PERAYAAN EKARISTI
DALAM RANGKA PELANTIKAN, MENGUTUSAN PARA PENGURUS GEREJA
SE-PAROKI TIGALINGGA DAN PENERIMAAN SAKRAMEN KRISMA
DALAM RANGKA PELANTIKAN, MENGUTUSAN PARA PENGURUS GEREJA
SE-PAROKI TIGALINGGA DAN PENERIMAAN SAKRAMEN KRISMA
PEMBUKAAN
Tema yang diambil dalam perayaan ini adalah kata-kata dari nabi Yesaya ketika Tuhan memanggil dia “Ini aku, utuslah aku”. Kata-kata Yesaya ini kiranya sangat tepat, mengingat tugas sebagai pengurus gereja adalah tugas pelayanan dalam pewartaan kabar gembira, penggembalaan dalam Gereja. Menjadi pengurus Gereja adalah suatu panggilan dan pelayanan dalam iman, bukan suatu jabatan, kedudukan yang mendapatkan upah uang. Demikian juga kiranya kalimat itu tepat ditujukan kepada para krismawan-krismawati. Sebab jelas bahwa dalam menerima sakramen Krisma, seseorang bukan lagi hanya sekedar menjadi anggota umat Allah, anggota Gereja, tetapi mereka diharapkan dapat menjadi saksi-saksi Kristus dan iman. Jadi dengan mengambil tema ini, para pengurus Gereja dan para krismawan-krismawati secara khusus dan umat semuanya secara umum diingatkan kembali pada panggilan dan perutusan Tuhan untuk menjadi saksi-saksi Kristus.
PERAYAAN INI, PERAYAAN SE-PAROKI
Perayaan atau kegiatan ini merupakan kegiatan se-paroki, semua umat se-paroki Tigalingga diundang dan diharapkan hadir dalam perayaan ini. Sebagai tanda kebersamaan se-paroki, tidak hanya dalam bentuk undangan kehadiran semua umag, tetapi semua umat se-paroki ikut berpartisipasi dalam menanggung semua biaya yang dibutuhkan, setiap umat dikutip partisipasi dana per kepala keluarga. Selain itu, masing-masing stasi diharapkan memberi sumbangan yang diperlukan untuk kegiatan tersebut, namun itupun tidak dipaksakan, sesuai dengan kesanggupan stasi. Suatu hal yang menarik adalah bahwa semua stasi menanggapi dengan baik kegiatan bersama ini. Hal itu terlihat dari peran stasi yang memberi sumbangan, ada stasi yang menumbangkan kelapa, buah-buahan, cabe, sayur-sayuran dan masih banyak lagi sesuai dengan kesanggupan dan hasil pertanian yang ada di wilayah stasi tersebut. Semua persiapan juga diupayakan oleh umat peroki, tidak seperti biasanya yang meminta tenaga dari paroki lain untuk menghias bunga maupun untuk koor. Semua diupayakan dari umat sendiri, kecuali untuk main organ selama mengiringi perayaan Ekaristi, yakni meminta bantuan Fr. Alfon Manik O.Carm, dari paroki Sidikalang, karena memang di paroki tidak ada umat yang bisa main organ.
PEMBINAAN PARA PENGURUS GEREJA
Kegiatan ini dumulai pada hari Sabtu tanggal 6 Nopember 2010, pukul 16.00 sore yakni pembinaan semua pengurus Gereja periode 2010 s/d 2015. Dalam pembinaan ini yang memberi masukan adalah Vikjen KAM yakni Pastor Harold Harianja Ofm.Cap. Beliau menekankan Panggilan dan peran serta pengurus Gereja dalam pelayanan pastoral Gerjea dan beliau juga memaparkan arah dan kebijakan-kebijakan Gereja KAM. Semua pengurus Gereja hadir dalam pertemuan tersebut, semuanya sebanyak 300 orang lebih kurang. Mengingat jumlah yang begitu banyak, kapasitas Aula paroki tidak mencukupi bila peserta menggunakan kursi dan meja. Oleh karena itu, supaya kapasitas aula muat menampung jumlah peserta yang begitu banyak, maka dalam pertemuan kali ini semua peserta duduk di tikar, hanya Pembina yang duduk di kursi.
PERAYAAN HARI MINGGU
a. Gerimis yang berhenti dan kehadiran umat yang membludak.
