Renungan : 3 Nov 2010
Flp 2:12-18, Mzm 27:1,4,13-14, Luk 14:25-33
Apakah Anda termasuk orang yang setia? Tuhan menuntut kesetiaan total dari kita yang percaya kepada-Nya.Flp 2:12-18, Mzm 27:1,4,13-14, Luk 14:25-33
Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.
Demikianlah Warta Gembira bagi kita hari ini.
Ketika Gunung merapi meletus, banyak pemeritaan seakan hanya terfokus pada seseorang yakni mbah Marijan yang dikatakan sebagai juru kunci. Tanpa mempersoalkan benar tidaknya tentang apa yang dikatakan banyak orang sehubungan dengan mbah Marijan, dan apakah kita setujua atau tidak, ada satu hal yang menarik sebagai perbadingan bagi kita untuk memahami warta gembira hari ini, yakni diberitakan bahwa mbah Marijan mati karena setia pada prinsip, keyakinan dan ‘perintah’ yang dia emban. Terlepas dari penilaian atas semuanya itu, yang jelas dikatakan bahwa dia setia tetal pada apa yang diyakininya, bahkan dia mati karena kesetiaannya. Dia sungguh mengakar pada keyakinannya sehingga tidak bisa ‘tercabut’ dari keyakinannya itu, sehingga sebagaimana diberitakan dia tidak mau diajak turun dari gunung merapi.
Kesetiaan yang demikian kiranya sulit di temukan dalam hidup sekarang ini. Banyak orang yang dengan mudah berubah pikiran, banyak orang yang tidak mempunyai prinsip hidup atau kalaupun punya prinsip hidup, tapi prinsip yang keliru. Seringkali kita begitu bangga bila banyak orang banyak yang mengikuti ibadah, atau mengikuti suatu kegiatan. Tetapi apakah mereka semua yang hadir sungguh ‘menjadi pengikut’ yang setia?
Sama halnya sebagaimana yang kita dengarkan dalam Injil hari ini. Ketika orang banyak berbondong-bondong mengikuti Yesus, Yesus bukan bangga begitu saja, tetapi Dia mengingatkan mereka sehubungan dengan kesetiaan total dalam mengikutiNya. Yesus tentu tahu bahwa dari semua itu ada yang hanya ikut-ikutan, tidak sungguh-sungguh percaya kepadaNya dan tidak sungguh-sungguh mau menjadi pengikutNya. Perumpamaan yang kita dengarkan tentu bukan mau mengajarkan kita untuk membenci sesame kita, tetapi Yesus menuntut kesetiaan total dari para murid kepadaNya dan dalam kesetiaan itu, seorang murid harus siap memikul salib.
Nah bagaimana dengan kita, apakah kita sudah sungguh-sungguh menjadi murid yang setia kepada Yesus? Kita sering menjadi murid yang setengah-setengah. Kita mengatakan diri kita percaya kepada Yesus, tetapi kita juga ‘mempercayai’ hal yang bukan Yesus. Kalau kita sungguh-sungguh menjadi murid yang setia, tentu kita juga berani dan siap menerima ‘salib’ karena kesetiaan kita.
Menjadi murid yang setia kepada Yesus, bukan hal yang gampang dan sekali jadi. Kesetiaan iman kita harus senantiasa kita pupuk dan bina. Untuk itu Yesus mengajak kita untuk mengenal siapa diri kita, sehingga kita tahu bagaimana memelihara dan memupuk iman kita. Dengan mengetahui dan mengenal diri kita, kitapun dimampukan untuk ‘menjaduhkan’ diri dari hal-hal yang membuat kita tidak setia kepada Tuhan. Akhir kata, Warta Gembira hari ini, mengatakan kepada kita bahwa menjadei murid Yesus, dituntut kesetiaan total kepada Tuhan. Kita diajak untuk selalu berusaha membina kesetiaan kita kepada Tuhan.
