1 Nopember 2010
HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS
Why 7:2-4,9-14, Mzm 24:1-2,3-4ab,5-6, 1Yoh 3:1-3,
Mat 5:1-12a
“Kita dipanggil pada kebahagiaan dan kekudusan hidup”. Mungkinkah???
HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS
Why 7:2-4,9-14, Mzm 24:1-2,3-4ab,5-6, 1Yoh 3:1-3,
Mat 5:1-12a
“Kita dipanggil pada kebahagiaan dan kekudusan hidup”. Mungkinkah???
Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."
Demikianlah Warta Gembira bagi kita hari ini.
Pengantar:
Santo santa dan orang kudus hanya ada dalam iman Gereja Katolik. Hal ini tentu sedikit atau rada membingungkan bagi banyak umat katolik, apalagi bila diminta mempertanggungjawabkan maksud dari iman ini. Dari Gereja atau agama lain mungkin akan mengatakan, “Kog seakan-akan orang katolik bisa menentukan seseorang masuk surga atau tidak dan juga bisa menentukan seseorang itu menjadi kudus atau tidak.” Kalau hal ini diperdebatkan, tentu akan menjadi perdebatan yang panjang dan mungkin tidak akan bisa ketemu, karena sudah menyangkut keyakinan dan teologi. Namun secara singkat dapat dikatakan bahwa ajaran ini mau menyatakan bagaimanapun hidup yang baik dari seseorang ketika hidup di dunia, pasti berkenan di hadapan Tuhan, sehingga ketika mereka sudah meninggal kita percaya bahwa mereka sudah menerima keselamatan kekal yang dijanjikan oleh Allah kepada mereka yang setia mengikuti Dia. Mengingat begitu banyaknya orang yang diyakini demikian, dan tidak mungkin lagi diperingati satu persatu, maka Gereja memperingati mereka dalam satu perayaan yakni perayaan semua orang Kudus. Inilah yang kita rayakan saat ini. Sebagai permenungan bagi kita dalam perayaan ini adalah, apakah kita bisa mencapai ‘kekudusan’ hidup pada masa sekarang ini?
PERMENUNGAN:
Injil yang kita dengarkan hari ini disebut dengan Sabda Bahagia. Kalau kita mendengar/membaca Injil hari ini dengan kacamata atau dari pola piker manusiawi kita, tentu kita merasa aneh bila Injil hari ini dikatakan Sabda bahagia, karena sarat dengan nasihat kepada orang yang tertekan dan menderita. Konsep atau criteria bahagia yang diwartakan dalam Injil ini berbeda dengan konsep atau criteria bahagia yang dipikirkan oleh banyak orang. Secara singkat dapat dikatakan bahwa bahagia menurut ‘dunia’ adalah semuanya tercukupi, jauh dari penderitaan. Dalam kenyataan hidup kita ketahui bahwa konsep demikian ternyata tidak menjadi jaminan untuk beroleh hidup bahagia. Sehingga jelas yang ditawarkan oleh Yesus lewat Injil hari ini adalah kebahagiaan sejati dan menjadi jaminan bahwa orang akan sampai kepada kebahagiaan tersebut.
Menurut para ahli, Sabda yang kita dengar ini memang ditujukan kepada para murid yang sedang mengalami penderitaan. Yesus menghibur dan menasihati mereka supaya mereka tetap bertekun dalam iman. Tentu Yesus tidak hanya sekedar menghibut tetap dibalik itu nyata bagi kita bahwa Tuhan perhatian, berpihak, berkenan dan mengasihi orang-orang kecil, menderita dan miskin. Di sinilah salah satu letak kebahagiaan kristiani, yakni bahwa Tuhan mengasihi kita. Berbeda dengan pikiran kita selama ini, yang mengatakan bahwa hanya orang kaya, yang tidak banyak menderitalah yang seakan-akan berhak mendapatkan kebahagiaan dan Tuhan hanya berpihak kepada mereka. Tetapi lewat sabda Yesus hari ini, justru ternyata Tuhan lebih berpihak kepada orang-orang kecil, orang miskin dan orang menderita dan juga berhap beroleh kebahagiaan hidup.
Sabda yang kita dengar hari ini tentu bukan hanya untuk orang-orang miskin, menderita dan orang kecil, tetapi juga ditujukan bagi semua orang yang merindukan kebahagiaan sejati. Justru Sabda bahagia inilah jalan menuju kebahagiaan sejati dan juga jadi jalan untuk mengupayakan kekudusan hidup. Sabda ini mengajak kita agar senantiasa berjiwa miskin di hadapan Tuhan, dalam arti seantiasa bersikap rendah hati, mengandalkan Tuhan dalam hidupnya, bukan memanggakan dan mengandalkan hal-hal duniawi. Dalam menghayati iman, kita seringkali pasti akan mengahdapi banyak tantangan dan bahkan mungkin mengalami penderitaan. Tetapi pada saat demikian, kita hendaknya tetap setia kepada Tuhan. Kesetiaan kepada Tuhan justru harus juga diwujudkan dengan perbuatan dan perliaku yang penuh cinta kasih, membawa dan melakukan perbuatan damai kepada sesama. Singkat kata, Sabda bahagia ini mengajarkan kita agar senantiasa mengarahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan, dan senantiasa untuk melakukan kehendak Tuhan, serta hidup baik sesuai dengan kehendak Tuhan walaupun untuk semuanya itu kita pasti akan mengalami tantangan dab bahkan penderitaan hidup. Inilah jalan untuk mengupayakan kekudusan hidup yang dengan pasti menghantar kita kebahagiaan sejati.