Hari Minggu pagi, sisa-sisa hujan pada hari Sabtu masih terasa, yakni masih turun gerimis. Gerimis yang turun sedikit membuat resah, gelisah dan ragu apakah hujan akan turun, apakah acara akan berjalan dengan baik dan apakah akan banyak umat yang hadir atau tidak. Tetapi syukur pada Tuhan, pada sekitar jam 9, gerimis mulai berhenti dan akhirnya berhenti total dan umat mulai berdatangan. Diluar dugaan, ternyata sedikit demi sedikit umat mulai berdatangan dan bahkan melebihi perkiraan. Panitia semula memperikirakan jumlah umat yang akan hadir akan biasa-biasa saja banyaknya, seperti sebelum-sebelumnya yang hanya sekitar enam ratusan orang saja, sehingga tenda yang disiapkan untuk umat hanya cukup untuk jumlah itu saja. Oh, ya perayaan Ekaristi atau kegiatan dilaksanakan di pekarangan yang terletak di belakang Gereja juga dilokasi fondasi bangunan Gereja yang belum mulai-mulai. Mengingat jumlah umat yang hadir ternyata membludak, terpaksa panitia pontang panting mencari tambahan tenda dan memasungnya lagi, agar umat tidak kepanasan selama mengikuti kegiatan. Hal ini membuat perubahan jadwal acara mulai, yang mana semula direncanakan mulai jam 10.00, akhirnya diundur menjadi jam 10.30, karena panitia diberi waktu untuk memasang tenda tambahan. Jumlah umat yang hadir diperkirakan sekitar seribu delapan ratus orang banyaknya. Menurut para pengurus Gereja, mungkin baru kali ini kehadiran umat begitu banyak. Hal ini bisa terjadi karena barukali ini diadakan pesta pelantikan pengurus dan penerimaan Sakramen Krisma se-paroki.
b. Pembukaan Perayaan Ekaristi
Perayaan Ekaristi dimulai pada jam 10.30 pagi, selebran adalah Pastor Vikjen dan konselebran adalah pastor Antonius Manik O.Carm dan Pastor Yoakim Lako O.Carm. Rombongan mesdinar, perwakilan para pengurus yang akan dilantik, perwakilan krismawan-krismawati dan rombongan pastor disambut dengan tarian Karo yang dibawakan oleh penari dari Mesdinar paroki dan pada tempat yang sudah ditentukan diadakan pengalungan bunga kepada Vikjen. Sungguh perpaduan budaya local dan iman yang sungguh indah, menambah semarak perayaan dan sekaligus menjadikan iman itu ‘membumi’ dengan local atau setempat. Meskipun selama perayaan ekaristi ada kendala kecil yakni tidak semua umat ikut bernyanyi. Hal ini bukan karena umat tidak aktif, karena memang situasinya demikian, yakni perayaan ekaristi diadakan dalam bahasa Indonesia dan juga bahasa Karo, padahal banyak stasi yang menggunakan bahasa Batak Toba dalam ibadah pada hari Minggu, ada pula yang menggunakan bahasa Karoki, hanya di stasi induk yang menggunakan bahasa Indonesia. Jadi memang merepotkan panitia dalam menentukan bahasa apa yang harus dipake, dank arena itu selama perayaan Ekaristi tidak sedikit umat yang tidak bisa ikut bernyanyi meskipun teks lembaran udah disiapkan.
C. Isi Kotbah
Secara garis besar dalam kotbahnya Vikjen menekankan bahwa penjadi pengurus Gereja adalah panggilan dan perutusan dari Tuhan sendiri. Panggilan dan tugas ini hendaknya dijalankan dan dihayati dengan sungguh-sungguh dan harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan. Vikjen juga menekankan peran umat semuanya yang bukan hanya sekedar menjadi anggota jemaat Allah, tetapi harus berperan aktif menjadi saks-saksi Kristus dalam mewartakan kerajaan Allah.
d. Pelantikan, Pengutusan Pengurus.