REFLEKSI PRIBADI:
1. Apakah Anda termasuk orang yang setia?
2. Dalam hal apa Anda sering tidak setia kepada Tuhan?
Demikianlah Warta Gembira bagi kita hari ini.
Ketika Gunung merapi meletus, banyak pemeritaan seakan hanya terfokus pada seseorang yakni mbah Marijan yang dikatakan sebagai juru kunci. Tanpa mempersoalkan benar tidaknya tentang apa yang dikatakan banyak orang sehubungan dengan mbah Marijan, dan apakah kita setujua atau tidak, ada satu hal yang menarik sebagai perbadingan bagi kita untuk memahami warta gembira hari ini, yakni diberitakan bahwa mbah Marijan mati karena setia pada prinsip, keyakinan dan ‘perintah’ yang dia emban. Terlepas dari penilaian atas semuanya itu, yang jelas dikatakan bahwa dia setia tetal pada apa yang diyakininya, bahkan dia mati karena kesetiaannya. Dia sungguh mengakar pada keyakinannya sehingga tidak bisa ‘tercabut’ dari keyakinannya itu, sehingga sebagaimana diberitakan dia tidak mau diajak turun dari gunung merapi.
Kesetiaan yang demikian kiranya sulit di temukan dalam hidup sekarang ini. Banyak orang yang dengan mudah berubah pikiran, banyak orang yang tidak mempunyai prinsip hidup atau kalaupun punya prinsip hidup, tapi prinsip yang keliru. Seringkali kita begitu bangga bila banyak orang banyak yang mengikuti ibadah, atau mengikuti suatu kegiatan. Tetapi apakah mereka semua yang hadir sungguh ‘menjadi pengikut’ yang setia?
Sama halnya sebagaimana yang kita dengarkan dalam Injil hari ini. Ketika orang banyak berbondong-bondong mengikuti Yesus, Yesus bukan bangga begitu saja, tetapi Dia mengingatkan mereka sehubungan dengan kesetiaan total dalam mengikutiNya. Yesus tentu tahu bahwa dari semua itu ada yang hanya ikut-ikutan, tidak sungguh-sungguh percaya kepadaNya dan tidak sungguh-sungguh mau menjadi pengikutNya. Perumpamaan yang kita dengarkan tentu bukan mau mengajarkan kita untuk membenci sesame kita, tetapi Yesus menuntut kesetiaan total dari para murid kepadaNya dan dalam kesetiaan itu, seorang murid harus siap memikul salib.
Nah bagaimana dengan kita, apakah kita sudah sungguh-sungguh menjadi murid yang setia kepada Yesus? Kita sering menjadi murid yang setengah-setengah. Kita mengatakan diri kita percaya kepada Yesus, tetapi kita juga ‘mempercayai’ hal yang bukan Yesus. Kalau kita sungguh-sungguh menjadi murid yang setia, tentu kita juga berani dan siap menerima ‘salib’ karena kesetiaan kita.
Menjadi murid yang setia kepada Yesus, bukan hal yang gampang dan sekali jadi. Kesetiaan iman kita harus senantiasa kita pupuk dan bina. Untuk itu Yesus mengajak kita untuk mengenal siapa diri kita, sehingga kita tahu bagaimana memelihara dan memupuk iman kita. Dengan mengetahui dan mengenal diri kita, kitapun dimampukan untuk ‘menjaduhkan’ diri dari hal-hal yang membuat kita tidak setia kepada Tuhan. Akhir kata, Warta Gembira hari ini, mengatakan kepada kita bahwa menjadei murid Yesus, dituntut kesetiaan total kepada Tuhan. Kita diajak untuk selalu berusaha membina kesetiaan kita kepada Tuhan.
REFLEKSI PRIBADI:
1. Apakah Anda termasuk orang yang setia?
2. Dalam hal apa Anda sering tidak setia kepada Tuhan?
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.