah Allah memberi peringatan kepada manusia bahwa Dia akan datang?” Yang kita tahu bahwa ketika bencana tiba semua orang diajak untuk berdoa: “Pray For Indonesia”. Orang-orang diajak untuk lebih mendekatkan dirinya kepada Sang Pencipta. Ada perasaan bahwa menjalin hubungan dengan Allah menjadi hal yang utama. Mungkin dengan adanya bencana manusia merasa kalau Kerajaan Allah itu tiba karena sebagaimana ditulis William Barclay bahwa Kerajaan Allah menghasilkan manusia-manusia baru bukan hal-hal baru.
REFLEKSI PRIBADI:
1. Mudah-mudahan kita selalu menyadari hadirnya Kerajaan Allah dalam hidup kita dengan selalu membaharui hati kita sehingga kita selalu berusaha untuk menjadi manusia-manusia baru dengan hati yang selalu baru.
2. Tersenyum dan berlakulah baik kepada siapapun yang Anda temui hari ini.
Demikianlah warta Gembira bagi kita hari ini.
PERMENUNGAN:
Saya mengenal seorang bapak karena rajinnya ke gereja mengikuti perayaan ekaristi dan kegiatan-kegiatan gerejani lainnya. Perkenalan itu terasa begitu singkat tatkala mendengar berita kematiannya. Seorang ibu yang menyampaikan berita duka itu tertegun sesaat sambil berujar: “Pastor, baru beberapa bulan ini dia (almarhum) mulai rajin ikut kegiatan-kegiatan gerejani karena dulunya dia seorang preman. Sayang dia keburu dipanggil Tuhan”. Dalam hati aku bangga melihat perubahan yang dialami bapak tersebut, walaupun dia keburu meninggal. Perubahan ini menjadi tonggak penting hadirnya Kerajaan Allah, yakni dengan menghasilkan satu manusia baru, dengan hati yang baru yang terjadi dalam suatu pembaharuan hidup dari cara hidup sebagai seorang preman kepada cara hidup sebagai seorang murid Kristus.
Orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus, “bilamanakah Kerajaan Allah itu tiba?” Satu hal yang pasti dari jawaban Yesus adalah Kerajaan Allah itu akan tiba. Bagaiamana supaya kita tahu bahwa Kerajaan Allah itu tiba, Tuhan Yesus cuma memberi sedikit jawaban bahwa Kerajaan Allah itu datang tanpa tanda-tanda lahiriah. Itu berarti kita tidak bisa tahu secara pasti kapan Kerajaan Allah itu datang. Ada satu misteri yang sulit terungkap di sini.
William Barclay menulis penafsiran tentang kata-kata Yesus ini. Agak sulit kita mengerti jawaban Yesus atas pertanyaan orang-orang Farisi ini. Penafsiran yang mungkin adalah Kerajaan Allah itu sebenarnya ada dalam hati manusia; ia tidak menghasilkan hal-hal baru, tetapi ia menghasilkan manusia-manusia baru. Kerajaan Allah itu bukanlah suatu revolusi dalam hal-hal material yang dapat terlihat, tetapi revolusi dalam hati manusia, demikianlah yang ditulis William Barclay.
Bilamanakah Kerajaan Allah itu tiba? Pertanyaan orang-orang Farisi ini juga menjadi pertanyaan setiap manusia. Banyak orang Katolik yang tidak lagi mengenal Gereja karena tidak percaya dengan kehadiran Kerajaan Allah. Mereka bahkan menganggap sebagai sesuatu yang sia-sia menghadiri perayaan-perayaan yang terjadi dalam gereja. Perayaan Ekaristi sebagai puncak dari seluruh kegiatan umat Katolik tidak lagi dirasa sebagai sesuatu yang penting.
Namun ketika musibah bencana terjadi di mana-mana gedung gereja terlihat sempit karena banyak orang berdatangan untuk menghadiri perayaan ekaristi. Pertanyaannya: “Apakah bencana mengubah disposisi hati manusia terhadap Allah? Apakah orang melihat bencana sebagai kutukan dari Allah atas ulah manusia-manusia jaman ini? Ataukah Allah memberi peringatan kepada manusia bahwa Dia akan datang?” Yang kita tahu bahwa ketika bencana tiba semua orang diajak untuk berdoa: “Pray For Indonesia”. Orang-orang diajak untuk lebih mendekatkan dirinya kepada Sang Pencipta. Ada perasaan bahwa menjalin hubungan dengan Allah menjadi hal yang utama. Mungkin dengan adanya bencana manusia merasa kalau Kerajaan Allah itu tiba karena sebagaimana ditulis William Barclay bahwa Kerajaan Allah menghasilkan manusia-manusia baru bukan hal-hal baru.
REFLEKSI PRIBADI:
1. Mudah-mudahan kita selalu menyadari hadirnya Kerajaan Allah dalam hidup kita dengan selalu membaharui hati kita sehingga kita selalu berusaha untuk menjadi manusia-manusia baru dengan hati yang selalu baru.
2. Tersenyum dan berlakulah baik kepada siapapun yang Anda temui hari ini.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.