Vikjen melantik para pengurus Gereja namun sebelumnya menanyakan kesungguhan hati para pengurus dalam menerima dan menjalankan tugas sebagai pengurus Gereja. Setelah selesai semuanya itu, diadakan penandatanganan janji pengurus dengan meminta perwakilan pengurus datang ke panti imam untuk menandatangani janji pengurus. Sebagai bentuk pengurusan kepada para pengurus, diadakan pemberian atau pengalungan salib kepada semua pengurus Gereja yang dilantik dan diutus.
e. Penerimaan Sakramen Krisma
Penerima sakramen krisma ada sekitar 260 orang. Usia dari penerima sakramen krisma sungguh beragam, mulai dari usia kelas 2 SMP sampai ada pula yang berusia 65 tahun. Dari jumlah peserta tersebut, adapula yang sudah jadi pengurus beberapa periode, tetapi ternyata belum menerima krisma. Penerimaan sakramen krisma berjalan dengan lancer, walaupun sedikit kendala karena memang tidak sempat mengadakan latihan bersama-sama karena peserta berasal dari stasi yang berbeda-beda. Walaupun peserta krisma dari stasi-stasi, mereka semua tetap menerima sakramen pengakuan dosa sebelumnya dengan cara disatukan dalam rayon-rayon dan pastor datang ke rayon untuk memberi sakramen pengakuan dosa.
f. Tetap ajak umat untuk solider dengan sesama yang menderita.
Dalam suasana gembira dalam pesta, juga umat diingatkan dan diajak untuk solider dengan para Saudara yang jadi korban bencana di Mentawai, Gunung Merapi dan Wasior. Untuk itu diadakan kolekte khusus yang akan disumbangkan. Pastor paroki mengingatkan agar semua umat berani memberi lebih dari kolekte yang biasa diberikan.
KEGIATAN BERSAMA SESUDAH PERAYAAN EKARISTI
a. Makan bersama
Perayaan ekaristi selesai baru pada jam 13.30. Setelah itu langsung pada acara makan bersama. Biasanya makan bersama dilaksanakan dengan cara semua umat dibagi dalam kelompok menurut stasi atau rayon masing-masing, baru setelah itu panitia membagikan lauk yang sudah dibungkus dan masing-masing keluarga dapat jatah 1 bungkus lauk sedangkan nasi dibawa oleh masing-masing umat. System demikian berarti setiap keluarga hanya mendapat 1 bungkus lauk yang sudah ditentukan jumlahnya sama, dengan demikian bisa terjadi satu keluarga hadir 5 orang atau lebih, tetapi lauk tetap 1 bungkus, sehingga mungkin tidak akan cukup untuk semua keluarga, dan ada pula yang mungkin hadir hanya 1 orang tetapi dia tetap dapat 1 bungkus, sehingga jatahnya banyak. Dengan system demikian, bisa jadi ada umat yang kekurangan laun tetapi ada juga yang kekurangan. Ada juga kebiasaan jatah titipan buat umat yang tidak hadir tetapi membayar partisipasi. Artinya, umat yang membayar partisipasi tetapi tidak hadir ke pesta itu, mereka meminta jatah lauk dibawakan ke stasi atau jatah lauk dititipkan untuk diberikan ke mereka.
System makan yang demikian tentu tidak menunjukkan kebersamaan pesta Gereja, oleh karena itu mulai dirubah. System makan yang diterapkan dalam pesta ini adalah bahwa semua yang hadir makan dan semua sama rata. Semua umat yang hadir mengambil piring masing-masing dank e meja yang disediakan dan di situ panitia membagikan nasi dan lauk. Dengan system ini, semua umat yang hadir makan dan semua sama. Juga tidak ada system lauk titipan. Syukur pada Tuhan, semua umat yang hadir bisa makan, meskipun sebelumnya panitia khususnya seksi konsumsi yang dimotori WKRI Paroki Tigalingga ragu dan khawati bahwa konsumsi yang disediakan bakal kurang, karena konsumsi yang disediakan paling banyak untuk 1500 orang, karena ditaksasikan yang hadir paling sebanyak itu. Tetapi ternyata yang hadir melebihi perkiraan. Namun syukurlah bahwa pada akhirnya semua teratasi dan semua bisa makan dengan kenyang.
b. Bergembira bersama
Setelah makan bersama direncanakan acara gembira bersama, yakni menortor bersama dan juga diupayakan lelang untuk mencari dana untuk pembangunan Gereja paroki. Namun rencana itu tidak sepenuhnya berjalan dengan baik, karena pada umumnya umat sudah banyak yang pulang sesudah selesai makan. Katanya hal itu sudah biasa terjadi, tapi kiranya menjadi pertanyaan mengapa hal itu terjadi. Apakah karena memang stasi jauh-jauh dan takut tidak ada kendaraan kalau pulang lama dan agak sore? Atau umat langsung ‘ketakukan’ karena mendengar ada lelang pembangunan? Atau adakah alasan lain? Apapun alasannya, tetap hal itu perlu direnungkan dan suatu refleksi serta tugas untuk menanamkan kebersamaan dalam diri umat separoki.