REFLEKSI:
1. Apakah ketika mengalami penderitaan hidup atau persoalan, kita masih merasa dikasihi Tuhan?
2. Kebahagiaan yang bagaimana kita rindukan dalam hidup ini?
Demikianlah Warta Gembira bagi kita hari ini.
Pengantar:
Santo santa dan orang kudus hanya ada dalam iman Gereja Katolik. Hal ini tentu sedikit atau rada membingungkan bagi banyak umat katolik, apalagi bila diminta mempertanggungjawabkan maksud dari iman ini. Dari Gereja atau agama lain mungkin akan mengatakan, “Kog seakan-akan orang katolik bisa menentukan seseorang masuk surga atau tidak dan juga bisa menentukan seseorang itu menjadi kudus atau tidak.” Kalau hal ini diperdebatkan, tentu akan menjadi perdebatan yang panjang dan mungkin tidak akan bisa ketemu, karena sudah menyangkut keyakinan dan teologi. Namun secara singkat dapat dikatakan bahwa ajaran ini mau menyatakan bagaimanapun hidup yang baik dari seseorang ketika hidup di dunia, pasti berkenan di hadapan Tuhan, sehingga ketika mereka sudah meninggal kita percaya bahwa mereka sudah menerima keselamatan kekal yang dijanjikan oleh Allah kepada mereka yang setia mengikuti Dia. Mengingat begitu banyaknya orang yang diyakini demikian, dan tidak mungkin lagi diperingati satu persatu, maka Gereja memperingati mereka dalam satu perayaan yakni perayaan semua orang Kudus. Inilah yang kita rayakan saat ini. Sebagai permenungan bagi kita dalam perayaan ini adalah, apakah kita bisa mencapai ‘kekudusan’ hidup pada masa sekarang ini?
PERMENUNGAN:
Injil yang kita dengarkan hari ini disebut dengan Sabda Bahagia. Kalau kita mendengar/membaca Injil hari ini dengan kacamata atau dari pola piker manusiawi kita, tentu kita merasa aneh bila Injil hari ini dikatakan Sabda bahagia, karena sarat dengan nasihat kepada orang yang tertekan dan menderita. Konsep atau criteria bahagia yang diwartakan dalam Injil ini berbeda dengan konsep atau criteria bahagia yang dipikirkan oleh banyak orang. Secara singkat dapat dikatakan bahwa bahagia menurut ‘dunia’ adalah semuanya tercukupi, jauh dari penderitaan. Dalam kenyataan hidup kita ketahui bahwa konsep demikian ternyata tidak menjadi jaminan untuk beroleh hidup bahagia. Sehingga jelas yang ditawarkan oleh Yesus lewat Injil hari ini adalah kebahagiaan sejati dan menjadi jaminan bahwa orang akan sampai kepada kebahagiaan tersebut.
Menurut para ahli, Sabda yang kita dengar ini memang ditujukan kepada para murid yang sedang mengalami penderitaan. Yesus menghibur dan menasihati mereka supaya mereka tetap bertekun dalam iman. Tentu Yesus tidak hanya sekedar menghibut tetap dibalik itu nyata bagi kita bahwa Tuhan perhatian, berpihak, berkenan dan mengasihi orang-orang kecil, menderita dan miskin. Di sinilah salah satu letak kebahagiaan kristiani, yakni bahwa Tuhan mengasihi kita. Berbeda dengan pikiran kita selama ini, yang mengatakan bahwa hanya orang kaya, yang tidak banyak menderitalah yang seakan-akan berhak mendapatkan kebahagiaan dan Tuhan hanya berpihak kepada mereka. Tetapi lewat sabda Yesus hari ini, justru ternyata Tuhan lebih berpihak kepada orang-orang kecil, orang miskin dan orang menderita dan juga berhap beroleh kebahagiaan hidup.
Sabda yang kita dengar hari ini tentu bukan hanya untuk orang-orang miskin, menderita dan orang kecil, tetapi juga ditujukan bagi semua orang yang merindukan kebahagiaan sejati. Justru Sabda bahagia inilah jalan menuju kebahagiaan sejati dan juga jadi jalan untuk mengupayakan kekudusan hidup. Sabda ini mengajak kita agar senantiasa berjiwa miskin di hadapan Tuhan, dalam arti seantiasa bersikap rendah hati, mengandalkan Tuhan dalam hidupnya, bukan memanggakan dan mengandalkan hal-hal duniawi. Dalam menghayati iman, kita seringkali pasti akan mengahdapi banyak tantangan dan bahkan mungkin mengalami penderitaan. Tetapi pada saat demikian, kita hendaknya tetap setia kepada Tuhan. Kesetiaan kepada Tuhan justru harus juga diwujudkan dengan perbuatan dan perliaku yang penuh cinta kasih, membawa dan melakukan perbuatan damai kepada sesama. Singkat kata, Sabda bahagia ini mengajarkan kita agar senantiasa mengarahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan, dan senantiasa untuk melakukan kehendak Tuhan, serta hidup baik sesuai dengan kehendak Tuhan walaupun untuk semuanya itu kita pasti akan mengalami tantangan dab bahkan penderitaan hidup. Inilah jalan untuk mengupayakan kekudusan hidup yang dengan pasti menghantar kita kebahagiaan sejati.
REFLEKSI:
1. Apakah ketika mengalami penderitaan hidup atau persoalan, kita masih merasa dikasihi Tuhan?
2. Kebahagiaan yang bagaimana kita rindukan dalam hidup ini?
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.