Pw. St. Yosafat, Theodorus Studit
2Yoh 1:4-9, Mzm 119:1,2,10, 11,17,18, Luk 17:26-37
"Hanya Tuhanlah yang kekal dan abadi."
2Yoh 1:4-9, Mzm 119:1,2,10, 11,17,18, Luk 17:26-37
"Hanya Tuhanlah yang kekal dan abadi."
Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya. Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali. Ingatlah akan isteri Lot! Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya. Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan." (Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.) Kata mereka kepada Yesus: "Di mana, Tuhan?" Kata-Nya kepada mereka: "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar."
Demikianlah warta gembira bagi kita hari ini:
PERMENUNGAN:
Berbicara tengtang akhir zaman atau kiamat, tentu bukan hal yang menyenangkan karena memang seringkali digambarkan dengan suatu peristiwa yang menyeramkan. Mendengar kata kiamat atau akhir zaman, bisa membuat orang merinding, ketakutan dan akan membayangkan suatu kematian akan akan tiba. Dalam ketakutan itu, umumnya orang ingin masuk surga bila kiamat itu tiba. Keinginan itu sungguh besar, dan ini seringkali disalah gunakan oleh orang-orang tertentu dengan ‘mewartakan’ akan datangnya kiamat. Tidak sedikit orang yang terbuai, percaya sehingga mereka melakukan apa saja yang dikatakan oleh si peramal.
Gambaran yang disampaikan Yesus dalam Injil hari ini, mungkin menambah ketakutan kita akan akhir zaman atau hari kiamat. Kita sudah takut, seakan Yesus semakin menakut-nakuti kita. Tentu bukan maksud Yesus untuk menakut-nakuti kita. Yesus hanya sekedar mengingatkan kita agar kita berjuang mencari dan mempertahankan yang kekal dan abagi, bukan hal yang sifatnya fana. Yesus menyatakan hal ini, karena memang seringkali kita itu keras kepala dan bandel. Kita tahu bahwa kita pasti akan mati, kita merindukan kehidupan kekal, tetapis seringkali hal itu bukan membuat kita untuk hidup sesuai dengan syarat yang dibutuhkan untuk kehidupan kekal. Dari pengalaman hidup kita tahu, bahwa semua pasti akan mati, dan bila hal itu datang, tidak ada siapapu dan apapun yang bisa menolaknya, harta yang banyakpun tidak akan berguna apa-apa. Namun walaupun demikian, seringkali kita masih mempertahankan hidup ini, mengejar dan mempertahakan jabatan, harta, pangkat dan yang lainnya sifatnya duniawi. Bahkan seringkali kita dengan mudah meninggalkan iman kepada Tuhan, berpindah agama demi mempertahakan hal yang sifatnya duniawi. Tidak sedikit orang yang dengan santainya meninggalkan Gereja Katolik karena untuk mengejar jabatan, pangkat, harta dan kedudukan.
Hari ini Yesus kembali mengingatkan kita bahwa semua yang sifatnya duniawi, yang seringkali kita anggap penting, kita pertahankan dan bela mati-matian, semuanya akan sia-sia, semuanya akan kita tinggalkan. Yesus menuntut suatu ketegasan dari kita, mana yang menjadi prioritas utama dalam hidup kita. Yesus mengajarkan agar kita menjadikan Tuhan dan kehidupan kekal sebagai prioritas utama dan yang harus kita pertahankan. Ingatlah kata-kata Yesus tadi, “Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.” Itu berarti barang siapa yang memelihara nyawanya hanya demi yang sifatnya duniawi, dia akan kehilangan nyawanya. Tetapi barang siapa yang berani kehidungan hal duniawi dan bahkan hidupnya sendiri demi iman dan Tuhan, maka dia justru akan menyelamatkan nyawanya. Yesus menuntut suatu ketegasan dari kita. Hal ini diumpakannya dengan perkataan, "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar." Dengan ungkapan ini, kita harus mengarahkan seluruh hidup kita hanya kepada Tuhan dan kepada hidup yang kekal, karena hanya Tuhanlah yang abadi, semuanya yang berasal dari dunia, sifatnya tidak abadi.