PENUTUP
Panitia sudah merencanakan dan mengumumkan bahwa ada akhir acara akan dibagikan hadiah partisipasi pesta untuk setiap stasi, yakni dibagikan tempat lilin sepasang dan salib altar. Hal ini diumumkan dengan maksud agar umat atau paling tidak pengurus Gereja tidak langsung buru-buru pulang. Namun nyatanya pada saat pesta bersama ditutup pada jam 16.30 sore hari, yang tinggal tidak ada lagi sepertiga dari jumlah yang hadir. Umat yang tinggal hanya sebagian lingkungan kota dan beberpa pengurus stasi yang setia. Oleh karena itulah, hanya 12 stasi yang mengambil hadiah partisipasi tersebut. Hal ini tentu menjadi PR lanjutan untuk dievaluasi dan direnungkan.
Sesudah pesta ditutup, semua umat bubar dan peralatan pesta diringkas sebagian, pastor paroki mengajak panitia berdoa di Gereja, untuk bersyukur karena kegatan sudah selesai, berjalan dengan dengan baik. Panitia dan beberapa pengurus stasi yang masih tinggal diajak untuk menyadari bahwa kegiatan berjalan dengan baik, hanya karena berkat dan kasih Tuhan. Hal itu nyata, pagi gerimis akhirnya berhenti selama pesta berlangsung.
Sebagai penutup dari bagi-bagi pengalaman ini adalah bahwa Kuasa, kasih dan berkat Tuhan lah yang menyempurnakan semua rencana dan kegiatan kita. Sehebat dan sebagus apapun yang kita rencanakan dan persiapan, kalau bukan karena berkat dan kehendak Tuhan, semuanya tidak akan terlaksana. Tuhan pasti akan selalu membantu dan melimpahkan berkatNya bagi kegiatan-kegiatan yang dengan tujuan untuk memuliakan nama-Nya dan mewartakan kerajaan Allah. Amin.
Tema yang diambil dalam perayaan ini adalah kata-kata dari nabi Yesaya ketika Tuhan memanggil dia “Ini aku, utuslah aku”. Kata-kata Yesaya ini kiranya sangat tepat, mengingat tugas sebagai pengurus gereja adalah tugas pelayanan dalam pewartaan kabar gembira, penggembalaan dalam Gereja. Menjadi pengurus Gereja adalah suatu panggilan dan pelayanan dalam iman, bukan suatu jabatan, kedudukan yang mendapatkan upah uang. Demikian juga kiranya kalimat itu tepat ditujukan kepada para krismawan-krismawati. Sebab jelas bahwa dalam menerima sakramen Krisma, seseorang bukan lagi hanya sekedar menjadi anggota umat Allah, anggota Gereja, tetapi mereka diharapkan dapat menjadi saksi-saksi Kristus dan iman. Jadi dengan mengambil tema ini, para pengurus Gereja dan para krismawan-krismawati secara khusus dan umat semuanya secara umum diingatkan kembali pada panggilan dan perutusan Tuhan untuk menjadi saksi-saksi Kristus.
PERAYAAN INI, PERAYAAN SE-PAROKI
Perayaan atau kegiatan ini merupakan kegiatan se-paroki, semua umat se-paroki Tigalingga diundang dan diharapkan hadir dalam perayaan ini. Sebagai tanda kebersamaan se-paroki, tidak hanya dalam bentuk undangan kehadiran semua umag, tetapi semua umat se-paroki ikut berpartisipasi dalam menanggung semua biaya yang dibutuhkan, setiap umat dikutip partisipasi dana per kepala keluarga. Selain itu, masing-masing stasi diharapkan memberi sumbangan yang diperlukan untuk kegiatan tersebut, namun itupun tidak dipaksakan, sesuai dengan kesanggupan stasi. Suatu hal yang menarik adalah bahwa semua stasi menanggapi dengan baik kegiatan bersama ini. Hal itu terlihat dari peran stasi yang memberi sumbangan, ada stasi yang menumbangkan kelapa, buah-buahan, cabe, sayur-sayuran dan masih banyak lagi sesuai dengan kesanggupan dan hasil pertanian yang ada di wilayah stasi tersebut. Semua persiapan juga diupayakan oleh umat peroki, tidak seperti biasanya yang meminta tenaga dari paroki lain untuk menghias bunga maupun untuk koor. Semua diupayakan dari umat sendiri, kecuali untuk main organ selama mengiringi perayaan Ekaristi, yakni meminta bantuan Fr. Alfon Manik O.Carm, dari paroki Sidikalang, karena memang di paroki tidak ada umat yang bisa main organ.
