RENUNGAN HARI BIASA: KAMIS 31 JANUARI 2013
(Peringatan Wajib St. Yohanes Bosko)
Ibr. 10:19-25; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Mrk. 4:21-25
BACAAN INJIL:
Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap. Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" Lalu Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya."
RENUNGAN:
Semua orang pasti berpikir sama bahwa cahaya itu sangat penting bagi kehidupan kita. Oleh sebab itu bila hampir malam, orang akan menyalakan cahaya, baik itu dengan menyalakan listrik atau lampu biasa. Dari sebab itu pula, bila saat malam listrik padam dan semua menjadi gelap, kita pasti merasa gelisah dan tidak sedikit orang yang takut dalam kegelapan malam. Orang takut dalam gelap karena seringkali bukan karena kita tidak bisa melihat sekitar kita tetapi juga karena sering dikatakan bahwa dalam gelap itu, hantu bergentayangan.
Benar atau tidak sehubungan dengan hal ini, itu bukan urusan kita karena cerita demikian seringkali dibuat hanya untuk membuat kita takut. Yang terpenting bagi kita dalah betapa pentingnya cahaya dalam kehidupan kita. Namun sebenarnya ada cahaya yang lebih penting bagi kehidupan kita ini. Cahaya itu bukan hanya membuat kita dapat melihat dunia sekitar kita tetapi juga bisa membuat kita melihat apa yang tidak tampak oleh mata kita.
Cahaya itu adalah iman kita. Iman kepada Yesus adalah cahaya atau pelita hidup kita yang memampukan kita melihat Tuhan dan berkat-Nya dan yang akan menuntun kita ke kehidupan kekal, hidup seturu kehendak Tuhan.
Namun sayang, seringkali pelita iman kita tidak benyala dalam kehidupan kita sehingga tidak dapat menerangi hidup kita dan hidup sesama di sekitar kita. Pelita iman itu tidak bernyala bukan karena kehilangan cahayanya, tetapi karena kita sendiri yang membuatnya demikian.
Mungkin karena pelita iman itu kita tutupi. Kita sengaja menutupinya karena kita lebih senang hidup dengan segala kelemahan dan keinginan kita. Sebab memang seringkali kehendak iman kita berbeda dengan keinginan kita, dan kita lebih bepihak pada keinginan atau kesenangan kita sendiri.
Pelita iman itu juga tidak bercahaya karena kita simpan atau tidak kita tempatkan pada fungsinya. Kita berpikir bahwa beriman itu hanya salah satu bagian dari sisi kehidupan kita, yakni menganggap bahwa iman itu hanya suatu liturgi atau perayaan yang kita rayakan di Gereja atau ketika perayaan.
Padahal iman itu harus hidup dalam semua kehidupan kita. Iman itu tidak boleh disembunyikan, tetapi harus dinyatakan dalam kehidupan sehati-hari. Iman kita juga harus mampu menerangi hidup sesama kita sehingga orang lain juta dapat sampai kepada Tuhan.
Maka semoga iman kita sungguh menjadi pelita kehidupan baik bagi kita dan bagi sesama kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.