REFLEKSI PRIBADI:
1. Marilah kita menjadikan Yesus sebagai prioritas yang pertama dan utama dalam hidup kita.
2. Cobalah untuk tidak terikat dengan apa yang kita sukai, mulai dari hal-hal yang kecil dan sederhana.
Demikianlah warta gembira bagi kita hari ini:
PERMENUNGAN:
Berbicara tengtang akhir zaman atau kiamat, tentu bukan hal yang menyenangkan karena memang seringkali digambarkan dengan suatu peristiwa yang menyeramkan. Mendengar kata kiamat atau akhir zaman, bisa membuat orang merinding, ketakutan dan akan membayangkan suatu kematian akan akan tiba. Dalam ketakutan itu, umumnya orang ingin masuk surga bila kiamat itu tiba. Keinginan itu sungguh besar, dan ini seringkali disalah gunakan oleh orang-orang tertentu dengan ‘mewartakan’ akan datangnya kiamat. Tidak sedikit orang yang terbuai, percaya sehingga mereka melakukan apa saja yang dikatakan oleh si peramal.
Gambaran yang disampaikan Yesus dalam Injil hari ini, mungkin menambah ketakutan kita akan akhir zaman atau hari kiamat. Kita sudah takut, seakan Yesus semakin menakut-nakuti kita. Tentu bukan maksud Yesus untuk menakut-nakuti kita. Yesus hanya sekedar mengingatkan kita agar kita berjuang mencari dan mempertahankan yang kekal dan abagi, bukan hal yang sifatnya fana. Yesus menyatakan hal ini, karena memang seringkali kita itu keras kepala dan bandel. Kita tahu bahwa kita pasti akan mati, kita merindukan kehidupan kekal, tetapis seringkali hal itu bukan membuat kita untuk hidup sesuai dengan syarat yang dibutuhkan untuk kehidupan kekal. Dari pengalaman hidup kita tahu, bahwa semua pasti akan mati, dan bila hal itu datang, tidak ada siapapu dan apapun yang bisa menolaknya, harta yang banyakpun tidak akan berguna apa-apa. Namun walaupun demikian, seringkali kita masih mempertahankan hidup ini, mengejar dan mempertahakan jabatan, harta, pangkat dan yang lainnya sifatnya duniawi. Bahkan seringkali kita dengan mudah meninggalkan iman kepada Tuhan, berpindah agama demi mempertahakan hal yang sifatnya duniawi. Tidak sedikit orang yang dengan santainya meninggalkan Gereja Katolik karena untuk mengejar jabatan, pangkat, harta dan kedudukan.
Hari ini Yesus kembali mengingatkan kita bahwa semua yang sifatnya duniawi, yang seringkali kita anggap penting, kita pertahankan dan bela mati-matian, semuanya akan sia-sia, semuanya akan kita tinggalkan. Yesus menuntut suatu ketegasan dari kita, mana yang menjadi prioritas utama dalam hidup kita. Yesus mengajarkan agar kita menjadikan Tuhan dan kehidupan kekal sebagai prioritas utama dan yang harus kita pertahankan. Ingatlah kata-kata Yesus tadi, “Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.” Itu berarti barang siapa yang memelihara nyawanya hanya demi yang sifatnya duniawi, dia akan kehilangan nyawanya. Tetapi barang siapa yang berani kehidungan hal duniawi dan bahkan hidupnya sendiri demi iman dan Tuhan, maka dia justru akan menyelamatkan nyawanya. Yesus menuntut suatu ketegasan dari kita. Hal ini diumpakannya dengan perkataan, "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar." Dengan ungkapan ini, kita harus mengarahkan seluruh hidup kita hanya kepada Tuhan dan kepada hidup yang kekal, karena hanya Tuhanlah yang abadi, semuanya yang berasal dari dunia, sifatnya tidak abadi.
REFLEKSI PRIBADI:
1. Marilah kita menjadikan Yesus sebagai prioritas yang pertama dan utama dalam hidup kita.
2. Cobalah untuk tidak terikat dengan apa yang kita sukai, mulai dari hal-hal yang kecil dan sederhana.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.