PEMBINAAN PARA PENGURUS GEREJA
Kegiatan ini dumulai pada hari Sabtu tanggal 6 Nopember 2010, pukul 16.00 sore yakni pembinaan semua pengurus Gereja periode 2010 s/d 2015. Dalam pembinaan ini yang memberi masukan adalah Vikjen KAM yakni Pastor Harold Harianja Ofm.Cap. Beliau menekankan Panggilan dan peran serta pengurus Gereja dalam pelayanan pastoral Gerjea dan beliau juga memaparkan arah dan kebijakan-kebijakan Gereja KAM. Semua pengurus Gereja hadir dalam pertemuan tersebut, semuanya sebanyak 300 orang lebih kurang. Mengingat jumlah yang begitu banyak, kapasitas Aula paroki tidak mencukupi bila peserta menggunakan kursi dan meja. Oleh karena itu, supaya kapasitas aula muat menampung jumlah peserta yang begitu banyak, maka dalam pertemuan kali ini semua peserta duduk di tikar, hanya Pembina yang duduk di kursi.
PERAYAAN HARI MINGGU
a. Gerimis yang berhenti dan kehadiran umat yang membludak.
Hari Minggu pagi, sisa-sisa hujan pada hari Sabtu masih terasa, yakni masih turun gerimis. Gerimis yang turun sedikit membuat resah, gelisah dan ragu apakah hujan akan turun, apakah acara akan berjalan dengan baik dan apakah akan banyak umat yang hadir atau tidak. Tetapi syukur pada Tuhan, pada sekitar jam 9, gerimis mulai berhenti dan akhirnya berhenti total dan umat mulai berdatangan. Diluar dugaan, ternyata sedikit demi sedikit umat mulai berdatangan dan bahkan melebihi perkiraan. Panitia semula memperikirakan jumlah umat yang akan hadir akan biasa-biasa saja banyaknya, seperti sebelum-sebelumnya yang hanya sekitar enam ratusan orang saja, sehingga tenda yang disiapkan untuk umat hanya cukup untuk jumlah itu saja. Oh, ya perayaan Ekaristi atau kegiatan dilaksanakan di pekarangan yang terletak di belakang Gereja juga dilokasi fondasi bangunan Gereja yang belum mulai-mulai. Mengingat jumlah umat yang hadir ternyata membludak, terpaksa panitia pontang panting mencari tambahan tenda dan memasungnya lagi, agar umat tidak kepanasan selama mengikuti kegiatan. Hal ini membuat perubahan jadwal acara mulai, yang mana semula direncanakan mulai jam 10.00, akhirnya diundur menjadi jam 10.30, karena panitia diberi waktu untuk memasang tenda tambahan. Jumlah umat yang hadir diperkirakan sekitar seribu delapan ratus orang banyaknya. Menurut para pengurus Gereja, mungkin baru kali ini kehadiran umat begitu banyak. Hal ini bisa terjadi karena barukali ini diadakan pesta pelantikan pengurus dan penerimaan Sakramen Krisma se-paroki.
