RENUNGAN HARIAN :
SENIN 21 JANUARI 2013
(Peringatan Wajib St. Agnes, Hari keempat Pekan Doa Sedunia)
Ibr. 5:1-10; Mzm. 110:1,2,3,4; Mrk. 2:18-22
BACAAN INJIL:
Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus: "Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."
RENUNGAN:
Nilai suatu puasa bukan ditentukan oleh lama dan banyaknya tetapi tujuan dari tindakan puasa itu. Banyak cara dan alasan orang untuk berpuasa, baik itu alasan jasmani dan alasan rohani. Berpuasa menjadi kewajiban bagi orang beriman. Oleh sebab itu, orang-orang pada waktu itu heran ketika melihat murid-murid Yesus tidak berpuasa. Orang-orang itu melihat bahwa orang-orang Farisi dan meurid-murid Yohanes melakukan puasa tetapi murid-murid Yesus tidak berpuasa dan bahkan mungkin makan banyak. Orang-orang itu mempertanyakan hal ini kepada Yesus dengan bertanya, “Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?"
Mendanggapi pertanyaan itu, Yesus menjelaskan makna dan tujuan puasa. Para murid tidak berpuasa karena mereka sedang bersama diri-Nya yang adalah Tuhan. Dengan perumpaan tentang mempelai itu, Yesus menyatakan siapa diri-Nya yang sesungguhnya. Sehingga jelas bahwa tujuan berpuasa yang utama adalah semakin mendekatkan diri dengan Yesus Tuhan. Selanjutnya, Yesus menjelaskan bahwa tujuan berpuasa adalah untuk mengekang diri dari keinginan badan atau keinginan diri dan untuk semakin mendekatkan diri dengan Tuhan. Bagi kita orang beriman, puasa kita lakukan agar hidup kita sesuai dengan kehendak Tuhan. Dengan berpuasa orang harus menjadi hidup baru, hidup dalam Tuhan.
Kita tentu sudah banyak mendengarkan dan melakukan puasa dalam hidup kita.
Sebagaimana kami sebutkan di atas, nilai puasa yang kita lakukan bukan ditentukan oleh banyak dan bentuk puasa yang kita lakukan, tetapi ditentukan oleh tujuan. Apabila tujuan utama kita melakukan puasa demi mendekatkan diri kepada Tuhan dan sebagai upaya untuk mengubah hidup yang sesuai dengna kehendak Tuhan, itulah puasa yang sesungguhnya.
Betapa banyak dan sering kita melakukan puasa, tetapi hidup tidak semakin mendekatkan diri dengan Tuhan dan bahkan tidak ada perubahan diri dalam hidup kita. Itulah yang dikatakan oleh Yesus, seperti orang yang menambalkan kain baru ke kain lama, sehingga kain baru itu merobek kain lama. Atau seperti menyimpan anggur baru ke kantungan yang lama, sehingga anggur baru itu merobek kantungan lama sehingga anggur baru itu tumpah. Artinya bila hidup iman kita dan puasa kita lakukan, tetapi hidup kita tidak semakin dekat dengan Tuhan dan hidup kita tidak berubah seperti yang dikehendaki Tuhan, apa yang kita lakukan menjadi sia-sia begitu saja. Puasa harus mengubah hidup kita seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.