b. Pembukaan Perayaan Ekaristi
Perayaan Ekaristi dimulai pada jam 10.30 pagi, selebran adalah Pastor Vikjen dan konselebran adalah pastor Antonius Manik O.Carm dan Pastor Yoakim Lako O.Carm. Rombongan mesdinar, perwakilan para pengurus yang akan dilantik, perwakilan krismawan-krismawati dan rombongan pastor disambut dengan tarian Karo yang dibawakan oleh penari dari Mesdinar paroki dan pada tempat yang sudah ditentukan diadakan pengalungan bunga kepada Vikjen. Sungguh perpaduan budaya local dan iman yang sungguh indah, menambah semarak perayaan dan sekaligus menjadikan iman itu ‘membumi’ dengan local atau setempat. Meskipun selama perayaan ekaristi ada kendala kecil yakni tidak semua umat ikut bernyanyi. Hal ini bukan karena umat tidak aktif, karena memang situasinya demikian, yakni perayaan ekaristi diadakan dalam bahasa Indonesia dan juga bahasa Karo, padahal banyak stasi yang menggunakan bahasa Batak Toba dalam ibadah pada hari Minggu, ada pula yang menggunakan bahasa Karoki, hanya di stasi induk yang menggunakan bahasa Indonesia. Jadi memang merepotkan panitia dalam menentukan bahasa apa yang harus dipake, dank arena itu selama perayaan Ekaristi tidak sedikit umat yang tidak bisa ikut bernyanyi meskipun teks lembaran udah disiapkan.
C. Isi Kotbah
Secara garis besar dalam kotbahnya Vikjen menekankan bahwa penjadi pengurus Gereja adalah panggilan dan perutusan dari Tuhan sendiri. Panggilan dan tugas ini hendaknya dijalankan dan dihayati dengan sungguh-sungguh dan harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan. Vikjen juga menekankan peran umat semuanya yang bukan hanya sekedar menjadi anggota jemaat Allah, tetapi harus berperan aktif menjadi saks-saksi Kristus dalam mewartakan kerajaan Allah.
d. Pelantikan, Pengutusan Pengurus.
Vikjen melantik para pengurus Gereja namun sebelumnya menanyakan kesungguhan hati para pengurus dalam menerima dan menjalankan tugas sebagai pengurus Gereja. Setelah selesai semuanya itu, diadakan penandatanganan janji pengurus dengan meminta perwakilan pengurus datang ke panti imam untuk menandatangani janji pengurus. Sebagai bentuk pengurusan kepada para pengurus, diadakan pemberian atau pengalungan salib kepada semua pengurus Gereja yang dilantik dan diutus.
e. Penerimaan Sakramen Krisma
Penerima sakramen krisma ada sekitar 260 orang. Usia dari penerima sakramen krisma sungguh beragam, mulai dari usia kelas 2 SMP sampai ada pula yang berusia 65 tahun. Dari jumlah peserta tersebut, adapula yang sudah jadi pengurus beberapa periode, tetapi ternyata belum menerima krisma. Penerimaan sakramen krisma berjalan dengan lancer, walaupun sedikit kendala karena memang tidak sempat mengadakan latihan bersama-sama karena peserta berasal dari stasi yang berbeda-beda. Walaupun peserta krisma dari stasi-stasi, mereka semua tetap menerima sakramen pengakuan dosa sebelumnya dengan cara disatukan dalam rayon-rayon dan pastor datang ke rayon untuk memberi sakramen pengakuan dosa.
f. Tetap ajak umat untuk solider dengan sesama yang menderita.
Dalam suasana gembira dalam pesta, juga umat diingatkan dan diajak untuk solider dengan para Saudara yang jadi korban bencana di Mentawai, Gunung Merapi dan Wasior. Untuk itu diadakan kolekte khusus yang akan disumbangkan. Pastor paroki mengingatkan agar semua umat berani memberi lebih dari kolekte yang biasa diberikan.
KEGIATAN BERSAMA SESUDAH PERAYAAN EKARISTI
a. Makan bersama
Perayaan ekaristi selesai baru pada jam 13.30. Setelah itu langsung pada acara makan bersama. Biasanya makan bersama dilaksanakan dengan cara semua umat dibagi dalam kelompok menurut stasi atau rayon masing-masing, baru setelah itu panitia membagikan lauk yang sudah dibungkus dan masing-masing keluarga dapat jatah 1 bungkus lauk sedangkan nasi dibawa oleh masing-masing umat. System demikian berarti setiap keluarga hanya mendapat 1 bungkus lauk yang sudah ditentukan jumlahnya sama, dengan demikian bisa terjadi satu keluarga hadir 5 orang atau lebih, tetapi lauk tetap 1 bungkus, sehingga mungkin tidak akan cukup untuk semua keluarga, dan ada pula yang mungkin hadir hanya 1 orang tetapi dia tetap dapat 1 bungkus, sehingga jatahnya banyak. Dengan system demikian, bisa jadi ada umat yang kekurangan laun tetapi ada juga yang kekurangan. Ada juga kebiasaan jatah titipan buat umat yang tidak hadir tetapi membayar partisipasi. Artinya, umat yang membayar partisipasi tetapi tidak hadir ke pesta itu, mereka meminta jatah lauk dibawakan ke stasi atau jatah lauk dititipkan untuk diberikan ke mereka.
System makan yang demikian tentu tidak menunjukkan kebersamaan pesta Gereja, oleh karena itu mulai dirubah. System makan yang diterapkan dalam pesta ini adalah bahwa semua yang hadir makan dan semua sama rata. Semua umat yang hadir mengambil piring masing-masing dank e meja yang disediakan dan di situ panitia membagikan nasi dan lauk. Dengan system ini, semua umat yang hadir makan dan semua sama. Juga tidak ada system lauk titipan. Syukur pada Tuhan, semua umat yang hadir bisa makan, meskipun sebelumnya panitia khususnya seksi konsumsi yang dimotori WKRI Paroki Tigalingga ragu dan khawati bahwa konsumsi yang disediakan bakal kurang, karena konsumsi yang disediakan paling banyak untuk 1500 orang, karena ditaksasikan yang hadir paling sebanyak itu. Tetapi ternyata yang hadir melebihi perkiraan. Namun syukurlah bahwa pada akhirnya semua teratasi dan semua bisa makan dengan kenyang.
b. Bergembira bersama
Setelah makan bersama direncanakan acara gembira bersama, yakni menortor bersama dan juga diupayakan lelang untuk mencari dana untuk pembangunan Gereja paroki. Namun rencana itu tidak sepenuhnya berjalan dengan baik, karena pada umumnya umat sudah banyak yang pulang sesudah selesai makan. Katanya hal itu sudah biasa terjadi, tapi kiranya menjadi pertanyaan mengapa hal itu terjadi. Apakah karena memang stasi jauh-jauh dan takut tidak ada kendaraan kalau pulang lama dan agak sore? Atau umat langsung ‘ketakukan’ karena mendengar ada lelang pembangunan? Atau adakah alasan lain? Apapun alasannya, tetap hal itu perlu direnungkan dan suatu refleksi serta tugas untuk menanamkan kebersamaan dalam diri umat separoki.
PENUTUP
Panitia sudah merencanakan dan mengumumkan bahwa ada akhir acara akan dibagikan hadiah partisipasi pesta untuk setiap stasi, yakni dibagikan tempat lilin sepasang dan salib altar. Hal ini diumumkan dengan maksud agar umat atau paling tidak pengurus Gereja tidak langsung buru-buru pulang. Namun nyatanya pada saat pesta bersama ditutup pada jam 16.30 sore hari, yang tinggal tidak ada lagi sepertiga dari jumlah yang hadir. Umat yang tinggal hanya sebagian lingkungan kota dan beberpa pengurus stasi yang setia. Oleh karena itulah, hanya 12 stasi yang mengambil hadiah partisipasi tersebut. Hal ini tentu menjadi PR lanjutan untuk dievaluasi dan direnungkan.
Sesudah pesta ditutup, semua umat bubar dan peralatan pesta diringkas sebagian, pastor paroki mengajak panitia berdoa di Gereja, untuk bersyukur karena kegatan sudah selesai, berjalan dengan dengan baik. Panitia dan beberapa pengurus stasi yang masih tinggal diajak untuk menyadari bahwa kegiatan berjalan dengan baik, hanya karena berkat dan kasih Tuhan. Hal itu nyata, pagi gerimis akhirnya berhenti selama pesta berlangsung.
Sebagai penutup dari bagi-bagi pengalaman ini adalah bahwa Kuasa, kasih dan berkat Tuhan lah yang menyempurnakan semua rencana dan kegiatan kita. Sehebat dan sebagus apapun yang kita rencanakan dan persiapan, kalau bukan karena berkat dan kehendak Tuhan, semuanya tidak akan terlaksana. Tuhan pasti akan selalu membantu dan melimpahkan berkatNya bagi kegiatan-kegiatan yang dengan tujuan untuk memuliakan nama-Nya dan mewartakan kerajaan Allah. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.